"Aku tidak menduga kau membawa gadis itu, kau sengaja? Awwww, shhh pelan-pelan, Jason!"
Kim menyentuh luka dikepalanya yang baru saja Jason obati, selesai mengobatinya pemuda itu melengos mendekati cermin dan mulai mengobati dirinya sendiri.
Saat ini mereka berada dikamar Jason, dia berencana membawa Kim ke rumah sakit untuk mengobati lukanya, namun gadis itu menolak dengan mengatakan jika dirinya baik-baik saja. Jason tak memaksa, sebab jika Kim benar-benar tak bisa menahannya dia sendiri yang akan meminta Jason mengantarnya kesana. Itu sebabnya dia memutuskan untuk langsung pulang ke rumah Omanya.
"Dia ada di hadapanku saat aku akan pergi, jadi aku menyeretnya dan membawanya pergi" jawab pemuda itu sembari sibuk merapihkan kotak p3k, sebelum akhirnya melempar itu sembarangan ke sofa.
"Jika gadis itu mengadu kau akan berurusan lagi dengan William" sahut Kim membuat Jason terkekeh.
Pemuda itu menatap Kim yang duduk diujung tempat tidur. "Biarkan saja, aku tidak takut pada William" katanya tak peduli sama sekali.
Kim berdecak, diapun tak masalah jika Jason harus berkelahi lagi dengannya, dia hanya takut Jason memilih untuk tak melawan seperti sebelumnya. Melihatnya berkelahi sudah biasa baginya, namun melihatnya yang babak belur sendirian sungguh tak bisa Kim terima.
"Ya, persis seperti dulu, kau akan bersikap seperti orang bodoh yang hanya menerima pukulannya tanpa melawan" kata Kim sinis.
Jason mengangkat bahunya, tak peduli dengan komentar Kim. Dia berjalan menuju tempat tidur lalu membaringkan tubuhnya dengan nyaman. "Kau juga tahu alasanku tidak melawan" jawab pemuda itu membuat Kim memutar bola matanya.
"Karena kau merasa bersalah telah menampar gadis itu" ucap Kim yang sudah tahu perangai Jason. "Kau juga membuatnya menangis tadi, jika dia mengadu dan William mengamuk lagi, kau akan diam lagi karena merasa bersalah lagi" sambung gadis itu dengan nada mengejek.
"Bukankah harusnya memang begitu? Jika kau berani berbuat sesuatu maka jangan takut menghadapi akibat dari perbuatanmu itu" jawab Jason tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.
"Terserah, aku akan menginap"
"Terserah, asal jangan tidur di kamarku"
Kim tak membantah, jika dia memaksa pun Jason akan mengusirnya.
"Omong-omong, kau tidak marah saat kubilang Noah melukaiku. Kau sudah tidak peduli aku?" Tanya Kim yang memang kecewa dengan itu.
Mata Jason mungkin fokus pada game yang sedang dia mainkan, meski begitu dia tetap mendengar semua yang Kim katakan. "Kau berbohong. Mengakulah, kau yang membuat luka itu sendiri kan?" Katanya membuat Kim terdiam.
"Bagaimana kau tahu?" Tanya gadis itu sembari menoleh kebelakang, menatap Jason.
"Kau tidak pernah menangis saat melukai dirimu sendiri" Kim terdiam lalu memalingkan wajahnya. "Tapi akan langsung menangis bahkan mengamuk saat orang lain menyakitimu" sambungnya berhasil membuat Kim merengut.
Dia benar-benar mengetahui segalanya. Batin Kim.
"Kenapa kau membuat luka itu?" tanya Jason pada akhirnya.
"Noah menyuruh Laura memukulku, tapi gadis itu tidak mau. Dia mengancamnya, jika dia menolak maka Noah lah yang akan memukulku untuknya. Aku membenturkan kepalaku dan bilang pada mereka akan mengadukannya padamu bahwa luka ini adalah perbuatan Noah" jelas Kim cepat, merasa kesal saat harus kembali mengingatnya.
"Gadis jahat" umpat Jason.
"Kau pikir kau baik?" sewot Kim.
"Berhenti menyakitinya"
KAMU SEDANG MEMBACA
BE YOURS : The Sun | Jingga Untuk Judith
Romance"Matahari tetaplah matahari, aku lupa bahwa dengan kehangatannya dia telah menyingkirkan Malam" *** Bagian pertama, dari trilogi #BEYOURS • BE YOURS Chapter : The Sun / Jingga Untuk Judith ©charisa, 2022