Walau pun Sakura sebal dan bahkan benci pada Sasuke, Sakura tetap mencoba menjadi istri yang baik. Dia menyiapkan pakaian kerja Sasuke dan menyiapkan sarapannya dibantu oleh Guren. Sasuke sudah rapi dan memakan sarapannya bersama Sakura. "Besok, aku mau ketemu sama Sasori-nii"
Sasuke menghentikan sarapannya dan menatap Sakura tajam. "Tidak-"
"Tidak akan berdua. Aku ditemani Udon dan juga Sasori-nii akan mengajak kenalannya."
Sasuke berpikir sebentar mengenai Sakura yang akan bertemu dengan Sasori. Ya dipikir-pikir tidak apa-apa jika Sakura bertemu dengan Sasori. Kalau pun bertemu dengan Mikoto, Mikoto mengenal Sasori dengan baik. Sakura juga pasti dapat menjelaskannya dengan baik. "Baiklah. Jangan terlalu lama!"
Sakura langsung sumringah begitu dapat izin dari Sasuke. "Oke! Ah hari ini aku mau ke kantor, ingin melihat Sasuke-kun dengan perempuan mer-"
"Namanya Karin" potong Sasuke.
"Aku gak peduli, kau juga dulu sering menyebut Gaara-kun dengan sebutan si rambut merah!!"
Sasuke menghela nafas dan tanpa merespon ucapan Sakura, dia melanjutkan kegiatan sarapannya yang sempat tertunda.
.
Sakura datang ke kantor Sasuke, setengah jam sebelum jam istirahat. Benar saja, di ruang kerja Sasuke ada Karin. Mereka berdua menatap heran Sakura. "Aku hanya sedikit kepo dengan bagaimana suami ku kerja"
"Sekarang istrimu, sejak kapan kau diprotek seperti ini?" Bisik Karin.
Sasuke hanya menghela nafas merespon bisikan Karin. Dia memberi kode agar Karin mengabaikan Sakura saja. Karin dan Sasuke berdiskusi kembali tentang kerja sama mereka yang Sakura tidak mengerti. Sekali-kali Karin bergurau yang direspon kekehan oleh Sasuke. Sakura menatap sebal Sasuke 'Senang ya kau masih bisa bercanda dengan mantan kekasih!'
"Kau memang bisa diandalkan, Karin" ucap Sasuke.
"Ah terimakasih. Ini juga berkat dirimu, Sasuke-kun. Aku bisa berani untuk bisnis dan membantu perusahaan keluarga." Karin tersipu mendengar pujian Sasuke.
"Setidaknya aku berguna untukmu" Karin mengedipkan sebelah matanya pada Sasuke. Sasuke memutar bola matanya agak jengah merespon kegenitan Karin. Karin terkekeh melihat respon dari Sasuke.
"Kenapa kalian tidak menikah aja sih?" Celetuk Sakura.
Karin dan Sasuke langsung melihat Sakura. Sakura menatap polos kedua orang tersebut. "Aku mau menikah dengan Sasuke, tapi dia tidak mau menikah denganku" Karin menatap Sasuke sulit diartikan.
Sakura yang mendengar ucapan Karin entah kenapa malah merasa kasian. Dia tau rasanya ketika tidak bisa menikah dengan seseorang yang kita cintai. "Aku sudah menikahi mu. Jadi untuk apa aku menikah dengan Karin? Toh tanpa menikah kami masih bisa bekerja sama"
'Aneh. Dia malah memilih diriku yang bahkan baru kenal.'
"Ah begitu ya." Respon Sakura.
Jam istirahat, Sakura buru-buru menyiapkan makan siang untuk Sasuke. Karena dia mengira Karin bakalan ada di ruang kerja Sasuke, Sakura menyiapkan makan untuk Karin juga. Menghargai kehadiran Karin walau pun Sakura sempat sebal dengan Karin. Karin agak terkejut begitu Sakura menyodorkan makanan ke depannya. "Aku sudah menduga kau pasti datang ke kantor, jadi aku menyiapkannya untukmu, Karin-san. Maaf jika makanannya kurang sesuai dengan selera mu"
Karin menerima kotak makan itu dan membukanya. Karin sedikit terenyuh dengan apa yang dilakukan Sakura padanya. Dia tersenyum pada Sakura. "Arigatou, Sakura-san. Maaf merepotkan"
"Ah tidak kok. Justru saya minta maaf kemarin mungkin ada Mikoto Kaasan datang ke sini dan sedikit memberikan aura tidak enak. Itu gara-gara ku." Sakura terkekeh dan memasang wajah tidak berdosa.
"Terima kasih juga mau bekerja sama dengan suamiku. Semoga kalian tidak aneh-aneh ya, apalagi kalian ini mantan kekasih." Sakura menatap Karin dan Sasuke polos.
"Kau bicara apa sih, Sakura!" Celetuk Sasuke.
Sakura menatap sebal Sasuke. Mereka bertiga makan dengan suasana hening karena Karin dan Sasuke memberi isyarat tidak mau berbicara, sedangkan Sakura bingung juga mau bicara apa.
.
"Jadi kenapa kau putus dengan Karin-san? Padahal dia baik loh" Sakura memasang sabuk pengaman setelah naik mobil dan duduk di samping Sasuke.
Setelah melihat Sakura sudah siap, Sasuke memberikan isyarat pada supirnya untuk memajukan mobil. Sakura dan Sasuke pulang bersama. Sakura benar-benar menunggu Sasuke kerja, menyaksikan bagaimana Sasuke bekerja di kantor seharian. "Kau penasaran sekali?"
"Iya"
Sasuke menghela nafas melihat antusias Sakura dengan berakhirnya hubungan asmara dirinya dengan Karin. "Kaasan tidak terlalu menyukai Karin. Menurutnya, dia cocok dijadikan rekan kerja saja. Tidak untuk pasangan hidup"
Sakura agak terperangah. Itu berarti menandakan bahwa dia cocok untuk dijadikan pasangan hidupnya Sasuke. Ada sedikit rasa senang, berarti dia terbilang layak. Ya sedikit. Ingat, Sakura belum move on sepenuhnya dari Gaara. "Anak penurut juga ternyata" respon Sakura.
"Anak baik" Sasuke menyeringai bangga.
"Hahaha ketawa aja deh" Sakura tertawa hambar pada Sasuke.
Terdengar suara notifikasi dari handphone Sasuke. Sasuke mengeluarkan handphone-nya dari saku jasnya, ternyata Mikoto menelpon video. Sasuke dengan enggan mengangkat panggilan video tersebut. "Moshi-moshi, Sasuke-kun~"
"Moshi-moshi, kaasan"
Sakura mendekat ke arah Sasuke dan memperlihatkan wajahnya ke video panggilan Mikoto. "Mikoto Kaasan" sapa Sakura.
"Hai menantu cantikku. Aduuh mau kemana kalian?"
"Ke rumah, kami habis dari kantor."
"Wah Sakura lagi gak mau jauh-jauh dari Sasuke ya? Duh pengantin baru dasar"
Sakura dan Sasuke tersenyum canggung mendengar ucapan Mikoto. "Jadi, ada apa kaasan memanggilku?"
"Ah, kaasan ingin tau sudah sejauh mana kontrol kalian ke dokter kandungan"
"Hah?" Tanpa sadar Sasuke dan Sakura barengan.
"Jangan bilang kalian belum ke dokter kandungan?"
"Yaaa ngapain ke dokter kandungan?"
"Ya untuk cek keadaan kalian berdua dong. Apakah sperma mu bagus dan jadi di janin Sakura?"
Sasuke dan Sakura terdiam. Mereka bingung mau merespon apa. Boro-boro menanam sperma di janin Sakura, mereka tidur aja masih dibatasi bantal. Ya setidaknya mereka tidur sekasur. "Oh harus ya ke dokter kandungan? Kirain tau-tau Sakura hamil aja gitu" ucap Sakura polos.
"Polos banget deh, kamu. Ya sudah, nanti cek ya. Kaasan masih inget loh percakapan kalian setelah pesta pernikahan, bahwa kalian mainnya ada yang minta lebih. Hahahha"
Jujur, mereka berdua malu dengan kebohongan mereka yang itu. Itu mereka asal ucap saja. "Oke segitu saja dari kaasan. Jangan terlalu terbebani ya sayang-sayangku. Nikmati saja waktu kalian berdua. Tapi, sekali-kali cek ke dokter kandungan gapapa kok. Sudah ya, janne~"
Panggilan video terputus. Sasuke dan Sakura masih dengan posisi begitu saja. Sakura agak mendekat Sasuke, Sasuke masih memegang handphone. Mereka bingung harus bagaimana.
"Jadi, apa kita harus buat anak?" Tanya Sakura polos. Sakura kembali duduk ke posisi semula.
"Kau mau?"
Supir yang sedari tadi jadi saksi bisu mereka hanya berdehem, mencoba menghilangkan rasa canggung di mobil tersebut.
Apa jawaban Sakura?
TBC
WKWKWKWKWK aneh banget🥲
Maafin huhu18 Mei 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Red & Blue (SasuSaku) #END
FanfictionSakura dan pacarnya sedang berpacaran di sebuah taman. Namun, tiba-tiba saja ayahnya menarik Sakura untuk mengikutinya. Ternyata, ayahnya membawa Sakura kesebuah rumah yang besar. "Sakura, laki-laki yang ada di depan mu ini adalah calon suami mu." S...