"iya makasih ya Langit" ujar Lisa tulus.
"Iya Tante sama-sama" balas Langit.
Langit pun keluar dari rumah Vino, tapi ia tidak benar-benar pulang. Langit bergegas ke danau karena tadi Langit bersama Senja. Langit harus cari Senja, tidak mungkin ia tinggalkan Senja sendiri.
Sesampainya di tepi danau, Langit kesusahan mencari Senja, ternyata tidak segampang itu mencari keberadaan Senja. Karena orang-orang semakin ramai di danau menyaksikan perayaan tahun baru.
Langit mengedarkan pandangannya ke sekeliling, tapi tetap saja Senja tidak tertangkap oleh netranya.
"Kemana dia?" Gumam Langit. "Ohhh gue tau"
Langit pun bergegas ke suatu tempat di tepi danau. Langit berlari kecil menuju ke sebuah pohon yang terdapat ayunannya di sana.
Tidak salah lagi, ternyata Senja ada disana.Senja tidak sedang duduk di atas ayunan, tetapi di rerumputan di bawah pohon itu sambil matanya terus menatap ke arah kembang api yang indah di atas sana.
Langit pun bernafas lega, dan menghampiri Senja. Langit mendudukkan dirinya di sebelah Senja.
"Langit, apa Senja nyerah aja kali yah" belum juga Langit menyapanya, Senja sudah lebih dulu mengatakan hal itu, air matanya mulai menetes.
"Maksud Lo" ujar Langit karena kurang paham akan pernyataan Senja.
"Senja nyerah aja, Senja nggak usah cari masa lalu Senja. Senja nggak apa-apa kok kalo harus gentayangan terus" ujar Senja sambil menunduk.
"Kok Lo tiba-tiba bilang gitu sih?" Tanya Langit bingung.
Senja kan sudah mendapat pencerahan akan masa lalunya. Dan Langit sudah sejauh ini membantunya, cuman sedikit lagi, cuman mencari tahu sedikit lagi Senja mungkin bisa tenang dan nggak gentayangan lagi.
"Ya Senja nggak sanggup lagi. Tadi aja Senja udah bikin Vino pingsan, pasti kedepannya Vino jadi takut dan benci sama Senja. Waktu itu juga Senja pernah bikin Langit pingsan kan, Senja cuman bisa nyusahin Langit terus" Senja semakin terisak.
Langit gelagapan, kenapa bisa seperti ini.
"Lo nggak pernah nyusahin gue kok. Pliss Ja, jangan nyerah. Kita jalanin aja kayak biasa, kita cari masa lalu Lo. Pasti bisa kok" ujar Langit berusaha meyakinkan.Senja menggeleng
"Senja udah nggak bisa, makasih Langit" Senja tiba-tiba menghilang.Langit terperanjat, kaget sekaligus panik.
Kenapa Senja tiba-tiba seperti itu.Langit berdiri dan mencoba mencari Senja, ia menyusuri taman di sekitar danau.
"Senja! Lo di mana?!" Teriak Langit memanggil-manggil Senja.
"Jawab gue Ja!"
Tidak sedikit orang yang memperhatikan Langit berteriak Seperti itu.
"Ja Lo di mana?! ANGEL!!" tetapi Senja tak kunjung muncul.
Akhirnya Langit memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Ia berjalan gontai memasuki rumahnya.
"Udah jam berapa ini?!" Tiba-tiba Ria sudah berdiri sambil berkacak pinggang menatap nyalang ke arah Langit.
Langit menghela nafasnya lelah.
"Aduh Ma, jangan sekarang deh ya. Langit capek banget, beneran deh"setelah mengucapkan itu Langit kembali berjalan gontai menuju kamarnya di lantai atas, mood nya hancur seketika sesaat setelah Senja menghilang tadi.
"Kenapa tuh anak, lemes banget. Nggak kayak biasanya" gumam Ria dan kembali ke kamarnya.
Langit menghempaskan badannya ke kasur, dan menatap hampa langit-langit kamar.
![](https://img.wattpad.com/cover/273457994-288-k246116.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Senja
JugendliteraturTangan Langit terangkat untuk menghapus jejak air mata Senja yang masih menetes. Tapi tangannya menembus kepala Senja. "Eh, gak bisa ya" ujar Langit terkekeh sambil menarik tangannya dan menggaruk belakang lehernya yang tidak gatal. "Lupa kalo Lo ha...