⚠️Sedikit ada adegan dewasa⚠️
Bersih-bersih diri sudah. Makan malam sudah. Sambil menunggu ngantuk, emang paling enak rebahan sambil main handphone. Itu yang sekarang Sakura lakukan di malam hari.
Sakura selalu mencari informasi mengenai teman-temannya di high school lewat akun second nya. Dia kadang iseng melihat profil Gaara. Gaara belum menghapus foto mereka berdua saat pacaran. "Apa kabar ya, Gaara-kun? Setelah ku memperlakukan mu seperti ini, kenapa kau tidak menghapus foto berdua? Akun mu aktif padahal"
Gaara memang jarang update sesuatu di media sosialnya. Tapi kemarin-kemarin Gaara sering update media sosial, walaupun cuma perihal tugas kuliah dan organisasi. Sakura sering sekali stalking akun Gaara. Ya asal jangan ketahuan Sasuke saja. Lagian dia pakai akun second nya. Gaara tidak akan tau bahwa Sakura sering melihat update-annya.
Sasuke keluar dari kamar mandi dengan pakaian tidurnya. Dia berjalan menghampiri ranjang. Setelah memposisikan duduk di ranjang, dia mengecek handphone. Sakura dari tadi melihat gerak-gerik Sasuke. Dia menelan ludah, menghilangkan rada gugup yang tiba-tiba muncul. Sasuke mengibas-ngibaskan rambutnya yang masih agak basah karena baru beres mandi. 'Ya benar kata karyawan kantor, dia ganteng'
Sasuke menyimpan handphone-nya di nakas, langsung menatap Sakura. Sakura terkejut dan langsung menutup wajahnya dengan selimut. "Kau siap?" Tanya Sasuke.
Sakura menurunkan selimut dari wajahnya perlahan, sehingga hanya melihatkan matanya saja pada Sasuke. "Y-ya, kita belajar sedikit-sedikit"
Sasuke menganggukkan kepalanya merespon Sakura. Sasuke mengulurkan tangan pada Sakura. Sakura melepas selimut yang menutupi dirinya. Dengan gugup Sakura memegang tangan Sasuke. Sasuke mendekati Sakura perlahan. "Kita pemanasan dulu, jangan langsung pada intinya" bisik Sasuke.
Sakura mengangguk patuh dengan ucapan Sasuke. Sasuke mencium bibir Sakura. Sakura gugup luar biasa menerima ciuman dari Sasuke. Ini bukan ciuman pertama mereka. Mereka pernah berciuman di upacara pernikahan mereka. Ya ciuman singkat saja.
Tapi kali ini, Sasuke melakukan ciuman pada Sakura terbilang lama dan panjang. Jujur, Sakura pernah melakukan ciuman dengan Gaara. Tapi tidak selama ini. Tiba-tiba dia teringat percakapan dirinya dengan Sasuke saat sore hari.
"Sasuke-kun, mengenai anak... Aku bersedia"
Sasuke yang baru sampai ke rumah, dibuat kaget dengan sambutan Sakura. Dia belum juga bilang "Tadaima". Sasuke masih terperangah dengan ucapan Sakura.
Sakura yang duduk di sofa, bergerak gelisah menunggu respon Sasuke. Sasuke mengatur diri dan duduk samping Sakura. "Kau yakin?"
"Y-a a-aku yakin. Bukannya dalam pernikahan harusnya seperti itu?" Sakura mencoba meyakini diri dengan pilihannya.
Sasuke menatap lama Sakura yang gugup. Sasuke menghela nafas "Ku kira kau berencana untuk bertahan beberapa bulan saja, lalu mengirim surat cerai padaku dan tidak akan sampai punya anak denganku"
"Hahaha... Maaf saja aku bukan orang yang mau mempermainkan sebuah pernikahan. Ya walau mungkin ide mu bisa ku tampung."
Sasuke menatap tajam Sakura. Sakura menatap balik Sasuke dengan mata menyalang, balik menantang Sasuke. "Baiklah, kita bisa mulai malam ini" Sasuke mengembalikan topik pembicaraan.
"Ta-tapi kita lakukan perlahan ya. Jika aku tidak mau lanjut, jangan lanjutkan" pinta Sakura.
Sasuke hanya mengangguk merespon Sakura. "Kau... Sudah paham kan caranya?" Sakura meragukan Sasuke.
"Aku sudah ahli"
"Kau pernah melakukannya dengan Karin-san?" Tanya Sakura polos.
Jika ini di anime, akan terlihat kerutan marah di dahi Sasuke. Bisa-bisanya dia mempertanyakan seperti itu pada dirinya. Sasuke menatap Sakura aneh. Dia terkekeh dan menyeringai merespon Sakura. Respon Sasuke sangat ambigu sekali bagi Sakura.
Sasuke melepas ciuman mereka berdua. Kedua insan itu mengatur nafas. "Sudah saja dulu sampai sini, aku sebal tiba-tiba mengingat kau dengan Karin-san. Oyasumi" Sakura mendorong Sasuke agar menjauh darinya, dia langsung menarik selimut sampai bahunya dan memposisikan diri membelakangi Sasuke.
Sasuke dibuat heran dengan Sakura yang tiba-tiba bilang begitu. Apalagi bawa-bawa sang mantan, Karin. 'Wanita memang sulit dimengerti'
.
"Mau melakukan di sini?" Tanya Sasuke.
Sakura yang membuka wadah makan langsung terdiam. Dia menatap Sasuke seolah berkata 'yang bener aja?!!' "Ya biar lebih menantang. Siapa tau jadi" Sasuke menyeringai.
Sakura menyimpan wadah makanan itu dan langsung menatap Sasuke agak lama. Sasuke diam menunggu jawaban Sakura. "Boleh" jawab Sakura.
Sasuke tidak menyangka bahwa ajakan random-nya itu disanggupi Sakura. Sakura mendekat ke arahnya. "Aku harus bagaimana?" Tanya Sakura.
"Naik" Sasuke menepuk pahanya.
Sakura menatap aneh Sasuke. Tatapan 'yang bener aja?!!!' kembali terlihat. Sasuke diam menunggu respon Sakura. Sakura menghela nafas, mengontrol jantungnya agar berdetak normal. Sakura menuruti perintah Sasuke. Kini posisinya sudah berada di pangkuan Sasuke.
Sasuke menarik tekuk Sakura dan langsung menciumnya. Sakura dibuat kaget dengan perlakuan Sasuke tiba-tiba ini. Tapi dia bisa menyesuaikan. Keadaan semakin memanas. Sampai Sasuke dengan gampangnya memindahkan posisi mereka. Sakura menjadi di bawah kungkungannya. Sasuke berterimakasih kepada tim yang mendesain ruangannya untuk memasang sofa besar ini di ruangannya.
Sambil mencium leher Sakura, tangan Sasuke lihai membuka kancing kemeja Sakura. Sakura? Dia merasa aneh, baru merasakan sensasi seperti itu. Tangannya sekali-kali menjambak rambut Sasuke, sekali-kali mengelus punggung Sasuke. "Jangan tahan suaramu" bisik Sasuke.
"Hmmm" gumam Sakura tidak jelas.
Tangan Sasuke berhasil membuka semua kancing kemeja Sakura dan sudah berada di dada Sakura. Namun tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Seketika mereka berdua membeku. "Kau mengunci pintu?" Tanya Sasuke.
Sakura menggeleng kepala. Sakura tidak pernah mengunci pintu ruang Sasuke. "Tunggu" teriak Sasuke.
Mau tidak mau Sasuke harus bangkit. Sakura harus merapihkan pakaiannya. Sasuke berjalan dengan tidak enak. Apalagi bagian bawah sudah bangun. Saat sasuke membuka pintu, ternyata itu sekretarisnya, Kabuto. "Maaf tuan, saya hanya mau memberi berkas yang harus segera diperiksa dan ditandangani"
Mengucapkan terimakasih, Sasuke mengambil berkas itu dan menutup kembali pintu ruangannya. Saat Sasuke akan mengunci pintunya, Sakura menghentikannya "Jangan dikunci. Aku mau pulang!"
Hah? Pulang? "Kenapa tidak meneruskan yang tadi?"
"Gak mood ah. Banyak gangguan. Mau pulang aja" Sakura ternyata sudah bersiap.
"Makanan sudah ku siapkan. Jangan lupa habiskan seperti biasa. Bawa wadahnya kembali pulang" pesan Sakura.
"Ta-tapi aku sudah bangun..." Sasuke tiba-tiba saja agak memelas pada Sakura.
Sakura menatap aneh Sasuke. "Apanya yang bangun? Ya bagus dong jadi segar" Sakura begitu polos.
Benar saja, Sakura pamit dan langsung keluar dari ruangan kerja Sasuke. Oh sial, dia harus membereskan sesuatu yang bangun itu sendirian di kamar mandi. Untung ruangannya ada kamar mandi. Jadi karyawan tidak akan curiga apa yang dilakukannya.
TBC
HAHAHAHAHHAA KETAWA BANGET BIKIN ADEGAN AGAK AGAK INI /heh
Bagaimana perjuangan mereka untuk membuat anak? Apakah akan berhasil? Mari kita tunggu di chapter selanjutnya.
Ngomong-ngomong Sasuke nya makin ke sini makin aneh ya, tidak sesuai karakter dia pas di chapter awal-awal. Maaf ya jadi aneh 😞🙏
Kritik dan saran sangat diterima untuk kebaikan cerita ini. Terimakasih ✨
14 Juli 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Red & Blue (SasuSaku) #END
FanfictionSakura dan pacarnya sedang berpacaran di sebuah taman. Namun, tiba-tiba saja ayahnya menarik Sakura untuk mengikutinya. Ternyata, ayahnya membawa Sakura kesebuah rumah yang besar. "Sakura, laki-laki yang ada di depan mu ini adalah calon suami mu." S...