Kehamilan Sakura begitu disambut dengan baik oleh orang-orang sekitar. Bahkan pelayan di rumah pun begitu overprotektif pada dirinya. Sakura merasa sudah diperlakukan seperti ratu. Sasuke yang biasanya cuek seperti biasa pun, mendadak menjadi sosok yang perhatian. Melarang Sakura banyak kegiatan. Keinginan Sakura dikabulkan. Kecuali satu. "Bertemu Gaara-kun dan kawan-kawan ku boleh ya?"
"Gak!"
Tentu saja Sasuke menolaknya. Entahlah, Sasuke masih belum mau mempertemukan Sakura dengan mantannya itu. Padahal Sakura sudah pasrah dengan keadaannya yang sekarang. Apalagi sekarang dia sedang hamil.
Hubungan Itachi dan Sasuke masih belum membaik. Sakura sudah berusaha mempertemukan mereka berdua, menjadi pihak ketiganya, Sasuke tetap tidak mau memaafkan kakaknya. "Tidak apa, Sakura. Kau sudah berusaha sekali untuk membuat hubungan kami membaik lagi!"
"Aku hanya gemas saja melihat kalian. Apalagi Sasuke-kun!!"
"Adik ku memang menggemaskan. Apalagi iparku ini!"
Sakura bersemu malu mendengar pujian dari Itachi, Itachi terkekeh melihat Sakura. "Ngomong-ngomong, orang yang kita tunggu akhirnya datang juga"
Pria berambut merah dan wajah baby face datang menghampiri mereka bersama pria berambut kuning panjang. "Menunggu lama?"
"Tidak."
Mereka basa-basi mengobrolkan kegiatan mereka, tidak lupa mereka memesan makanan dan minuman. Jangan heran, Sakura memang bebas bertemu dengan orang-orang baru, tentu saja itu juga pengawasan dari Udon yang selalu melaporkan Sakura bertemu dengan siapa saja kepada Sasuke. Asal jangan bertemu dengan Gaara. Sudah.
"Itachi, kau masih belum akur dengan adikmu?" Tanya Deidara.
Itachi menggelengkan kepala merespon ucapan Deidara. "Wajar sih, toh apa yang kamu lakukan kala itu gila banget!" Sasori dan Deidara tertawa.
"Cih, gila tapi kalian juga menikmati uang yang ku bawa!"
"Kita menikmati setelah Akatsuki sudah berkembang pesat!"
"Beruntunglah. Kau harus berterimakasih padaku sebagai sponsor Akatsuki! Untungnya Akatsuki jadi wadah untuk pecinta seni yang luar biasa. Bahkan bisa menciptakan seorang ahli seni dihargai dan jadi kaya raya!"
Sakura tidak habis pikir dengan kakak iparnya itu. Memang tekad dan kurang ajar, untungnya berhasil. Kalau tidak? Entahlah, dia tidak akan melihat kakak iparnya sampai sekarang. "Ngomong-ngomong tentang adik, kemarin ku pergi bertemu dengan saudara jauhku" Sasori menyeruput kopinya.
"Terus?" Respon Sakura.
Sasori menatap sakura lama dan dia hanya tersenyum. "Udah begitu aja"
"Terkadang si muka bayi ini benar-benar minta dihajar!"
"Aku tidak akan mengirim manekin yang sudah ku buat ke Akatsuki!" Ancam Itachi.
"Yahiko marah, baru tau rasa!"
Mereka terus bergurau bahkan sampai lupa diri mereka sudah dewasa. Orang-orang bahkan heran, umur segitu tapi malah nongkrong di cafe. Tenang, uang mereka sudah banyak.
.
'Sakura, bisa bertemu denganku di cafe ***?'
Begitulah isi pesan dari Sasori. Tentu saja Sakura langsung membalas bisa. Dia kan tidak melakukan apa-apa, jadi bisa-bisa aja.
'Oke, ketemu jam 11 ya! Ku tunggu!^^'
Sakura melihat jam menunjukkan pukul 9. Sakura mau bersiap dari sekarang. Bangkit dari duduknya dengan agak susah karena kandungan Sakura mulai makin besar, Sakura dengan riang berjalan menuju kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red & Blue (SasuSaku) #END
FanfictionSakura dan pacarnya sedang berpacaran di sebuah taman. Namun, tiba-tiba saja ayahnya menarik Sakura untuk mengikutinya. Ternyata, ayahnya membawa Sakura kesebuah rumah yang besar. "Sakura, laki-laki yang ada di depan mu ini adalah calon suami mu." S...