"Pa, Angel itu keponakan kita! Hanya kita satu-satunya keluarga yang Angel punya sekarang!" Kata Lisa yang tidak terima dengan kata-kata Bimo barusan.
"Iya Pa, jika kita gak nerima Angel untuk tinggal disini, Angel bakalan tinggal dimana?!" Vino yang juga mulai emosi. Tidak setuju dengan ucapan Ayahnya.
"Jika kalian gak setuju sama kata-kata Papa, kalian juga harus pergi dari rumah ini! Kenapa kalian bisa tahan dengan anak gila itu? Lihat tangan dan kakimu! Semuanya memar karna ulah anak gila itu!" ujar Bimo berteriak karna emosi, sambil menunjuk luka di tangan dan kaki Lisa, istrinya. Yang tidak sengaja terkena barang-barang yang Angel lemparkan di sana-sini, saat Lisa hendak menghantarkan makanan ke kamar nya.
Angel masih tetap mendengarkan dalam diam. Terdengar Lisa bicara lagi.
"Ok, kita gak akan ngusir Angel. Tapi mengantarnya ke rumah sakit jiwa. Itu sudah menjadi keputusan Mama, Pa. Dan gak boleh di bantah. Kalo Papa gak mau ikut campur ngurusin Angel, biar Mama aja!" Tegas Lisa.
"baiklah, Papa setuju. Asalkan anak itu gak tinggal di rumah kita" final Bimo.
Suasana pun menjadi hening, tidak ada yang berbicara. Sampai Bimo beranjak pergi menuju kamarnya dan di susul oleh Lisa. Sementara itu, Vino juga pergi ke kamarnya. Begitu juga dengan Angel.
👻👻👻
Angel menyandarkan badan nya ke dinding, dan duduk sambil memeluk kedua lutut nya. Dia masih tidak menyangka dengan situasi yang terjadi beberapa menit yang lalu, rasanya masih sesak menerima kenyataan itu.
Selain di rumah ini, Angel harus kemana. Dengan kondisi nya yang berantakan seperti ini.
Tapi, Angel juga berfikir, sebaiknya dia memang tidak tinggal disini. Dia tidak mau terus-menerus merepotkan Lisa, tantenya.
Tapi, dia juga tidak mau ke rumah sakit jiwa, menurut Angel, dia udah sembuh!Setelah beberapa saat berfikir. Angel mengusap jejak air mata nya dengan kasar. Baiklah, besok pagi Angel akan pergi dari rumah ini. Tapi Angel tidak mau kabur-kaburan, dia tetap akan berpamitan dengan keluarga ini. Bagaimana pun Lisa sangat baik padanya, dia tidak mau membuat tantenya itu khawatir jika ia tiba-tiba menghilang.
Angel pun beranjak ke kasur untuk kembali tidur.
👻👻👻
Tepat pukul 05:00 pagi, Angel bangun. Ia bergegas ke dapur. Rencananya dia mau memasak sarapan untuk Lisa dan keluarganya sebelum pergi. Sebagai tanda terima kasih nya untuk mereka. Walau tidak seberapa, tapi hanya ini yang bisa dia lakukan.
Tidak terasa waktu berlalu dengan cepat.
Pukul 06:00, saatnya Lisa ke dapur untuk memasak sarapan pagi untuk mereka.Angel yang sudah selesai memasak, tampak sedang menghidangkan makanan ke atas meja.
"Angel kamu ngapain disini?!" Suara Lisa yang melihat Angel, kehadiran Angel di dapur pagi ini membuat nya sangat terkejut.
"Angel lagi masak buat sarapan kita Tante" jawab Angel sambil terus menata makanan ke atas meja.
Lisa memandang Angel kaget, khawatir, senang, bingung, semuanya campur aduk. kemudian berjalan lebih mendekat ke arah Angel. "Tapi....apa kamu udah sembuh?" Tanya Lisa lagi.
"Iya Tante, Angel udah sembuh sejak kemarin" kata Angel senang, sambil mengulas seutas senyum.
Lisa langsung memeluk Angel, memeluk nya dengan erat, memeluk keponakannya yang baru saja sembuh.
Dari wajah Lisa terlihat ia sangat bahagia melihat Angel yang benar-benar sudah sembuh. Angel pun membalas pelukan wanita yang sudah dia anggap seperti ibu kandung nya itu. Angel sedang tidak mau menangis sekarang, tapi rasa sedih bercampur haru ini berhasil membuat setetes cairan bening itu jatuh meluruh ke pipi nya."Tapi Angel" Ujar Lisa sambil melepas pelukannya. " Apa kamu....denger percakapan Tante dengan Om kemarin?" Suaranya memelan di akhir.
Angel mengangguk "Iya Tante, Angel denger semuanya. Tapi Angel seneng Tante sama Vino membela Angel" ucap Angel, sambil tersenyum masam.
"Mulai sekarang Tante gak bakalan masukin kamu ke rumah sakit jiwa. Kamu akan tetap di sini. Tinggal bareng Tante" Lisa menggenggam erat tangan Angel, sambil mengelus pucuk kepala Angel dengan lembut.
"Maaf Tante Angel gak bisa, Angel tahu, Angel udah banyak ngerepotin Tante. Jadi, Angel udah putusin, kalo hari ini Angel bakalan pergi dari rumah ini"
"Gak Angel! Tante gak bakalan biarin kamu pergi, kamu pikir hidup sendiri itu mudah, gak Angel. Kalo kamu pergi kamu mau tinggal dimana?!" Lisa yang mulai emosi menanggapi kata-kata Angel. Angel bisa melihat betapa khawatirnya Lisa dengan dirinya. Tapi bagaimana pun juga keputusan Angel sudah bulat.
"Gak papa Tante, kalo masalah tempat tinggal kan, Angel bisa cari kontrakan, dan Tante gak usah khawatir. Angel bakalan jaga diri kok" suara Angel. Berusaha meyakinkan Lisa bahwa dia tidak apa-apa jika tinggal sendiri.
"Tapi Angel, hidup sendiri itu sulit banget, belum lagi biaya hidup kamu sehari-hari dan kamu juga harus sekolah. Kamu gak mikirin itu?" Lisa masih tetap kekeuh membujuk Angel untuk tetap tinggal di sini.
"Gak papa Tante. Untuk biaya sekolah, dan biaya sehari-hari Angel ada kok. Kan uang peninggalan orang tua Angel masih ada sedikit. Nanti kalo kurang, Angel kan bisa kerja Tante. Angel sekarang harus mulai mandiri. Jadi, Tante jangan khawatir yah.." kata Angel sambil tersenyum manis berupaya untuk meyakinkan Lisa.
"Tapi Angel..."
"Sudahlah Tante" Angel memotong kata-kata Lisa yang tertahan di ujung bibir, pagi ini Angel tidak mau berdebat.
"Ayo kita makan. Angel udah nyiapin ini semua untuk kalian" terlihat Lisa masih menatap Angel dengan tatapan sedih, lebih tepatnya iba.
"Ayo Tante. Tante bangunin Om Bimo, biar Angel yang bangunin Vino"Angel pergi menuju lantai atas, ke kamarnya Vino. Meninggalkan Lisa yang masih terdiam menatap punggung sempitnya dan menghilang setelah menaiki tangga.
👻👻👻
Sesampainya di depan kamar Vino. Angel berhenti. Ia menarik napas terlebih dahulu. Rasanya dia tidak mau meninggalkan sosok laki-laki sekaligus kakak sepupu yang sudah sangat baik pada nya itu.
Di bukanya pintu kamar itu perlahan. Rasanya air mata nya ingin tumpah saat itu juga, tapi masih bisa dia tahan.
Terlihat Vino masih tertidur lelap di atas ranjang nya.
Berjalan ke arah jendela, Angel membuka gorden yang menutupi nya hingga matahari pagi memancarkan cahayanya menembus kaca masuk ke dalam kamar tersebut.
Angel mendekati ranjang Vino, dan duduk di tepian kasurnya.
"Vino bangun! udah pagi, matahari udah mulai naik tuh. Ayo turun, Angel udah siapin sarapan buat Vino!" Kata Angel sambil sedikit mengguncangkan badan Vino.Vino malah memalingkan wajahnya, sambil menutup kepalanya dengan bantal. "Iyaaa, bentar lagi gue bangun" ucapnya malas.
'anak perempuan siapa nih yang bangunin gue pagi-pagi begini, apa itu Angel? Ah, Gak mungkin pasti ini cuman mimpi' batin Vino.
"Vino! Ayo bangun! Bandel banget sih!" Ujar Angel lagi sambil menggoyang kan badan Vino lebih keras.
"Ha! Ini bukan mimpi!" Ucap Vino tiba-tiba, beranjak duduk dan langsung menatap Angel.
"Apasih?!" Angel yang kaget, malah menatap Vino sambil berkejab beberapa kali.
TBC
Jangan lupa vote ⭐

KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Senja
Fiksi RemajaTangan Langit terangkat untuk menghapus jejak air mata Senja yang masih menetes. Tapi tangannya menembus kepala Senja. "Eh, gak bisa ya" ujar Langit terkekeh sambil menarik tangannya dan menggaruk belakang lehernya yang tidak gatal. "Lupa kalo Lo ha...