Di malam hari Jimin sedang duduk berdua bersama Seulgi Jimin tampak Canggung dan ragu untuk berbicara dengan Seulgi.
"Apa yang ingin kau katakan?" Tanya Seulgi
"Aku sepertinya..." Ucap Jimin ragu-ragu
"Apa? Bicara saja "
"Seul..." Panggil Jimin menatap Seulgi
"Hm?" Seulgi menoleh
"Apa kau mau masih menyukai ku?"
Seulgi sedikit ragu untuk menjawab, ia kemudian mengalihkan pandangannya
"Entahlah" balasnya
"Sepertinya kau tidak ingin balikan denganku, sudah satu bulan kita putus, dan kau bilang ingin memikirkannya lagi, tapi sampai sekarang kau belum bisa memutuskan nya" Ucap Jimin
"Aku hanya kesulitan memikirkannya"
"Apa aku benar-benar tidak ada harapan lagi?"
"Aku tidak tau"
"kita kemarin telah berciuman lagi, apa itu tidak membuatmu memikirkan ku lagi?"
"Itu hanya hadiah ulangtahun mu"
"Jadi kau menciumku bukan karna Kehendak dirimu sendiri?"
"Tidak, itu hanya hadiah untukmu karna aku tidak memberikan barang padamu"
"Jadi itu hanya ciuman biasa, tidak bermaksud lebih" Lanjut Seulgi
Jimin menunduk, wajahnya datar dan gelap
"Begitu ya"
"Hei.." panggil Jimin
Seulgi menoleh ke arah Jimin, kemudian ia terkejut, karna wajah Jimin dekat sekali dengan wajahnya, Seulgi tampak gugup
Jimin langsung Mencium bibir seulgi, namun Jimin menciumnya sedikit agresif dan kasar, Seulgi kaget dan tangan nya memegang pundak Jimin berusaha untuk melepaskan nya
"Mmm...mmmm...mm" Seulgi berusaha untuk melepaskan ciumannya sambil memukul dada Jimin, namun Jimin langsung memegang tangan Seulgi, dan terus menciumnya dengan agresif
Jimin kemudian melepaskan ciumannya
"..hah...hah...hah...hah.." napas seulgi terengah-engah dan pipinya memerah
Seulgi menatap Jimin dengan kesal "apa yang kau lakukan, kau gila?"
Jimin terlihat santai dan wajahnya cold " apa ciuman itu masih biasa saja?"
Seulgi semakin merona , ia tampak marah dan kesal
"Jangan main-main denganku" Ucap Seulgi
"Bukannya kau yang mempermainkan ku?" Balas Jimin
Seulgi terlihat bingung
"Kau menciumku duluan, memelukku duluan,memberi harapan tapi kau bilang itu hanya biasa saja, kau tidak memikirkan perasaan orang?"
"Jika kau hanya mempermainkan ku, mending kau berhenti saja dari awal, tidak perlu bilang padaku untuk memikirkan nya dan terus memberi harapan yang tidak pasti" lanjut Jimin
"Aku tidak mem...."
"LALU APA?" teriak Jimin memotong perkataan Seulgi
Seulgi benar-benar Terkejut dan menatap Jimin dengan mata bergetar, Jimin menatap Sangat marah ke arah Seulgi, ia seperti sudah meluapkan semua emosinya
Tidak lama kemudian Jimin tersadar telah membentaknya
"Seul aku..."
Seulgi berbalik dan pergi