18

652 51 3
                                    

"Sakura, Sasuke" begitu Mebuki membuka pintu dan terlihat siapa yang bertamu.

Sakura langsung memeluk Mebuki dan menangis dipelukannya. Mebuki jelas heran mengapa tiba-tiba Sakura menangis. Mebuki membawa Sakura menuju ruang keluarga diikuti oleh Sasuke. Mebuki mendudukan diri di kursi dan diikuti oleh Sakura yang masih memeluknya.

Sasuke duduk di sebrang Sakura dan menatap Sakura datar. Tidak bisa ditebak apa isi kepala Sasuke begitu melihat Sakura yang beraksi seperti itu lagi. Menyangkut perihal Gaara, sang mantan kekasih. Setelah dirasa Sakura berhenti menangis, dia menceritakan kenapa dia menangis. Mebuki dan Kizashi memaklumi kenapa Sakura begitu. Mereka tau secinta apa Sakura pada Gaara. Mereka semakin merasa bersalah.

"Salah Kizashi" tiba-tiba Sasuke berceletuk seperti itu merespon Sakura yang menangis.

"Kau lupa, dia mertuamu!" Sakura sewot ketika mendengar cara Sasuke memanggil ayahnya.

Sasuke menghela nafas sejenak. "Salahkan Kizashi-tousan! " Sasuke nurut.

"Gak ada yang disalahkan! Semuanya sudah terjadi!"

Sasuke mengangkat bahu, respon tidak peduli. Kizashi dan Mebuki saling tatap karena merasa canggung dengan suasana Sasuke dan Sakura. "Maaf ya nak!" Mebuki mencium kepala Sakura. Merasa bersalah sekali. Mereka mengorbankan perasaan anaknya hanya demi menyelamatkan perusahaan. Namun itu juga untuk kebaikan Sakura.

"Sudah lah, kaasan. Sakura hanya belum terbiasa saja." Sakura memeluk erat Mebuki.

"Bagaimana kalau kamu ajak suami mu ke kamar dulu saja? Kaasan akan siapkan makan malam. Akan kaasan buat makanan kesukaanmu!" 

"Sakura bantu!"

"Iya nanti, ajak dulu suami mu ke kamar ya. Siapa tau dia ingin istirahat!" timpal Kizashi.

Sakura menurut, dia mengajak Sasuke untuk ke kamarnya. Kamarnya lebih kecil daripada di kamar rumah Sasuke, tapi Sasuke tidak masalah dengan itu. Ranjang yang lebih kecil namun masih bisa menampung dua orang. Hanya saja tidak bisa bergerak leluasa. Ini berarti mereka akan tidur berdekatan. "A-apa aku tidur di ruang lain saja?" tanya Sakura.

"Terserah" Sasuke tidak peduli.

Sasuke langsung merebahkan diri di ranjang. Sakura duduk di samping Sasuke dan melihat-lihat kamarnya. Ah dia rindu sekali dengan kamarnya. Tempat dimana dia bisa leluasa melakukan banyak hal. Sayang sekarang dia punya kamar lebih luas, tapi harus berbagi karena dia sudah menikah. Sakura melihat meja belajarnya dan di sana terpajang beberapa foto dirinya dengan teman-temannya. 

Sakura pindah duduknya menjadi di depan meja belajarnya. Sakura tersenyum melihat meja belajarnya. Apalagi melihat foto teman-teman satu kelasnya. Lalu dia menjadi sendu ketika melihat beberapa foto dirinya dengan Gaara. Ada beberapa foto polaroid dirinya dengan Gaara. Sakura membawa salah satu potonya dan seketika dia menangis kembali. "Sepertinya kau punya banyak teman" ucap Sasuke melihat meja belajar Sakura juga namun dengan posisi masih tiduran di ranjang.

Sakura menyeka air matanya dan mengembalikan lagi fotonya di posisi semula. "Ya begitulah. Mereka orang-orang berharga dalam hidupku!" 

Sasuke mengangguk merespon ucapan Sakura. Sakura menatap Sasuke "Kehidupan sekolah mu dulu bagaimana?" tiba-tiba saja Sakura penasaran dengan kehidupan sekolah Sasuke. 

"Biasa saja. Sekolah di khusus putra, punya beberapa teman, belajar. Sudah" jawab Sasuke.

"Khusus putra?! Waw ku kira kau sekolah di sekolah campur, berbaur dengan banyak orang, menjadi sosok playboy!" 

Sasuke terkekeh dengan bayangan Sakura tentang dirinya. "Aku tidak begitu! Tapi, ketika festival sekolah berlangsung dan tiap kelas harus buka stand, aku dijadikan penarik para wanita dari luar untuk datang ke stand kami!" Ada sedikit bangga ketika Sasuke menceritakan itu.

Red & Blue (SasuSaku) #ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang