08. Petter and Tink

27 2 11
                                    

"Kita bertemu di stasiun pukul 4"

"Kau sungguh ingin pergi dengan kereta?"

"Hm, jangan khawatir, aku tidak akan telat!"

"Ya, aku percaya, kau selalu tepat waktu. Aku hanya berpikir--kenapa kau tidak minta antar supirmu?"

"Aku suka naik kereta, sudahlah"

"Baiklah, biar aku yang mengantarmu pulang nanti"

"Jangan terlalu memikirkanku, yang penting kita bertemu"

"Ya, baiklah, kalau begitu hati-hati dijalan"

"Ya, aku tutup ya telponnya"

"Oke, sampai bertemu nanti!"

Tuttt tuttt tuttt

"Liam!"

Pemuda yang baru saja menutup telpon itu beralih menatap sahabatnya. "Apa?" sahutnya.

"Kau belum melihat pesan Judith? Dia bilang hari ini dia ikut pulang bersamamu, jadi tunggu dia" jelasnya seperti yang Judith pinta beberapa saat yang lalu.

Penjelasan Kiano membuat Liam terdiam sesaat, dia tidak menduga jika Judith ikut pulang dengannya hari ini. Masih dengan ekspresi tenang, ia lalu kembali membuka ponsel dan menemukan pesan Judith disana.

From : Judithrose
Aku ikut pulang!
Liam, aku ikut pulang!
Jangan tinggalkan aku, ya! Tunggu aku!
Liam baca pesanku!
Kau sedang menelpon seseorang?

To : Judithrose
Iya, aku tunggu

Liam menghela nafas, lalu beranjak dari tempatnya dan pergi dari kelas. Dia menunggu gadis itu cukup lama, entah apa yang sedang dilakukannya. Baru saja Liam akan menelponnya gadis itu muncul dengan tiba-tiba.

"Maaf membuatmu menunggu agak lama!" Liam mendengus, agak kesal. Ia lalu mulai memimpin jalan.

"Kau kesal? Astaga, maafkan aku!"

Tanpa buang waktu lagi mereka langsung menuju parkiran dan naik kemobil jemputan Liam yang sudah terparkir disana sejak Bell pulang dibunyikan.

"Tidak jadi kerumah Arion?" tanya Liam memulai percakapan.

"Jika aku jadi pergi aku tidak akan disini bersamamu, Liam" jawabnya.

"Maksudku kenapa tidak jadi pergi?" Koreksi Liam.

Judith menghela nafas lalu menyandarkan tubuhnya kebelakang duduk dengan nyaman. "Perginya lain kali saja, saat kau bisa" ujarnya kemudian tersenyum lebar.

"Kau bisa pergi tanpa aku" timpal Liam.

"Lebih seru jika bersamamu"

"Arion pasti kecewa" mendengar itu Judith langsung menggelengkan kepala. "Dia bilang tidak apa-apa, aku bisa datang kapan saja" belanya.

"Tapi kau bilang akan datang hari ini sebelumnya"

Judith berdecak. "Jangan membuatku merasa bersalah, Arion tidak terlihat kecewa sama sekali, dia sangat baik padaku" ucapnya dengan nada kesal.

Liam menganggukkan kepala.

Dia tahu sahabatnya mulai kesal, tapi bukannya berhenti, Liam justru kembali menjawab dan melanjutkan perdebatan kecil mereka. "Dia terlalu baik, dia tidak mungkin menunjukkan kekecewaannya padamu" mendengar itu Judith langsung mengambil posisi duduk tegak.

Dia lalu menatap Liam dengan kening berkerut tanda bingung. "Kenapa aku merasa--disini kaulah yang kecewa aku tidak pergi?" tanya gadis itu tiba-tiba dengan raut penuh curiga.

BE YOURS : The Sun | Jingga Untuk JudithTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang