Tragedi Beruntun

9 2 0
                                    


"Jika perpisahan menyakitkan.
Lantas bagaimana dengan kepergian yang tak pernah pulang ketempat yang sama."

🌆🌆🌆

"Aku hanya pamit yang tak tahu jalan pulang"

🐰🐰🐰

"Ternyata hari ini pelangi ku memudar digantikan oleh awan gelap"

🌸🌸🌸

"Mari kita bertemu di tempat yang sudah ditentukan oleh Tuhan untuk kita."

🌌🌌🌌

"Bayang-bayang mu menjadi semu seiring suara lirih papa dan Kak Ayu serta mama"

🌻🌻🌻

"Wanita yang aku cintai sampai akhir adalah kamu, bukan sahabat ku"

🦊🦊🦊

"Kita tak pernah dekat namun saat kulihat kepergian dirimu menyusul dia, itu sangat lah sakit"

🥀🥀🥀

"Selamat pergi my best friend"

🍁🍁🍁

✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨

    Hari ini menjadi perjalanan dan proses panjang untuk nurul dan Anwar. Mereka berdua baru saja melihat gladi resik dari persiapan gedung. Besok peristiwa penting milik Nurul dan Anwar akan digelar pada pagi hari setelah ibadah sholat subuh dilaksanakan. Tempat akad Nurul dan Anwar dikediaman Nurul, sedangkan resepsinya digedung milik keluarga Zinko.

    Entah hanya firasat saja atau memang perasaan kak Ayu yang sedang buruk, ia hari ini selalu saja menjatuhkan banner prewedding yang ada dipojok ruangan. Bukan hanya sekali atau dua kali saja, tapi setiap ia lewat ditempat yang sama banner itu selalu tersenggol oleh nya, entah hanya dibahu atau dikakinya. Bang Imran yang melihat kegelisahan dari kak ayu pun berusaha untuk menenangkan nya.

    Bang Imran dan kak ayu menjalin hubungan tanpa sepengetahuan Nurul dan Azkia. Sudah cukup lama sejak masih duduk dibangku SMA, namun mereka sangat hebat dalam menyembunyikan dari seluruh anggota keluarga.

    Sesampainya Nurul di rumahnya, ia sudah dikejutkan oleh pemandangan yang tampak sangat asing. Yaitu kedatangan Azkia yang sangat mendadak sambil membawa buket bunga yang sangat besar.

"Buset dah.... Lu mau kemana si, bawa bunga segaban kek gini" ucap Nurul.

"Bantuin gue dulu, berat tau buketnya." Lanjut Azkia.

"Iye iye gue bantuin" jawab Nurul yang menghampiri Azkia.

"Lu darimana?" Tanya Nurul.

"Dari rumah ayah gue" jawab Azkia.

"Masih soal perusahaan?" Tanya Nurul.

"Kaga, kali ini bukan perusahaan, tapi soal harta Gono gini, mantan istrinya datang ngobrak ngabrik seisi paviliun" jawab Azkia.

"Cukup ribet sih..." Respon Nurul.

"Anwar mana?" Tanya Azkia.

"Udah balik, tadi cuma nganter gue pulang aja" jawab Nurul.

Luka dan PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang