Semester 2 dengan ceritanya

6 2 0
                                    


"Jangan pernah memaksakan dirimu untuk
Mencintai seseorang
Yang tidak pernah menganggap mu lebih berarti dari hanya seorang teman"

🦊🦊🦊

"Tak perlu kusebut namanya
Semesta pun tahu aku menyayanginya"

🌌🌌🌌

"Bila tak semudah itu melupakan
Ada baiknya berhati-hati untuk menciptakan kenangan"

🌸🌸🌸

✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨

   Senin pagi, Senin pertama aku dan teman-teman ku berada di lapangan upacara guna menyambut awal semester 2 yang tentu sangat memberatkan bagi kami para siswa-siswi kelas 12. Di semester ini nyawa kami menjadi taruhan antara hidup dan mati di depan orangtua kami. Nilai yang sudah kami kumpulkan selama 5 semester akan menjadi proses penentuan hasil belajar selama 3 tahun SMA.

"Pagi guys...." Ucap ku pada Nurul dan Ulfa.

"Pagi juga Kia.." jawab Ulfa. Sedangkan Nurul ia sangat sibuk dengan novelnya.

"Pagi Nurul...." Ucapku.

"Eh iya pagi juga Kia..." Jawabnya dengan sekali menoleh ke arahku.

"Ini masih awal semester Lo.. si Nurul udah main asyik aja sama novelnya" ujarku.

"Gue bete banget" jawab nya datar.

"Lu bete kenapa?" Tanya ku.

"Biasa... Kalo bukan ulah si Azka, emang siapa lagi?"

"Si Azka, tu bocah ngapa?" Tanyaku.

"Si Azka ngejatuhin koleksi sneaker Nurul.." jawab Ulfa kembali.

"Te.... Buset ya tu anak, berani-beraninya jatuhin koleksi sepatu Nurul" sahutku.

"Gue pagi ini belum ada lihat batang hidungnya si Anwar.. kemana tuh anak" ucapku.

"Dia lagi balik ke Bandung baru sampe besok pagi" jawab Nurul.

"Behhhhh... Calon pacar hapal nih ye.." ledek ku pada Nurul.

"Bukannya calon istri ya Kia" tambah Ulfa.

"Ini bukannya selesai bete nya malah bisa nambah" ucap Nurul.

"Iye... Iye kita kaga lagi buat lu bete... Janji" ucapku sambil ketawa.

   Dari kejauhan datanglah Raldo dengan membawa se plastik kue didalamnya.

"Pagi sayangku" ucap Raldo namun matanya mengarah kepada Nurul.

"Lu bilang sayang!!!!!!" Kadar emosi Nurul saat ini langsung meningkat drastis.

"Bercanda" jawab Raldo yang memang salah kondisi meledek Nurul yang bete.

"Lu itu ya..... Sini kaga lu" ujar Nurul yang memukuli Raldo dengan tasnya. Kali ini aku tak bisa membela Raldo karena aku pun sama takutnya kalo Nurul lagi marah disaat ia sedang bete.

Luka dan PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang