11

611 46 2
                                    

Wanita yang duduk di depan Sasuke dengan wajah menggoda itu seumuran dengan Sasuke. Rambut merahnya yang indah dia geraikan. Dia membenarkan posisi kacamatanya. Dia memakai baju ala wanita kantor. "Berhenti memasang wajah seperti itu, Karin."

"Biasanya juga kau suka dengan ekspresi ku ini."

"Tapi sekarang aku sedang tidak ingin melihatnya."

"Ck... oke."

Karin melihat tas di atas meja kerja Sasuke. Tanpa meminta izin kepada pemiliknya, dia langsung melihat isi dari tas tersebut. "Baju ganti? Tumben sekali kau bawa baju ganti."

"Sakura yang membawakanku baju ganti."

"Dan makanan itu?"

"Hn."

"Ah! Aku kalah cepat. Aku sungguh tidak berguna untukmu, Sasuke-kun." Karin memasang wajah sedih dan merasa tak berguna hidupnya kepada Sasuke 

"Kau tidak pernah tidak berguna untukku, Karin." Karin langsung tertawa pelan mendengar ucapan Sasuke.

.

Gaara sekarang dia telah menjadi mahasiswa di Universitas Konoha. Dia berjalan menuju gedung fakultas teknik pertambangan. Dia melihat di sebuah taman ada sepasang kekasih sedang bermesraan di sana.

Kekasih, taman, bermesraan. Tiba-tiba saja Gaara mengingat saat dia memberikan sebuah kalung kepada kekasihnya. Ah, mantan kekasihnya. Gaara begitu sakit mengingat mantan kekasihnya yang pergi meninggalkannya saat dia sangat sayang padanya dan berniat akan serius padanya.

Gaara langsung mengalihkan perhatiannya dari taman itu dan buru-buru masuk ke kelasnya. Gaara melihat seisi kelas banyak sekali orang-orang asing. Dia tidak mengenal satu orang pun. Gaara duduk di kursi yang paling depan.

Tiba-tiba ada seorang perempuan duduk di samping Gaara. "Bolehkah aku duduk di sini?"

Gaara melihat gadis itu dan menganggukkan kepalanya. "Kau berasal dari mana?" tanya gadis itu.

"High School Konoha." Ucap Gaara singkat.

"Oh kau orang sini ya. Perkenalkan, namaku Matsuri dan aku berasal dari Suna High School." Ucap Matsuri memperkenalkan diri.

"Hn. Gaara, Rei Gaara."

"Salam kenal, Gaara. Kuharap kita bisa berteman baik."

Gaara hanya menganggukkan kepalanya. Mungkin, Gaara dengan fokus belajar dan berteman di kampusnya, dia bisa melupakan Sakura perlahan. Tepat setelah itu, dosen datang dan mulai memperkenalkan diri.

.

Memainkan handphone, makan, tidur, kembali lagi memainkan handphone, makan dan tidur lagi. Itulah aktivitas Sakura sekarang. Dan sekarang dia sangat jenuh dan bingung harus berbuat apa. Ingin membereskan rumah, sudah tersedia 2 maid. Sayang kalau tidak dipekerjakan. Mengurus taman belakang, sudah ada juga tukang kebun. Sakura harus mencari kegiatan baru yang bermanfaat.

Sakura keluar dari kamarnya dan berjalan menuju dapur. Terlihat Guren sedang memasak makanan untuk makan malam. Sakura berjalan menghampiri Guren dan melihat Guren yang terampil memotong sayuran. Guren melihat Sakura dan langsung menghentikan kegiatan memotong sayuran. "Ah Sakura-sama, ada yang bisa saya bantu?" tanya Guren.

"Tidak-tidak. Aku hanya sedikit bosan dan ingin melakukan kegiatan."

"Oh begitu. Kalau begitu, anda bisa melakukan sesuatu kegiatan yang anda inginkan." Guren kembali memotong sayur.

"Guren-san, jangan berbicara formal seperti itu." Sakura agak risih.

Guren sudah selesai memotong sayur langsung memasukkannya ke dalam panci yang sudah ada air mendidih. "Baiklah akan saya usahakan tidak berbicara formal kepadamu, Sakura-sama." Guren tersenyum kepada Sakura.

Sakura tersenyum mendengar ucapan Guren. "Aku sudah menemukan kegiatan apa yang harus aku lakukan agar aku tidak bosan."

"Apa itu?"

"Belajar memasak. Yah walaupun sudah ada Guren-san yang ahli. Tapi, aku juga ingin belajar menjadi istri yang baik yang selalu menyiapkan masakan untuk suaminya." Sakura geli sendiri dengan ucapannya barusan.

Guren yang sedang memasak langsung berhenti dan menatap Sakura kagum. "Sasuke-sama sangat beruntung punya istri seperti Sakura-sama."

"Mohon bantuannya, Guren-san."

"Hehe, jadi malu. Aku akan mengajar Sakura-sama sebisa mungkin."

"Besok setelah kau beres-beres rumah, langsung ke dapur ya. Aku akan menunggu di sini." Sakura jadi tidak sabar menunggu besok untuk belajar memasak bersama Guren.

"Siap!" ucap Guren ikutan semangat.

Sakura tersenyum melihat Guren yang ikutan semangat. Guren kembali melanjutkan kegiatan memasaknya yang sempat tertunda. Sakura fokus melihat gerak-gerik Guren dan sedikit-sedikit bertanya, Guren dengan sabar menjawab pertanyaan Sakura satu per satu.

.

Langit sudah gelap dan bulan sudah tampak sedikit demi sedikit. Sasuke pulang ke rumah dan langsung menghampiri meja makan. Di sana sudah ada Sakura yang duduk sembari memegang sendok dan garpu. Dia sedang menunggu Sasuke.

Sasuke pikir Sakura sudah makan dan sekarang sedang di kamar. Tapi nyatanya, dia masih di meja makan dengan wajah bosan. Sasuke berdehem dan duduk di sebrang Sakura. Sakura langsung melihat Sasuke dan sedikit sumringah melihat Sasuke. "Ah akhirnya. Cepat kita makan. Makanannya sudah agak dingin."

Sasuke melihat Sakura lama. Dia tidak menyangka bahwa Sakura bisa langsung beradaptasi dengan lingkungan baru. Bukannya kemarin-kemarin Sakura sangat menolak tidak mau menikah dengan dirinya dan malah selalu sedih. Tapi lihatlah sekarang, dia menjadi ceria.

Sakura yang sudah makan duluan melihat Sasuke aneh. "Kenapa kau menatapku seperti itu?"

Sasuke langsung mengalihkan pandangannya dari Sakura dan langsung memakan makanannya. Setelah selesai, mereka berbarengan jalan menuju kamar mereka. "Kau tidak merasa menyesal menikah dengan ku?" tanya Sasuke.

"Kalau ditanya seperti itu, aku menyesal dan tidak mau menikah denganmu."

"Lalu, kenapa kau selalu tampak ceria akhir-akhir ini?" Sasuke memang agak heran melihat Sakura yang terlihat ceria akhir-akhir ini.

"Lagian kalau aku menangis dan memohon terus menerus itu tidak akan merubah keadaan bahwa kau tidak akan jadi menikahi ku kan?" Sasuke terdiam mendengar ucapan Sakura.

"Makanya, aku sedang belajar mengiklaskan sesuatu yang sangaaaaaaat berharga bagiku dan menerima keadaan yang sekarang." Lanjut Sakura sambil menatap Sasuke dan tersenyum pedih.

Sepintas ada perasaan bersalah telah menikahi gadis yang dulunya sudah pacaran dengan orang yang sangat dicintainya. Tapi perasaan itu langsung hilang dikarenakan Sasuke punya sifat yang egois. "Hn. Sungguh dramatis."

Sakura langsung menatap sebal Sasuke dan berjalan agak cepat menuju kamarnya meninggalkan Sasuke di tangga. Dan tanpa sadar, Sasuke sedikit tersenyum melihat Sakura.




Tbc

Lambat banget ya alurnya:(

Btw, selamat menjalankan puasa bagi yang menjalankan. Lancar dan berkah. Aamiin

11 April 2022

Red & Blue (SasuSaku) #ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang