Disana terlihat Mikoto sedang duduk sembari memainkan sebuah handphone dan Fugaku sedang membaca sebuah dokumen. Sasuke langsung menggenggam tangan Sakura -disana Sakura sedikit terkejut- dan berdehem bermaksud menyadarkan orang tuanya untuk memperhatikannya. "Ah Sasuke-kun, sudah datang juga." Mikoto langsung menyambut Sasuke dengan senang.
Mikoto melihat kebelakang Sasuke terlihat Sakura yang sedang menunduk dan menahan rasa gugup. Mikoto semakin tersenyum lebar dan berjalan dengan cepat menghampiri Sakura. "Fugaku-kun, lihat Sasuke membawa siapa?" Mikoto agak antusias.
Fugaku langsung melihat kearah Sasuke dan dia sedikit terkejut melihat Sasuke membawa seorang perempuan ke rumahnya. "Aku menepati janjikan?" Sasuke menyeringai menatap sang ayah.
"Hay gadis manis, siapa namamu?" tanya Mikoto.
"Haruno Sakura, basan." Sakura sedikit gugup ketika ditatap oleh Mikoto. Apalagi Sakura sedikit terpesona begitu melihat Mikoto. 'Cantik dan anggun banget'
"Haruno? Kau berasal dari keluarga Haruno? Wah tidak disangka sekali, keluargamu sudah banyak membantu perusahaan Uchiha dari zaman kakeknya Sasuke, benarkan?" Mikoto memastikan kepada Fugaku.
"Hn." Fugaku menganggukkan kepalanya.
"Ah, justru keluarga Uchiha yang telah banyak sekali membantu keluarga saya."
"Pokoknya keluarga kita itu saling menolong. Oh ya, kamu sudah makan? Yuk, kita makan dulu." Ajak Mikoto langsung menarik Sakura menuju ruang meja makan.
Fugaku berjalan menghampiri Sasuke dan memegang bahunya. "Apa yang kau lakukan dalam seminggu sehingga Haruno bersedia menjadi pendamping mu?" Bisik Fugaku.
Sasuke mengangkat alis dan langsung terkekeh "Yah sedikit ancaman sehingga mereka bersedia"
Fugaku menatap tajam Sasuke dan dia meremas bahu Sasuke. "Aku paham bagaimana, tapi jangan kau permainkan dia! Jangan jadikan dia sebatas memenuhi keinginanku dan kaasan-mu!"
"Semoga saja ke depannya berjalan dengan baik" Sasuke mengangkat bahu yang baru saja diremas oleh Fugaku.
Sasuke dan Fugaku berjalan menyusul Mikoto dan Sakura ke ruang makan. Sakura sudah di ruang makan dan menatap kagum Mikoto. 'Kaasan nya Sasuke-kun sangat ramah sekali. Beda sekali dengan anaknya.'
Mereka berempat makan dengan suasana yang hening. Hanya dentuman sendok dan garpu yang terdengar walaupun itu hanya samar-samar. Setelah itu, Mikoto menarik Sakura lagi menuju sebuah ruangan keluarga. Sasuke dan Fugaku lagi-lagi mengikuti mereka dari belakang. "Sakura, berapa tahun sekarang?" tanya Mikoto.
"Delapan belas tahun, basan."
"Apa? Ternyata masih muda. Berarti kamu masih sekolah ya?" Mikoto agak terkejut mengetahui usia Sakura sekarang.
"Iya basan, sebentar lagi lulus." Sakura tersenyum malu-malu.
"Berarti kau akan menikah dengan Sasuke setelah lulus ya? Wah kaasan jadi tidak sabar menantikannya." Mikoto antusias begitu membayangkan putra bungsunya menikah dengan perempuan di depannya.
Sakura hanya tersenyum canggung merespon ucapan Mikoto. "Oh iya, sejak kapan kalian kenal?" tanya Mikoto sukses membuat Sakura dan Sasuke tertohok.
Sakura langsung menatap Sasuke seolah-olah memberi kode 'Aku harus jawab apa?' Sasuke pun bingung harus menjawab apa. Setelah dipikir dengan mendadak Sasuke pun menjawab "Sejak dua bulan yang lalu. Aku sering melihatnya di sebuah restoran langgananku. Dan tidak disangka-sangka dia adalah putri dari Kizashi dan kami kenalan." Ucap Sasuke ngarang.
"Benarkah itu?" tanya Mikoto sembari menatap Sakura sedikit tajam.
"I-iya itu benar." Sakura menganggukkan kepalanya agak ragu namun mencoba meyakinkan Mikoto.
"Oh begitu. Kalau begitu, kaasan percaya. Kaasan kira Sakura dipaksa Sasuke untuk menjadi pasangannya. Tapi, kayanya enggak deh ya. Kalian saling mencintai. Sasuke, jangan sakiti Sakura ya! Dia anak yang manis dan baik!" Mikoto menatap tajam dan penuh ancam Sasuke.
Perkataan Mikoto itu sukses membuat mereka tertohok kembali. "hn." Sasuke menjawab dengan gumaman tidak jelas.
Fugaku terkekeh dan menepuk-nepuk pundak Sasuke. Sasuke menatap sang ayah yang ternyata sedang menyeringai dan menatapnya penuh ancam. "Dengarkan baik-baik!" Gumam Fugaku yang bisa didengar Sasuke.
Tidak terasa waktu semakin berjalan dan mengharuskan Sakura untuk pulang karena besok dia harus pergi sekolah. "Ah sayang sekali, kau harus pulang, Sakura." Mikoto agak cemberut begitu Sakura akan pulang.
"Maafkan aku, basan." Sakura tersenyum tidak enak kepada Mikoto.
"Ets, mulai sekarang kamu biasakan panggil aku kaasan. Oke?"
"Ah, i-iya ka-kaasan." Sakura masih agak canggung memanggilnya.
"Ayo Sasuke antar Sakura pulang kerumahnya." Mikoto mendorong pelan Sakura ke arah Sasuke.
Sasuke langsung menarik Sakura dan pamit untuk pulang. Setelah itu, mereka berdua langsung berjalan menuju mobil Sasuke. Di perjalanan, suasana hening kembali menghampiri mereka. Sakura sudah ngantuk sekali dan ingin cepat-cepat sampai rumah. "Dimana rumahmu?" tanya Sasuke.
Sakura menunjukkan dimana lokasi rumahnya dan tidak lama kemudian mereka sudah sampai di depan rumah Sakura. "Terimakasih Sasuke-kun untuk makan malamnya."
"Hn."
Saat Sakura membuka pintu mobil, tiba-tiba Sasuke menarik tangan Sakura dan berucap "Mungkin aku membutuhkan email dan nomor HP-mu untuk suatu kepentingan."
Sakura langsung mengeluarkan handphone-nya dan mereka saling bertukar email maupun nomor HP. Setelah itu Sakura langsung turun dari mobil. Sasuke pergi dari hadapan Sakura.
.
Sekarang adalah hari libur, dimana semua tempat hiburan dan tempat rekreasi keluarga penuh. Terlihat di pintu bioskop Sakura dan Gaara keluar sembari bergandengan tangan. "Ahaha… tadi film nya lucu sekali. Aku suka sekali sama karakter utamanya." Sakura masih sangat antusias mengingat karakter utama dari film yang ia tonton.
"Ya, aku juga suka sekali." Respon Gaara.
"Kau lapar? Aku sih lapar, bagaimana kalau kita makan ditempat biasa?" Usul Sakura tanpa menunggu jawaban dari Gaara.
"Boleh-boleh." Gaara yang memang bucin, nurut-nurut saja keinginan Sakura.
Lalu mereka berjalan menuju sebuah café tempat biasa mereka makan. Dan tanpa mereka sadari, sedari tadi ada yang memperhatikan mereka dari jauh dengan tatapan bingung. "Kenapa Sakura-chan bergandengan mesra dengan laki-laki lain?" tanya wanita itu entah kepada siapa.
"Aku butuh penjelasan darinya supaya tidak salah paham."
Wanita itu berjalan dengan santainya menghampiri Sakura dan Gaara. Pelayannya yang sedari tadi berjalan di belakangnya menatap nyonyanya aneh. "Mikoto-sama, anda mau kemana?" pelayan itu menatap kepergian Mikoto dengan wajah memelas.
Wanita yang sedari tadi menatap Sakura yang ternyata adalah Mikoto tidak merespon pertanyaan dari pelayannya dan tetap fokus berjalan menghampiri Sakura yang sedang duduk di bangku café menunggu Gaara membawa pesanan makanan mereka. "Ah Sakura-chan kebetulan sekali bertemu disini." Mikoto tanpa aba-aba langsung menyapa Sakura.
Sakura yang sedang memainkan smartphone-nya langsung menegadahkan kepalanya melihat siapa yang berbicara kepada dirinya. Betapa terkejutnya Sakura begitu melihat siapa yang mengajaknya berbicara. "Mikoto-kaasan!" teriak Sakura terkejut.
Dan Gaara pun berjalan menghampiri meja yang diduduki oleh Sakura. Apa yang harus dilakukan Sakura dengan situasi ini?!
.
.
.
.
.
To be ContinuedTerima kasih yang sudah baca huhu dan bahkan sampai vote huhu, makasih🥺🥺🥺
KAMU SEDANG MEMBACA
Red & Blue (SasuSaku) #END
FanfictionSakura dan pacarnya sedang berpacaran di sebuah taman. Namun, tiba-tiba saja ayahnya menarik Sakura untuk mengikutinya. Ternyata, ayahnya membawa Sakura kesebuah rumah yang besar. "Sakura, laki-laki yang ada di depan mu ini adalah calon suami mu." S...