Pengakuan

13 2 0
                                    

"Aku hanya mengambil waktu untuk tidak memikirkanmu.
Tidak berarti aku berhenti mencintaimu."

🐰🐰🐰

"Waktu, usaha dan rasa sakit.
Tidak mungkin kau melewatinya dengan begitu saja.
Dibalik semua itu pasti ada selipan kebahagiaan"

🌸🌸🌸

"Apa yang pernah kulakukan dengan kehidupan ku yang sebelumnya.
Apakah aku mati dengan cara dibunuh, sehingga aku harus diturunkan kembali ke bumi guna mengobati luka mu"

🌌🌌🌌

-----------*****------------


Perjalanan Jakarta menuju Tangerang cukup memakan waktu yang singkat karena aku membawa mobil pada kecepatan yang tinggi.
Sesampainya aku di Tangerang ternyata Nurul dan yang lainnya sudah menunggu. Aku mencari keberadaan Ulfa namun tidak menemukan nya.

"Lu cari siapa Zin?" Tanya Nurul.

"Gue cari Ulfa, mana dia kok gak ada, apa belum datang ya" jawab ku.

"Dia kaga ikutan, sibuk katanya" jawab Nurul.

'Ulfa, memang tak ingin ikut apa karena ia akan bertemu dengannya' batinku.

🦊🦊🦊🦊🦊🦊

Kini aku sudah resmi berusia 18 tahun, banyak momen & kenangan yang sudah aku lewati sampai ditahap ini. Tak lupa aku selalu bersyukur kepada Tuhan yang Maha Esa. Didepan ku telah hadir perempuan yang ku kenal sejak kelas 8, siapa lagi kalo bukan Azkia, ia adalah perempuan yang ku sayang setelah ibuku.

'Terimakasih Tuhan, engkau telah memberikan hamba mu ini kesempatan melihat dunia sampe di usia 18.' batinku saat diberi kejutan oleh Azkia.

"Makasih ya Ki, kamu udah kasih aku kejutan padahal kalo gak ngasih pun gak masalah" jawabku setelah meniup lilin.

"Masa sama pacar sendiri gak ngasih kejutan sih, kan aku juga mau kamu istimewain" jawabnya sambil tersenyum namun aku merasakan ada sesuatu yang mengganjal. Tapi ya sudah lah, sampe ditahun ini aku pacaran dengannya aku sudah sangat bersyukur.
Saat aku memilih untuk berdiri bersama nya, aku harus mengorbankan perasaan yang lain, yang datang dari teman sekaligus sahabatku. Aku padahal mengetahui nya tapi aku memilih untuk berjalan bersama Azkia, dibandingkan untuk membalas perasaan nya padaku.
Saat Azkia keluar menuju dapur aku mengambil ponselku, yang sengaja ku simpan di laci terbawah dari rak lemari di ruang tamu, yang Azkia tidak mengetahui keberadaannya. Aku mengirimkan pesan singkat lewat wa ke nomor lama cewe itu.

"Gue harap lu mau datang nanti party dirumah" kataku singkat.

"Kali ini gue harap lu mau datang, entah harus ke berapa kalinya gue ngirim pesan ini ke lu, tapi gue sangat berharap lu mau datang" tambahku lagi.

Sudah sangat sering aku mengirimkan pesan ini padanya bukan hanya saat aku berulang tahun, tapi saat aku sering mengingatnya. Aku memang berjalan bersama Azkia, perasaan ku juga sepenuhnya milik Azkia namun aku juga tidak bisa mengabaikan rasa yang pernah dia hadirkan untuk ku, di lubuk hati yang paling terdalam, dia masih punya posisi berharga itu. Hanya butuh 3 menit pesan ku terkirim, baru kali ini aku mendapatkan balasan pesan dari nya setelah 3 tahun yang lalu.

"Iye, gue datang, lu mau kado apa?" Tanyanya.

"Gue gak perlu kado dari lu, cukup gue liat wajah lu di party gue nanti malam" jawabku kembali.

Luka dan PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang