Malam hari kemudian, Sakura sedang menikmati makan malamnya sendirian. Tanpa Sasuke. sejak insiden kejar-kejaran, Sasuke pergi dan belum kembali. Sakura yang masih belum siap bertemu dengan Sasuke merasa nyaman-nyaman saja.
Setelah selesai makan, Sakura pergi menuju kamarnya. Lalu dia mengambil handphone-nya dan mengecek sebuah pesan dari Sasori. "Sakura, kau sedang apa?"
Sakura sedikit tersenyum membaca pesan dari Sasori. Walaupun Sakura baru mengenal Sasori kemarin malam, dia sudah nyaman chat bersama Sasori. Dia merasa mempunyai seorang teman di suasana barunya. "Aku sedang tiduran. Kau sendiri sedang apa?"
"Aku sedang istirahat sejenak. Dan sebentar lagi akan melanjutkan kerja. Kau akan 'tidur' bersama suamimu? Haha"
"Apakah seorang direktor selalu bekerja sampai larut malam?" tanya Sakura entah pada siapa.
"Aku belum siap 'tidur' dengan sasuke. Kau tau kan aku menikah pun terpaksa."
"Iya aku tau itu."
Sakura berpikir kenapa dia bisa langsung curhat kepada orang yang baru saja dia temui. Apalagi dia curhat kepada saingan suaminya. Dia baru sadar, apakah Sasori akan menyebarkan rahasianya yang bahkan sahabatnya yaitu Tenten tidak tau sekarang Sakura dimana?
Sakura buru-buru mengetik pesan kepada Sasori dengan cepat. "Sasori, setelah kau tau bahwa aku adalah istri dari sainganmu apakah kau akan menyebarkan apa yang telah aku curahkan kepadamu?"
Sakura menunggu lama balasan dari Sasori. Namun, sudah hampir setengah jam Sasori tidak membalas pesannya. Sakura sudah tidak kuat menahan rasa kantuk dan akhirnya dia pun tertidur.
.
Matahari sudah memamerkan sinarnya dan burung-burung pun mulai berkicauan. Sakura bangun dari tidurnya. Dengan mata yang masih setengah terpejam, dia melihat jam dinding sudah menunjukkan pukul enam pagi.
Sakura melihat ke sisi ranjangnya dan merabanya. Dingin. Tanda bahwa tidak ada yang tidur di sampingnya. "Apakah dia tidak pulang?" tanya Sakura.
Sakura buru-buru pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badannya. Setelah itu, dia pergi ke ruang meja makan dan sudah tersedia makanan di sana. Sakura melihat ada Moegi sedang berjalan sembari membawa kemoceng. "Moegi, apakah Sasuke-kun pulang waktu malam?" tanya Sakura.
"Saya kira Sasuke-sama tidak pulang. Karena saya tidak melihat mobilnya."
"Apakah Sasuke-kun selalu bekerja larut malam?"
"Setau saya, Sasuke-sama selalu kerja larut malam. Tapi, di rumah. Dan terbilang jarang sekali Sasuke-sama lembur di kantor." Ucap Moegi.
"Oh begitu, terimakasih Moegi." Ucap Sakura sembari duduk di kursi.
"Douitashimashita, Sakura-sama." Moegi langsung pergi dari hadapan Sakura.
Entah kenapa Sakura jadi kepikiran Sasuke. Dia membayangkan bahwa Sasuke itu marah padanya sehingga dia tidak mau melihatnya dan lebih memilih di luar seharian. 'Mungkin sebaiknya aku mampir ke kantornya.'
Setelah selesai makan, Sakura menyimpan piring bekas makannya ke dapur dan menyimpannya di tempat cucian piring. Lalu Sakura berlari menuju kamarnya dan siap-siap untuk berangkat menuju kantor suaminya.
Setelah siap, Sakura berjalan menuju garasi dimana di sana ada satu mobil yang dipersiapkan untuk dirinya beserta satu supir. Kebetulan di sana ada supir yang sedang membersihkan mobil. "Hay, bisa antarkan aku ke kantor Sasuke-kun?" tanya Sakura.
Supir itu, sebut saja Udon langsung menatap Sakura dan dengan semangat langsung menjawab "Ya, saya bisa, nyonya."
Sakura langsung naik mobil dan diikuti Udon yang duduk di kursi supir. Mobil pun dinyalakan dan mereka langsung berangkat menuju kantor Sasuke. "Ini adalah tugas pertama saya mengantar nyonya. Saya senang sekali. Hehe…"
KAMU SEDANG MEMBACA
Red & Blue (SasuSaku) #END
Fiksi PenggemarSakura dan pacarnya sedang berpacaran di sebuah taman. Namun, tiba-tiba saja ayahnya menarik Sakura untuk mengikutinya. Ternyata, ayahnya membawa Sakura kesebuah rumah yang besar. "Sakura, laki-laki yang ada di depan mu ini adalah calon suami mu." S...