"Baiklah, anak-anak! Aku akan menutup bab ini dengan sebuah tugas yang harus kalian selesaikan selama satu minggu. Tugasnya sudah pasti membuat lukisan, tapi sebelum itu aku ingin kalian maju satu persatu dan ambil satu kertas dalam toples yang sudah ku sediakan" ujar sang guru didepan setelah mengeluarkan toples kecil dalam tasnya.
Satu persatu orang pun mulai maju dengan tertib, mengambil kertas kecil yang digulung dalam toples, kemudian kembali ketempat duduk masing-masing.
"Kalian bisa membukanya dan mulai mencari kaitan dari kata atau kalimat yang kalian dapat dengan milik teman yang lainnya. Setelah itu, kalian akan tahu siapa yang akan menjadi teman sekelompok kalian, mengerti?"
Semua orang mengangguk paham kemudian dengan kompak menjawab. "Mengerti!"
"Baiklah, itu saja untuk hari ini. Akan aku jelaskan lebih lanjut mengenai tugas ini dipertemuan berikutnya. Sampai nanti!" pamit sang guru kemudian pergi meninggalkan kelas.
Semua orang mulai bangkit dan saling bertukar petunjuk untuk menemukan teman sekelompok mereka, berbeda dengan Judith yang masih diam ditempatnya, menatap malas kertas kecil berwana merah yang dia bawa. Ada banyak orang yang telah menemukan teman sekelompoknya dan kebanyakan dari mereka hanya berisi dua orang anggota.
Mau tak mau Judith bangkit berdiri, ia lalu membuka gulungan kertas miliknya dan membaca isinya.
The Starry Night
Memandangnya sesaat, namun otaknya tak kunjung bekerja. Dia tidak tahu apa maksud dari petunjuknya, dia harus segera mencaritahunya.
"Bell, tahu sesuatu tentang ini?" Judith menunjukkan kertas miliknya.
Bell melihatnya sesaat sebelum kemudian menggelengkan kepala. "Mungkin Mia tahu" jawabnya sembari mengangkat bahu.
"Dimana Mia?" Judith menatap sekitarnya mencari sahabatnya.
"Mau saran dariku?" Tanya Bell membuat Judith kembali menatapnya. "Tanya semua orang dari ujung ke ujung" sambung gadis itu.
Judith tak banyak berkomentar, dia mengikuti saran Bell dan mulai bertanya pada satu persatu orang dikelas. Waktu terus berlalu dan Judith mulai mengeluh saat dia tak kunjung menemukan sesuatu meski sudah memeriksa hampir setengah orang dikelas.
"Oh, ini adalah nama lukisan dari Van Gogh" Judith menatap Davin antusias, akhirnya ada seseorang yang tahu sesuatu tentang petunjuknya.
"Benarkah? Apa ini berkaitan dengan milikmu?" Tanya Judith.
"Tidak, sama sekali tidak berkaitan. Kau masih harus mencari, Judith" mendengar itu Judith menghela nafas.
"Menurutmu kalimat apa yang mungkin akan didapat teman sekelompok ku?" Davin tampak berpikir.
"Mungkin, aliran lukisannya, atau tahun dibuatnya lukisan itu. Mungkin juga, sesuatu yang lebih mudah" jawab pemuda itu.
"Baiklah, terima kasih sudah membantu" ucap Judith lemas lalu pergi dari meja Davin.
Dia menatap kerumunan lain disekitarnya, entah kenapa Judith malas sekali untuk berbaur. Dia bergerak sedikit menjauh dari sana lalu berhenti saat pandangannya jatuh pada meja paling ujung disebelah kanan, meja tepat disebelah mejanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BE YOURS : The Sun | Jingga Untuk Judith
Romance"Matahari tetaplah matahari, aku lupa bahwa dengan kehangatannya dia telah menyingkirkan Malam" *** Bagian pertama, dari trilogi #BEYOURS • BE YOURS Chapter : The Sun / Jingga Untuk Judith ©charisa, 2022