Judith melihat sekilas jam yang melingkar ditangan kirinya lalu berhenti melangkah tepat didepan sebuah rumah ber cat putih yang merupakan tempat tinggal Laura. Dia sudah dengar dari Arion tentang kejadian kemarin yang menimpanya, itu sebabnya dia memutuskan untuk pergi menemuinya sebelum berangkat sekolah karena mengkhawatirkan keadaannya.
Dari luar rumah itu tampak sepi, mata Judith bergerak menelusuri sekitar rumah yang sepertinya tak berpenghuni. Apakah Laura sudah pergi? Tanyanya dalam hati.
Tanpa buang-buang waktu dia pun melangkah memasuki halaman rumah itu dan mengetuk pintu.
"Laura!"
Tok tok tok
"Laura kau dirumah?"
"Ini aku, Judith!"
Tak ada sahutan sama sekali dari dalam sana, Judith mencoba melihat kedalam lewat kaca jendela namun tetap tak menemukannya. Hingga tiba-tiba seseorang datang menghampirinya.
"Nak, gadis itu tidak ada di rumah" katanya membuat Judith berbalik menatapnya.
"Oh, dia sudah berangkat sekolah, ya?"
Wanita itu menggelengkan kepala. "Dia pergi sejak kemarin, bersama seorang laki-laki, kurasa kerabatnya" jawabnya yang langsung mengantarkan Judith pada satu nama.
Noah?
"Begitu ya? Terima kasih banyak" wanita itu mengangguk sebelum akhirnya pergi.
Judith termenung ditempatnya.
Dia yakin jika Noah lah yang dimaksud wanita tadi. Apakah Laura baik-baik saja? Kenapa dan kemana mereka pergi? Kini Judith mulai khawatir, tak mau terus menerus memikirkan kemungkinan-kemungkinan buruk yang terjadi akhirnya diapun memutuskan untuk menelpon Noah dan menanyakannya sendiri.
"Hallo, Noah"
"Judith? Jadi aku benar-benar sedang bicara denganmu?"
"Ya, ini aku, kenapa?"
"Tidak, aku hanya terkejut melihat namamu lagi dilayar ponselku. Sejujurnya, aku sangat merindukanmu"
Perkataan Noah membuat Judith terdiam. Dia menelponnya tanpa memikirkan apapun, satu-satunya hal yang ada dikepalanya adalah menanyakan keadaan Laura. Dia tak tahu jika bicara kembali dengan Noah setelah cukup lama, akan membuatnya kembali mengingat kenangan-kenangan mereka.
Judith mengira dia sudah benar-benar melupakan Noah. Mungkin iya, sebelum dia mendengar Noah berkata dia merindukannya dan berakhir saat itu juga, sebab kini kondisi hati Judith seolah kembali seperti hari dimana mereka berpisah. Gadis itu menahan nafas dan menggelengkan kepala, mencoba mengumpulkan akal sehat dan terus mengingat jika dirinya dan Noah sudah berakhir dan tak akan mungkin lagi bersama.
"M-maaf jika mengganggumu. Aku hanya ingin tahu apakah Laura baik-baik saja? Aku didepan rumahnya untuk melihat keadaannya tapi seseorang bilang dia pergi bersama kerabatnya, dia bersamamu kan?"
"Oh, Laura ya, dia memang bersamaku, aku tidak bisa bilang dia baik-baik saja tapi kau tidak perlu khawatir karena aku bersamanya"
"Di-dia tidak baik-baik saja?" Judith kehilangan kata-katanya, apa maksud Noah?
"Ya, semua ini gara-gara Kim gadis gila itu, kau juga pernah berada diposisinya, kau pasti tahu bagaimana rasanya"
Ya, Judith bisa mengerti bagaimana perasaan Laura. Dia tahu betul apa yang di alaminya, dia pernah berada diposisinya, dia tahu betapa menyiksanya menghadapi Kim.
"Noah, maafkan aku. Aku benar-benar tidak berguna, aku tidak bisa melindungi Laura" Judith benar-benar menyesal, dia dan Laura berada dikelas yang sama, Liam bahkan sudah memintanya lebih memerhatikannya, tapi Judith tetap tak bisa menjaganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BE YOURS : The Sun | Jingga Untuk Judith
Romance"Matahari tetaplah matahari, aku lupa bahwa dengan kehangatannya dia telah menyingkirkan Malam" *** Bagian pertama, dari trilogi #BEYOURS • BE YOURS Chapter : The Sun / Jingga Untuk Judith ©charisa, 2022