25. Her Feeling

3 0 0
                                    

Judith berlari memasuki rumahnya saat melihat mobil Ibunya terparkir didepan garasi, gadis itu benar-benar tak mengerti mengapa ibunya tak mengabarinya sama sekali padahal dia sudah kembali, meski begitu ia merasa lega karena itu artinya Ibunya baik-baik saja dan yang terpenting dia sudah kembali kerumah.

"Mama!" panggil Judith melangkah kesana-kemari mencari keberadaan Ibunya.

"Mama disini, sayang" teriak Theresa dari dapur.

Judith bergegas menghampirinya dan melihat ibunya sedang menyiapkan makan malam disana.

"Mama masak lebih awal? Padahal Mama belum lama kembali kan?" Tanya gadis itu.

"Mama tidak pulang semalam, kau pasti khawatir kan? Anggaplah ini sebagai bentuk permintaan maaf Mama padamu" kata Theresa sembari sibuk dengan masakannya dikompor.

"Itu benar! Kenapa Mama tidak mengabariku? Aku sangat khawatir sampai tidak bisa fokus disekolah" kata Judith bersidekap dada.

Theresa hanya tersenyum melihatnya. "Ceritanya panjang, akan Mama ceritakan nanti saat makan, ya" katanya sembari melanjutkan kegiatannya.

Judith duduk dimeja makan memerhatikan ibunya yang sedang masak tepat dihadapannya. Theresa sudah memintanya pergi dan menyuruhnya untuk segera membersihkan diri, namun gadis itu mengabaikannya dan malah asik bercerita tentang bagaimana harinya pada sang ibu.

Gadis itu tak sadar jika ibunya tengah menahan air matanya saat itu.

"Semuanya sudah siap?" Tanya Judith setelah Theresa meletakan masakan terakhirnya diatas meja.

"Hm, sudah siap, kau yakin tidak mau pergi mandi dulu sebelum kita makan?" Tanya Theresa.

"Aku menunggu disini sejak tadi agar bisa cepat makan, Ma, mandinya nanti saja" jawab gadis itu membuat ibunya menyerah, mereka berdua pun akhirnya makan bersama.

"Sayang, setelah kau lulus nanti kau sudah pikirkan kemana akan melanjutkan sekolahmu?" Tanya Theresa disela makan mereka.

Judith mengangkat bahunya, tak begitu serius menanggapi pertanyaan ibunya. "Entahlah, sepertinya aku akan ikut Liam saja" jawabnya.

Theresa menatap Judith yang tengah sibuk dengan ponselnya. Ada alasan mengapa semalam dirinya tak pulang kerumah, semua itu bukan tentang pekerjaannya. Ada hal lain yang dia lakukan yang tak bisa dia katakan pada siapapun termasuk putrinya, hal itulah yang akan dia katakan pada Judith sekarang.

"Ada hal yang ingin Mama bicarakan" ucapnya kembali memulai pembicaraan. Meski sudah menyiapkan dirinya sejak semalam, nyatanya dia masih merasa gugup saat sudah dihadapan putrinya.

"Soal apa?" Tanya Judith masih fokus dengan ponselnya.

"Setelah Mama berpikir panjang, Mama pikir keputusan yang akan Mama ambil ini adalah keputusan yang baik" ucap Theresa lagi.

Mendengar keseriusan ibunya Judith pun menaruh ponselnya dimeja dan beralih menatap Theresa dihadapannya. "Keputusan apa?" Tanya gadis itu.

"Mama akan memberikan seluruh hak Mama terhadapmu pada kerabatmu" ucap Theresa tanpa berani menatap putrinya.

Tepat setelah mendengar itu Judith merasa seolah petir menembak tepat kearah jantungnya.

Dunianya seolah terhenti saat itu juga.

Theresa memberanikan diri menatap putrinya. Meski dia panik dan khawatir dengan reaksi gadis itu, dia tetap berusaha tenang dan menguatkan dirinya. Walau bagaimanapun dia harus mampu menyelesaikan pembicaraan mereka dan meyakinkan Judith jika keputusan yang Theresa buat adalah yang terbaik .

BE YOURS : The Sun | Jingga Untuk JudithTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang