"Luka, luka, luka, dan luka.....
Selalu menghampiri disaat kami sedang baik baik saja"🌻🌻🌻
"Dimana plester gue, udah lelah nih jadi bahan sakit"
🐰🐰🐰
"Mau lihat yang spesial, mending jalan sama aku aja kan udah jadi yang spesial"
🦊🦊🦊
"Berjalan di atas benang itu lebih sulit"
🌌🌌🌌
"Aku cape, aku ngantuk, aku mau istirahat, butuh waktu lama gak papa ya, nanti kalo udah puas aku istrirahatnya kita lanjutin lagi ceritanya"
🌸🌸🌸
✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨
Kini sudah masuk bulan ke dua setelah tragedi kecelakaan yang telah menimpa Zinko. Tetapi ia belum benar-benar bisa melupakan semuanya yang sudah terjadi. Kenangan demi kenangan masih terputar jelas di kepala nya. Memori ingatan Zinko masih menyimpannya dengan jelas. Apalagi tentang kenangan saat Garuda Squad berlibur ke Seoul bersama Mahen dan asistennya. Ingatan Zinko masih terputar jelas dengan kebersamaan Ulfa, dan Azkia saat bermain salju. Sedangkan dirinya dan Andre menjadi penonton dengan kebersamaan Azkia bersama Raldo.
Sekarang, semua yang terputar itu telah menjadi masa lalu yang begitu indah untuk dilupakan. Zinko sudah benar-benar kehilangan sebagian dari jiwanya dan senyum manis nya telah lama menghilang. Bahkan disaat Mahen mencoba untuk menghibur Zinko masih tetap tidak dapat tertawa lagi, senyum saja ia sudah tidak bisa. Fisik Zikko pun semakin menurun, ia sekarang kurus dari tubuh sebelumnya. Zinko masih sering datang ke makam istri dan para sahabatnya. Ingin sekali Zinko bisa tidur nyenyak dan tidak ada yang mengganggu.
Flashback 3 tahun yang lalu
Hari ini keberangkatan Nurul dan teman teman nya Garuda Squad untuk berlibur ke negeri ginseng. Ia dan Ulfa sangat antusias untuk melihat salju. Mereka berdua sangat menyukai salju. Sedangkan Azkia lebih perasaan senang karena dapat berlibur bersama dengan sahabatnya. Mereka berlibur hanya seminggu saja, mengingat Azkia juga mempunyai jadwal super sibuk di kedokteran sehingga para sahabatnya memikirkan juga tentang kesibukan si Azkia.
"Gue udah gak sabar mau menang salju, lu juga kan fa" tanya Nurul.
"Iye dong, pan di Indonesia jarang ketemu, paling di Malang, itu pun cuma ngelihat embun mengkristal." Jawab Ulfa.
"Lu kenapa motong rambut?" Tanya Azkia.
"Gerah...." Singkat Nurul sambil menatap Azkia.
"Bagusan juga rambut panjang lu yang kemarin, kalo gini lu ngingetin gue ke masa SMA waktu lu masih bucin sama si Andre." Ucap Azkia yang keceplosan dengan tidak sadar.
"Gue yang suruh, mau apa lu hah" Sahut Anwar.
Ulfa yang menyadari bahwa kalimat Azkia dapat membuat Nurul Hadi badmood segeranya mencubit sang sahabat agar segera tersadar. Untungnya Nurul tidak terlalu mendengarkan setiap kalimat yang keluar dari Azkia pada hari ini. Nurul terlalu sibuk dengan pemikirannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka dan Pilihan
Dla nastolatkówini kisah ku, yang sedang berada di tengah luka masa lalu dan pilihan di hadapan. Haruskah aku memilih orang yang sangat aku cintai di masa lalu, atau tetap stay bersama dia yang mampu menyembuhkan luka ku. "Matahari yang mencintai bumi walau jarakn...