"Kau akan mengajakku kemana?" tanya Sakura.
"Aku tidak akan mengajakmu kemana-mana. Aku hanya ingin memperingatimu!" Sasuke menjalankan mobilnya entah kemana.
"Memperingati apa?" Sakura bingung.
"Ku peringati kau supaya tidak dekat-dekat dengan si rambut merah itu di depan umum apalagi sampai bermesraan! Kau sudah dikenal oleh orang tuaku!" Sasuke menatap Sakura sebal.
"Namanya Gaara bukan rambut merah!" Sakura tidak terima kekasihnya dipanggil seperti itu.
"Aku tidak peduli dengan namanya. Pokoknya, mulai sekarang kau harus jaga jarak dengannya!" Perintah Sasuke kepada Sakura.
"Bukannya aku sudah meminta padamu biarkan aku bersama Gaara-kun sebelum kita menikah. Aku tidak mau menuruti perintah mu, Tuan Uchiha!" Sakura tidak mau menuruti perintah Sasuke. Dia murka dengan Sasuke yang seenaknya.
"Oh sudah berani melawan ya! Bilang pada Kizashi, aku membatalkan pernikahan ini dan siap-siap kau hidup gelandangan bersama orang tuamu itu!" Ancam Sasuke yang dingin dan tajam.
Sakura langsung terdiam dengan ancaman Sasuke itu. Dia tidak bisa menolak, apalagi ini bersangkut dengan orang tuanya. 'Dasar orang kaya terkutuk!'
Setelah bertengkar dengan Sakura di dalam mobil, Sasuke memutar balikan mobilnya menuju rumah Sakura. Setelah sampai di rumah Sakura, Sasuke ikutan turun sembari membawa sebuah bingkisan yang entah apa isinya. "Kenapa dia ikut turun?" Sakura heran melihat Sasuke.
"Kukira kau akan langsung pulang." Ucap Sakura sedikit sinis.
"Cepat buka pintu rumahmu." Perintah Sasuke tanpa merespon ucapan Sakura barusan.
Sakura makin sebal dengan Sasuke yang sedari tadi terus saja memerintah. Sakura langsung membuka pintu rumahnya "Tadaima."
"Okaeri." Balas Mebuki di dalam rumah.
Sakura masuk ke dalam rumah diikuti oleh Sasuke. Ternyata Mebuki sedang berada di dapur sedang mencuci piring. "Okaasan, biar Sakura saja yang cuci piring."
"Tidak usah. Tanggung sebentar lagi juga beres."
"Oh ya, Sasuke-kun datang kesini."
"Hah? Mana?" tanya Mebuki langsung melihat kearah pintu dapur dan terdapat Sasuke sedang berdiri di sana melihat mereka berdua.
Sasuke langsung tersenyum tipis melihat Mebuki. "Sasuke-sama, maafkan saya rumahnya sedikit berantakan." Tiba-tiba Mebuki merapikan barang-barang yang bisa dia jangkau.
"Jangan panggil aku seperti itu. Kau itu calon mertuaku." Sakura yang mendengar ucapan Sasuke semakin sebal padanya. 'Tidak sopan!'
"Ah, baiklah Sasuke."
"Aku datang kemari untuk memberikan ini. Ini amanat dari kaasan." Sasuke memberikan sebuah bingkisan yang sedari tadi dia pegang.
"Ah, arigatou." Mebuki menerima bingkisan itu.
"Aku pulang dulu. Masih banyak hal yang harus aku urus. Permisi." Pamit Sasuke.
"Silahkan. Arigatou sudah mau mengunjungi rumah Sakura. Kapan-kapan kesini lagi ya." Mebuki tersenyum kepada Sasuke.
Sasuke hanya menganggukkan kepalanya. Sasuke diantar ke depan oleh Mebuki dan Sakura. Setelah Sasuke pergi meninggalkan kawasan rumah Sakura, Sakura dan Mebuki langsung masuk ke dalam rumah.
.
Try out, ujian sekolah, segala ujian di sekolah telah dilalui oleh Sakura. Sekarang adalah hari kelulusan Sakura. Sakura sedang memeluk Tenten yang sedang menangis karena tidak akan satu sekolah lagi dengan sahabatnya, Sakura. "Sudahlah, Tenten. Kita hanya terpisah jarak oleh dua kota. Kamu akan belajar di kota Suna sedangkan aku akan tetap di Konoha." Sakura mengusap kepala Tenten.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red & Blue (SasuSaku) #END
FanfictionSakura dan pacarnya sedang berpacaran di sebuah taman. Namun, tiba-tiba saja ayahnya menarik Sakura untuk mengikutinya. Ternyata, ayahnya membawa Sakura kesebuah rumah yang besar. "Sakura, laki-laki yang ada di depan mu ini adalah calon suami mu." S...