"Kalo bosen bilang ya...
Aku gak mau kamu bertahan karena rasa kasihan"🥀🥀🥀
"Dirangkul oleh luka, dikuatkan oleh rasa, dan pura-pura tertawa untuk terlihat bahagia"
🌏🌏🌏
"Orang yang tepat... Akan selalu bangga punya kamu, dan selalu melengkapi kekurangan mu"
🍁🍁🍁
✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨
Hari yudisium Bagi Nurul dan Zinko yang telah dinanti lama pun sudah tiba waktunya. Wisuda mereka akan dilaksanakan di aula gedung utama pada esok hari. Sedangkan Anwar dan Raldo masih menunggu giliran mereka 3 bulan lagi. Ulfa dan Mahen sebentar lagi akan di yudisium dan diwisuda dalam 1 Minggu kedepan, sedangkan Azkia sudah diwisuda bulan lalu dengan predikat cumlaude, dan sekarang sedang menjalani masa coass nya.
Semua peserta telah menjalani yudisium dan sekarang ruangan mulai sepi, tetapi Nurul masih asyik dengan handphonenya. Ia masih terpaku oleh foto yang dikirim oleh seseorang yang tidak ia kenal nomornya. Namun foto yang dikirimkan itu adalah milik orang yang telah lama pergi dari hidupnya. Nurul memang sudah tidak memiliki rasa dengannya namun jauh dilubuk hati kecil nya Nurul juga sangat merindukan sosok tersebut.
Anwar datang menghampiri pacarnya tersebut, sontak saja Anwar terkejut karena melihat Nurul menangis namun tak ada suaranya. Ia bergegas lari ke Nurul dan menanyakan tentang kondisi yang terjadi.
"Nurul.... Kamu kenapa?" Tanya Anwar.
"Aku gak papa" jawab Nurul yang perlahan menurunkan hp nya tersebut karena tidak ingin membuat Anwar salah paham nantinya.
"Kalo kamu ada apa-apa bilang ya, aku gak mau liat kamu nangis kaya gini lagi." Ucap Anwar yang menuntun Nurul untuk berdiri dari kursi nya.
"Iya, makasih" jawab Nurul.
Sekarang jam dinding kamar Ulfa sudah menunjukkan pukul 16.45 WIB, Ulfa masih ingin tidur di kamarnya padahal sore ini ia punya janji untuk jalan bersama Zinko. Kini hubungan Zinko dan Ulfa selalu terjaga dengan komunikasi yang berjalan terus tanpa terputus. Zinko memang belum menjadi seorang muslim, namun ia makin ke sini makin yakin bahwa pilihannya untuk mengganti panggilan Tuhannya nanti tidak salah.
Dari bawah, terdengar suara riuh, namun tak jelas suara siapa itu. Ulfa yang sangat sangat penasaran pun turun ke bawah guna mengecek kondisi di bawah seperti apa. Baru saja Ulfa ingin membuka pintu rumahnya ternyata ia sudah dikejutkan oleh kehadiran teman-teman nya dengan membawa sebuah kue ulangtahun. Ulfa sangat terharu karena ia saja tidak ingat bahwa usianya saat ini sudah menginjak 22 tahun, tetapi semuanya ingat kalo putri cuek ini sedang merayakan berkurangnya umur.
"Happy birthday Ulfatul Khairiyah, seorang cewe yang berusia 22 tahun dan Sedang aku perjuangin untuk bisa bersama nantinya, kamu hari ini sangat cantik walaupun hanya memakai setelan piyama hijau neon" ucap Zinko dengan nada antara ingin tertawa melihat Ulfa sederhana memakai piyama atau memang tak ada kata yang lebih romantis.
"Udah lah ngebucinnya, kasian nih lilin perlu ditiup" ucap Azkia yang menyempatkan dirinya untuk sejenak pulang dari rumah sakit.
"Make wish Ulfa, minta yang banyak ya" ucap Nurul dengan antusias tinggi.
"Oke" jawab Ulfa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka dan Pilihan
Teen Fictionini kisah ku, yang sedang berada di tengah luka masa lalu dan pilihan di hadapan. Haruskah aku memilih orang yang sangat aku cintai di masa lalu, atau tetap stay bersama dia yang mampu menyembuhkan luka ku. "Matahari yang mencintai bumi walau jarakn...