Sasuke buru-buru berjalan ke ruangan rawat di rumah sakit Uchiha. Dia langsung izin meninggalkan meeting dengan koleganya begitu ada kabar Sakura pingsan. Untung koleganya memaklumi dan memilih menunda meeting tersebut.
Begitu sampai ruang rawat inap, Sasuke melihat Sakura sedang tertidur dan ada Moegi duduk di sampingnya. Udon menyuruh Moegi untuk datang menemani Sakura. "Sasuke-sama" buru-buru Moegi berdiri dari duduknya.
Sasuke berjalan perlahan menuju Sakura dan secara reflek memegang tangan Sakura. "Sakura-sama mengalami stress dan tekanan dari pikiran. Lalu dia juga mengalami shock. Sehingga tadi mengalami kram di perut dan pingsan. Untungnya tidak ada apa-apa antara Sakura-sama dan bayinya" lapor Moegi.
Sasuke menghela nafas lega mendengar laporan dari Moegi. Sasuke mengelus kepala Sakura dan bertanya-tanya. Apa yang membuat Sakura stress sampai begitunya? Bukannya dia sudah menerima keadaan dan ceria saja?
"Bertahanlah, untukku dan bayi kita"
Moegi tidak menyangka bahwa tuannya akan berkata seperti itu. Megumi tersenyum senang melihat tuannya yang dingin ini bisa ada sisi hangat nya untuk seseorang. "Kau bisa kembali ke rumah bersama Udon. Biar aku di sini"
"Baik. Saya izin untuk keluar dari ruangan, Sasuke-sama"
Sasuke mengangguk merespon ucapan Moegi. Moegi pun lekas pergi dari ruangan tersebut.
.
Sakura tersadar dari tidurnya dan berusaha mengenali lingkungan dimana dia berada. 'Ah rumah sakit rupanya'
Dengan susah payah Sakura duduk. Tiba-tiba Sakura teringat pertemuannya dengan Gaara, air mata kembali keluar. Dia masih sakit hati dan tidak terima dengan semua ini.
Pintu terbuka dan terlihat Sasuke memasuki ruang inap tersebut. Sasuke terkejut begitu melihat Sakura menangis. "Ada yang sakit?" Sasuke duduk di samping ranjang Sakura.
Sakura menggelengkan kepala, tetapi dia menangis semakin kejer. "Kupanggil dokter?"
Sakura menggelengkan kepalanya. Sasuke bingung dia harus bagaimana menghadapi Sakura. Secara reflek Sasuke memeluk Sakura. "Menangislah." Sasuke mengusap punggung Sakura dengan lembut.
Sakura agak terkejut karena Sasuke tiba-tiba memeluknya. Sakura kembali menangis kejer dan memeluk Sasuke begitu erat. 'Apa aku menyakitinya? Tangisannya begitu sakit sekali.'
Sakura kembali tertidur setelah menangis dipelukan Sasuke.
"Sakura-sama mengunjungi restoran, tapi saya tidak tau dia bertemu dengan siapanya. Kurasa itu bukan Sasori-sama, Ino-Sama ataupun Itachi-sama yang akhir-akhir ini mereka sering bertemu"
Itulah laporan dari Udon terkait Sakura. Sasuke menghubungi seseorang akan tetapi tidak ada jawaban. "Ck, Akasuna kurang ajar!"
Sasuke mencoba menghubungi no yang lain dan ada yang menjawab. "Moshi-moshi"
"Ino, kau tau kemarin Sakura bertemu dengan siapa?"
"Sakura? Aku tidak tau, Sasuke-san."
Sasuke kecewa begitu mendengar jawaban Ino. Sasuke sudah curiga ini semua pasti ada kaitannya dengan Sasori. Entahlah, feeling saja berkata begitu. Sasuke mengakhiri teleponnya dengan Ino.
.
Sudah tiga hari ini Sakura cuma bicara seperlunya. Ketika ditanya Sakura bertemu dengan siapa pun Sakura terdiam dan menangis kembali. Selalu seperti itu.
Sekarang Sakura sudah berada di rumah. Dokter mengatakan dia sudah boleh pulang dan jangan stress. Makanya Sasuke mencoba berbagai cara agar Sakura tidak stress. Tapi Sasuke juga penasaran mengapa Sakura bersikap seperti itu.
Pintu terbuka dan terlihat Itachi. Sasuke menatap tajam Itachi. "Yo, aku ke sini karena mendengar kabar Sakura sedang tidak sehat".
Tanpa menghiraukan aura ketidaksukaan Sasuke pada Itachi, dia berdiri di sebrang Sasuke dan menatap Sakura yang sedang tidur. "Kenapa adik iparku bisa sampai begini?"
Sasuke diam tidak menjawab. Sasuke benar-benar tidak menganggapnya. Sasuke mencoba menghubungi Sasori kembali tapi tidak diangkat sama sekali sampai membuat Sasuke menggeram kesal. "Kau menelpon Sasori? Dia sekarang sedang sibuk dengan proyek kerja dan seninya yang deadline dalam waktu dekat"
Sasuke mengacak rambutnya frustasi. Sasuke yakin kunci permasalahan Sakura ada di Sasori. "Mengapa kau begitu mencari Sasori?"
"Kau sebaiknya pulang saja!" Akhirnya Sasuke menganggapnya.
"Sefrustasi itu kah mencoba cari tau kenapa Sakura sampai tertekan?"
Sasuke diam, menatap tajam Itachi. "Mengenai Sakura dan Sasori. Setauku, Sasori ingin memperkenalkan saudara jauhnya pada Sakura. Yang ku tau dia adalah masa lalunya Sakura"
Sasuke langsung teringat sosok rambut merah lainnya yang pernah ada di hidup Sakura. Gaara. Ternyata Gaara dan Sasori adalah saudara jauh. "Kau jangan apa-apakan Sakura. Cukup ikuti dia. Dengarkan dia. Demi bayimu. Demi ponakanku dan adik iparku. Aku pulang" pamit Itachi.
Itachi langsung berjalan pergi meninggalkan kamar Sasuke dan Sakura. "Halaman belakang. Sekarang" Sasuke berjalan mendahului Itachi keluar kamar.
Itachi agak terkejut dengan ajakan Sasuke. Dia tersenyum tipis dan berjalan mengikuti Sasuke. Setelah sampai halaman belakang-
BUKK!
Sasuke menonjok Itachi tanpa permisi. Itachi jelas kaget tapi dia sudah siap dengan ini. "Sudah?"
Sasuke mengatur nafasnya setelah itu dia duduk dengan tenang di bangku halaman. "Aku memaafkanmu, untuk bayiku dan ... Sakura"
"Sepertinya Sakura sangat berarti bagimu"
Itachi duduk di samping Sasuke dan menawarkan sebatang rokok. "Mumpung jauh dari ibu hamil"
Sasuke menerima sebatang rokok itu dan mereka merokok bersama sambil menatap langit yang tidak terlalu terang. "Kau kebingungan mengatasi wanita yang galau?"
Sasuke hanya menghela nafas frustasi merespon pertanyaan Itachi. "Biarkan saja dulu Sakura dengan perasaannya sekarang. Kau pantau saja dan ya curi-curi kesempatan saja bagaimana perasaannya. Jangan dicueki juga."
Sasuke menghisap rokok tersebut dan menghembuskan asapnya keluar. "Gaara. Saudara Sasori itu adalah mantan Sakura. Mereka memang percis. Rambut merah."
"Ah begitu"
"Gak ada alasan aku melarang Sakura bertemu dengan Gaara. Aku hanya takut saja kejadian begini terjadi..."
"Sudah terjadi"
Sasuke dan Itachi menikmati sebatang rokok tersebut dengan pikiran masing-masing untuk beberapa saat. "Sekarang kau cukup dengarkan Sakura. Itu saja! Jangan banyak takut dengan apapun. Percayalah, Sakura tidak akan menjauhimu. Ditambah sekarang akan ada buah hati yang mengikat kalian"
Sasuke melempar rokok tersebut ke bawah dan menginjaknya. "Sasuke." Panggil Itachi.
Sasuke reflek melihat Itachi namun yang dia dapat adalah ketukan di dahi dengan kedua jarinya. "Kau sudah dewasa. Selamat"
Sasuke menepis tangan Itachi dan beranjak dari duduk. "Pulanglah!" Usir Sasuke.
Sasuke langsung berjalan agak cepat memasuki rumah. Dia tersenyum dan merasa bangga dengan dia sekarang. Entahlah kenapa tiba-tiba begitu. Itachi tersenyum senang, setidaknya sudah ada pintu maaf dari adiknya. "Kau temukan Sakura dimana sih sampai dia bisa membuat banyak pengaruh baik ke kehidupan kita"
TBC
Ihiy gimana nih chapter 23 nya?
Hehe25 Desember 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Red & Blue (SasuSaku) #END
FanfictionSakura dan pacarnya sedang berpacaran di sebuah taman. Namun, tiba-tiba saja ayahnya menarik Sakura untuk mengikutinya. Ternyata, ayahnya membawa Sakura kesebuah rumah yang besar. "Sakura, laki-laki yang ada di depan mu ini adalah calon suami mu." S...