Pagi nan sibuk

7 2 0
                                    


"Jika kehadiranmu merupakan luka, maka izinkan lah aku untuk menjadi obatnya agar kamu tak pergi lagi"

🌆🌆🌆

"Paku akan meninggalkan bekas yang dalam untuk papan, aku tak ingin aku menjadi paku itu"

🦊🦊🦊

"Tunggu aku sampai sembuh ya, akan ku sapa lagi luka yang sama"

🌻🌻🌻

✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨

Pagi ini pak Santoso ayah dari Syifa datang dengan raut wajah cemas, beliau mengetuk pintu rumah dengan nada ketika yang penuh khawatir. Ulfa yang mendengar bunyi ketukan di pintu lantas segera membukakan pintu, pak Santoso langsung bertanya dimana keberadaan Azkia.

"Ulfa" panggil pak Santoso.

"Om" balas Ulfa.

"Dimana Azkia?" Tanya pak Santoso.

"Didalam om lagi didapur." Jawab Ulfa.

"Azkia..." Panggil pak Santoso.

"Azkia....." Panggil pak Santoso sekali lagi.

"Kia, ada bokap lu" panggil Ulfa yang lebih kencang.

"Iya bentar pah, Kia lagi goreng nugget" jawab Azkia.

"Papah, kok mendadak datang" sapa Azkia yang penuh tanda terkejut di mukanya.

"Tadi gak ada yang datang buat ketemu kamu kan ku, selain papah pagi ini" tanya pak Santoso.

"Gak ada pah, memangnya ada apa pah?" Tanya Azkia.

"Gak papa sayang papah cuma khawatir aja, gimana kabar kamu?" Tanya pak Santoso untuk mengalihkan topik pembicaraan mereka.

"Kabar Kia sehat kok pah, papah jangan khawatir ya Kia bisa jaga diri disini kok pah, kan ada Ulfa yang nemenin Azkia." Jelasnya.

"Kia nanti kalo ada orang yang gak kamu kenal, jangan bukain pintu untuk dia, oke" yakin papah.

Sebenarnya Azkia sangat bingung oleh sikap papah sekarang namun Azkia juga tidak dapat mendesak papahnya.

"Papah mau sarapan bareng?" Tawar Azkia.

"Papah nanti sarapan sama mamah kamu dan Kaka kamu" jawab papah.

"Mamah, kak Ayu...?" Kaget Azkia.

"Iya mamah kamu nyusul, tadi papah buru buru sayang jadi gak bisa bareng" jawab papah

"Okay pah" jawab Azkia dengan nada yang berbeda.

Tidak lama kemuadian Bu Rose dan kak Ayu datang, mereka juga terlihat sama paniknya seperti pak Santoso tadi. Tetapi setelah semua jelas raut wajah mereka pun kembali seperti biasanya. Azkia sangat penasaran dan bertanya mengapa dan apa dengan ini semua.

Di lain tempat, yaitu rumah Nurul. Bang Imran sudah mendapat Omelan dari adiknya karena baru pagi sudah memecahkan piring sebanyak 3 saat mencuci tadi.

Luka dan PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang