Jantungku berdebar
Aku terbaring dibawah langit biru cerah menatapmu yang bersinar
Aku terpana, tak sadar terus menatapmu hingga aku buta
Aku terjebak, hanya kau yang bisa kulihat
Aku terperangkap, dalam peluk eratmu yang hangat
Aku jatuh
Padamu yang tak abadi
Aku masih menatapmu disini, saat kau tenggelam diujung hari
Menyaksikanmu pergi, dan hilang
Meninggalkanku dalam gelap
Membiarkanku mati membeku
Bersama rindu akan hangatmu
🍂
🍁
🍂
🍁
🍂
July 11Brakkk
Suara gebrakan pintu yang memekakkan telinga berhasil mengejutkan seisi ruangan, bukan hanya manusia-manusia yang berada disana yang dikejutkan, tapi kaca jendela, dinding ruangan, bahkan papan tulis, ikut bergetar karena ulah sipelaku barusan.
Semua mata mengarah pada titik yang sama, seseorang yang kini tengah berdiri diambang pintu sana. Seorang laki-laki bertubuh tinggi dengan wajah tampan yang tanpa ekspresi.
Dia hanya diam, namun semua orang tahu mata coklatnya itu tengah bergerak kesana kemari menatap satu persatu orang didalam sana.
Siapa yang dia cari? Menjadi pertanyaan yang muncul dalam setiap kepala. Seakan menjawab pertanyaan mereka, laki-laki itupun bergerak sesaat setelah matanya bertubrukkan dengan mata seseorang yang berada dibelakang sana.
Mata semua orang mengikuti kemana kaki panjangnya itu melangkah, dan disanalah dia berdiri sekarang. Dihadapan seorang gadis yang sedari tadi menatapnya heran, sama seperti yang lainnya.
"Kenapa menatapku?" gadis itu bersuara.
Bukannya menjawab, laki-laki yang lebih tinggi darinya itu malah mengambil tangannya, menariknya begitu saja tanpa meminta persetujuannya. Lantas gadis itu merasa panik. "Hey! Apa-apaan?" katanya tak terima, setidaknya laki-laki itu bisa kan bersikap sopan dengan mengatakan maksudnya terlebih dulu dibandingkan dengan menariknya dengan paksa seperti ini?
Tapi laki-laki itu tampak abai, dia menulikan telinganya sembari terus menarik sang gadis, memaksanya ikut dengannya. Dan rupanya, sikap tidak sopannya itu berhasil menarik perhatian semua orang. Bukan hanya teman-teman sekelasnya yang dibuat heboh, tapi kini, saat mereka berjalan dikoridor pun, orang-orang yang penasaran dengan aksi yang tengah dilakukan laki-laki berstatus keponakan Direktur Sekolah itu semakin membuat gaduh.
"JASON, KAU GILA? Apa maumu sebenarnya!?"
Gadis itu berteriak, untuk yang kesekian kalinya. Namun tetap saja, laki-laki bernama Jason itu membungkam mulutnya, memilih terus berjalan dengan langkah besar membuat gadis itu kewalahan.
Hingga tiba saatnya dia menghentikan langkahnya. Gadis itu merasa lega, Jason yang merupakan teman satu kelasnya itupun juga melepaskan tangannya, namun dia tidak pernah menduga bahwa hal yang selanjutnya Jason lakukan adalah menyentuh punggungnya, lalu mendorong dia kedepan, membuatnya berteriak, dan berakhir tersungkur kelantai.
Sakit sekali.
Gadis itu mengumpat dalam hati, dia yakin lututnya akan memerah karena bertubrukan dengan lantai yang keras itu. Namun seketika jantungnya berdebar tatkala ia menatap sepasang sepatu hitam berada tepat didepan matanya. Jadi, kini dia sedang berlutut? Pada siapa? Gadis itu tiba-tiba saja merasa tegang, dia memberanikan diri untuk mendongakkan kepala. Pada saat matanya bertemu dengan sipemilik sepatu hitam, saat itulah gadis itu sadar.
Badai akan segera datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
BE YOURS : The Sun | Jingga Untuk Judith
Romance"Matahari tetaplah matahari, aku lupa bahwa dengan kehangatannya dia telah menyingkirkan Malam" *** Bagian pertama, dari trilogi #BEYOURS • BE YOURS Chapter : The Sun / Jingga Untuk Judith ©charisa, 2022