"Pilu yang kurasa ternyata sangat lah sakit, kamu pergi dihari yang seharusnya menjadi hari yang bahagia bagi sahabat kamu"🌆🌆🌆
"Melihat 2 orang yang sangat aku sayang pergi, dunia serasa hampa"
🍁🍁🍁
"Ulfa....
Mama akhirnya menangis tepat disamping mu, bahkan papa yang melihat tidak dapat menghibur. Ia kehilangan putri kandungnya untuk selamanya. Ulfa maaf karena mama menangis saat kamu tiada"🥀🥀🥀
✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨
Zinko telah menyadarkan diri, namun ia masih sangat syok saat diberitahu bahwa Ulfa istrinya telah tiada bersama keempat sahabatnya. Nanti siang adalah proses pemakaman para korban. Zinko masih dalam pantauan dokter terus saja bersikukuh untuk dapat diizinkan keluar untuk menyaksikan momen terkahir ia bersama para sahabat dan istri tercintanya.
Dokter akhirnya mengizinkan Zinko untuk pergi ke pemakaman dengan syarat ia harus ditemani oleh perawat.Proses pemakaman Nurul dan yang lainnya berjalan dengan khidmat, kini giliran Ulfa yang berada di urutan terakhir, air mata Zinko sudah tidak dapat terbendung lagi, ia sangat kehilangan sosok wanita yang sangat ia cintai selama 7 tahun terakhir dan baru saja ia persunting menjadi istrinya seminggu yang lalu. Ia berada di kursi roda, Bahkan tidak banyak kesempatan untuk bisa berdiri. Disaat proses menguburkan nya telah selesai kini saatnya untuk menaburkan bunga bagi makam Ulfa. Zinko sangat lama dalam mengatasi perasaan kalutnya, ia masih tidak menyangka bahwa kepergian Ulfa sangat lah cepat. Saat bunga itu terjatuh ke tanah pemakaman, disaat itu lah air mata Zinko mengalir deras melalui kedua pipi nya. Zinko sudah berusaha kuat untuk tidak menangis saat dipekamaman, namun jiwa raganya menolak untuk baik baik saja. Melihat seluruh proses membuat dada Zinko semakin sesak.
Sepulangnya Zinko dari makam, ia langsung masuk ke ruang rawat menjalani proses pemulihannya. Hanya fisik Zinko yang akan pulih nantinya namun hati Zinko sudah hancur berkeping-keping setelah melihat semua sahabat dan istri nya pergi menghadap sang pemilik terlebih dahulu.
Dilain tempat setelah semua orang pergi meninggalkan makam, Raudah baru bisa berani menampakkan dirinya di depan makam Ulfa, jujur saja Raudah juga sama kehilangannya dengan semua orang, tidak banyak kenangan bersama almarhumah, namun bagi Raudah sendiri, saat Ulfa mau menerimanya masuk ke dalam rumah yang sama, itu saja sudah membuatnya berterimakasih. Ia tidak peduli seberapa keras sikap Ulfa terhadap dirinya dulu, saat ia melepas salah satu saudaranya, hati Raudah sama hancurnya saat ia tahu bahwa Andre pergi meninggalkan dirinya. Dengan mata barunya ini Raudah jarang menangis dengan meneteskan air mata, namun ia menangis dalam diam yang dalam. Alifa yang melihat ketulusan sang Kaka tiri, mengerti sekali betapa kehilangannya. Sang adik kandung saja sudah terasa semu dengan kepergian kakanya apalagi dia yang selama ini diperlakukan beda darinya, namun tetap tulus.
Seminggu telah berlalu, Zinko sudah diperbolehkan untuk pulang kerumah, ia dijemput oleh Mahen karena mama papanya Zinko ada urusan bisnis di Malaysia sehingga tidak dapat menjemput dirinya.
"Lu mau ngopi dulu kaga" tanya Mahen yang mencoba memecahkan keheningan.
"Boleh deh" jawab Zinko yang sangat datar.
"Oke." Jawab Mahen.
Setelah tragedi Beruntun yang menimpa dirinya, Zinko sudah kehilangan senyum manisnya, kini yang tertinggal hanyalah sebuah rasa sakit yang mendalam. Mahen mengerti akan perasaan Zinko tersebut. Ia kalo posisi Zinko pasti akan merasakan hal yang sama melihat seluruh sahabat yang dekat dengan dirinya meninggal dalam satu waktu yang bersamaan ditambah harus kehilangan perempuan yang amat ia cintai.
Sesampainya disebuah kafe, hanya Mahen yang turun, sedangkan Zinko ia lebih memilih sendirian di mobil. Tidak lama Mahen didalam, setelah keluar ia lantas menuju ke mobil, saat ingin masuk tiba-tiba saja ada perempuan yang menarik dirinya dan ternyata orang itu adalah Raudah.
"Lu yang jemput Zinko?" Tanya Raudah.
"Iya, tapi lu siapa" tanya Mahen.
"Gue Raudah adik tirinya Ulfa, oh iya gue mau titip ini tolong kasihkan ke Zinko, tapi lu kaga usah bilang ini dari gue, ya gue takut aja dia nanti gak mau nerima" ujar Raudah.
"Oh iya, nanti gue kasih ke dia," respon Mahen.
"Oke gue pergi ya, thank's" ucap pamit Raudah.
Setelah itu Mahen masuk ke dalam mobil dan melihat Zinko sedang tertidur, ia tidak ingin membangunkan Zinko. Selama perjalanan pulang Zinko tampaknya ingin tidur terus karena apabila dia bangun nanti pasti pikirannya kacau karena duka.
Sesampainya di rumah, Zinko baru terbangun. Ia dibantu turun oleh Mahen, dan saat ia melihat pintu rumahnya ia tiba-tiba teringat akan Ulfa yang selalu menunggunya kepulangannya di pintu tersebut. Cukup lama Zinko mematung dan teringat semua kenangan bersama Ulfa.
Bersambung....
Zinko sedang berduka atas kepergian seseorang yang amat ia cintai.
Bunga yang menyimpan banyak arti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka dan Pilihan
Teen Fictionini kisah ku, yang sedang berada di tengah luka masa lalu dan pilihan di hadapan. Haruskah aku memilih orang yang sangat aku cintai di masa lalu, atau tetap stay bersama dia yang mampu menyembuhkan luka ku. "Matahari yang mencintai bumi walau jarakn...