07. Fight or Escape

23 2 0
                                    

July, 27

.
.
.

"Maaf, Bu"

Pengajar didepan kelas menatap Judith dibelakang yang baru saja mengangkat tangan, sebagian orang tak peduli namun sebagian lain yang penasaran langsung berbalik untuk melihatnya.

"Ada yang ingin kau tanyakan?" tanya sang Guru mewakili pertanyaan yang lainnya.

Judith terdiam sesaat, ia tampak menghela nafas sebelum akhirnya mengejutkan semua orang dengan pernyataannya.

"Jason membuatku tidak nyaman" ungkapnya menarik seluruh perhatian seisi kelas, kini semua mata mengarah pada mereka berdua yang duduk berdampingan dibelakang.

Si pemilik nama yang semula dalam posisi tidur--menyandarkan kepalanya diatas meja--pun akhirnya bangun, mendengar namanya disebut satu alisnya terangkat.

"Apa yang Jason lakukan? Dia tidak melakukan apapun sejak tadi" bela seseorang yang langsung mendapat jawaban dari Judith.

"Dia terus menatapku, dan itu sangat mengganggu" akunya.

Tepat setelah itu tawa semua orangpun pecah, pengakuan Judith barusan membuat mereka merasa geli sebab itu terdengar seperti dia sedang memberitahu semua orang bahwa Jason sedang memperhatikannya.

Judith tahu ini akan terjadi, tapi dia memang mengatakan yang sejujurnya.

Meskipun Jason belum melakukan apapun sejak mengancamnya seminggu yang lalu, dia agak resah karena akhir-akhir ini Jason sering kali dengan terang-terangan menatapnya.

Dia menghilang selama tiga hari lalu kembali kesekolah dengan gerak-gerik tak biasa, Judith yakin Jason sedang menyusun rencana jahat dalam kepalanya.

Gadis itu sempat meminta Bell untuk bertukar tempat duduk, tapi dengan tegas Bell menolaknya. Bell menyuruh dia untuk menghadapi rasa takutnya agar dia tidak dianggap lemah. Namun lihatlah apa yang Judith lakukan sekarang?

Ditempatnya, Bell tampak lelah, ia memegang kepalanya merutuki kebodohan sahabatnya.

"Dia terus menatapmu kau bilang? Judith, Jason mungkin menatapmu secara tidak sengaja, jangan terbawa perasaan" ucap seseorang mengundang kembali tawa dari seisi kelas.

Judith menatap semua orang dengan ekspresi datar, sesungguhnya dia tidak peduli. Sekilas dia menatap kearah Mia dan Bell namun kembali berpaling saat mereka menunjukkan wajah marah.

"Dia benar, memang apa yang kau pikirkan? Jason tidak mungkin menyukaimu, kan? Kenapa kau membuat keributan?" sahut yang lainnya.

Judith masih bersikap tenang, tak terpengaruh sedikitpun meski sudah jelas semua orang kini tengah mengejeknya, dia tetap diam dan menatap lurus kedepan.

"Hey, berhenti menyudutkannya. Aku bisa mengerti perasaannya, dia duduk disebelah Jason, peluangnya untuk dilihat Jason tentu lebih besar, jika kalian diposisinya kalian akan mengerti bagaimana perasaannya, aku benar kan, Judith?" suara lainnya terdengar menarik Judith untuk kembali bicara.

"Sama sekali tidak" jawabnya ketus.

"Aku bicara bukan untuk mendengar pendapat kalian, aku mengatakan ini untuk membuatnya berhenti" sambungnya sembari menatap sekilas Jason disebelahnya.

Dia tidak membual soal Jason yang bersikap aneh, Judith mengadu untuk mendapat simpati dari guru, selain itu dia juga berharap bisa pindah dari sana dan mendapat tempat duduk baru. Bukannya dia tidak bisa melakukannya sendiri, Judith sudah mencoba beberapa kali tapi Bell selalu muncul menghalanginya untuk lari.

Dia ingin menjauh dari Jason. Tapi sepertinya, usahanya kali ini juga akan berakhir sia-sia.

"Sudah cukup, hentikan!" guru yang semula diam menyaksikan perdebatan para muridnya pun angkat suara.

BE YOURS : The Sun | Jingga Untuk JudithTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang