25

569 46 1
                                    

Perlahan Sakura sudah kembali ceria lagi. Sasuke sangat bersyukur mood Sakura sudah seperti semula kembali. Sakura mulai menyibukkan diri dengan membaca buku parenting, cara merawat bayi dan hal lainnya. Bahkan sampai mengajak Sasuke berdiskusi dan simulasi ketika punya bayi nanti. Gemas sekali Sasuke melihat istrinya.

Sakura sudah beberapa pekan mengabaikan Sasori. Dia masih syok dengan pertemuan Gaara yang mendadak tersebut. Chat, panggilan dari Sasori semuanya diabaikan Sakura. Sasori bahkan sempat nekad datang ke rumah, tapi langsung diusir oleh satpam di rumah Uchiha tersebut.

Hingga ada ucapan dari Sasuke yang membuat Sakura terkejut "Kau mau menyelesaikan permasalahanmu dengan si rambut merah itu?"

Sakura terdiam sebentar. "Menurutmu aku harus bagaimana?"

"Kau lebih suka hidup dengan merasa bersalah atau terbebas dari rasa bersalah? Atau kau adalah manusia yang tidak peduli dengan permasalahan yang tidak selesai?"

"Aku..." Sakura menggantungkan ucapannya.

Sasuke menghabiskan minumannya dan langsung bersiap berangkat ke kantor. Langkah Sasuke terhenti saat mendengar Sakura berucap "Aku lebih suka hidup bebas, Sasuke-kun" 

Sasuke melihat Sakura sebentar dan dia melanjutkan langkahnya keluar dari rumah. "Aku pergi"

.

Sasori bekerja seperti biasanya di kantor. Sekilas dia melihat handphone-nya. Tidak ada notif yang dia inginkan. Sudah cukup lama Sakura tidak menjawab pesan darinya. Sasori merasa bersalah sekali. Memang biasanya tidak peduli dengan orang-orang, namun entah kenapa kepada Sakura dia sangat sayang sekali. Dia seperti menemukan saudaranya yang harus disayangi oleh dirinya.

"Memang terlalu ikut campur sih... Memang seharusnya Sakura bersikap begitu"

Telepon di meja kerja Sasori berbunyi. Sasori mengangkat telepon tersebut dan mendengar apa yang disampaikan oleh seseorang yang menelpon Sasori. Sasori terkejut dan terdiam sejenak. "Suruh masuk saja"

Setelah itu Sasori menutup telepon tersebut. Beberapa menit kemudian pintu terbuka dan terlihat sekretarisnya membuka pintu ruang kerjanya diikuti oleh Sasuke. Ya, Sasuke datang berkunjung kepada Sasori. "Tidak menyangka akan ada tamu istimewa datang berkunjung kemari" ucap Sasori.

"Ada hal yang ingin ku bicarakan!" 

"Aku paham apa yang akan kau bicarakan."

Sasori melihat sekretarisnya dan menyuruhnya untuk keluar dari ruangannya. Sekretaris itu langsung izin keluar dari ruangan tersebut. Selang beberapa waktu setelah sekretaris Sasori keluar, BUGH! Sasuke dengan cepat menghampiri Sasori dan menonjok pipi nya. Sasori kaget luar biasa. Pening terasa dan rasa perih terasa di sekitaran bibirnya. "Ya anggap saja itu sebagai ucapan 'terimakasih' karena sudah membuat Sakura berantakan."

"Bagaimana keadaan Sakura dan bayi dalam kandungannya?"

"Kau masih penasaran dengan keadaan Sakura?"

"Aku sudah menganggapnya sebagai adik ku sendiri. Aku hanya ingin membantu menyelesaikan permasalahan dia dengan Gaara. Ya aku salah karena dengan gegabah langsung mempertemukan mereka."

Sasuke membersihkan tangannya yang dirasa kotor karena sudah menonjok Sasori. Lalu duduk di kursi depan Sasori. Sasori memposisikan duduknya sembari memegang pipinya yang kena tonjok Sasuke. Mungkin setelah ini dia harus pergi ke dokter. "Apa yang kau mau?" Tanya Sasori.

"Pertemukanku, Sakura dan si rambut merah itu dengan keadaan tenang!"

"Kau yakin?"

"Ya. Katakan aku yang ingin menemuinya. Aku juga yang terlibat dengan hubungan mereka!"

Red & Blue (SasuSaku) #ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang