26

560 45 3
                                    

Sakura dan Sasuke berjalan beriringan menuju sebuah restoran yang sudah dipesan oleh Sasuke. Ketika sudah masuk ke tempat pesanan, Sakura melihat ada dua pria berambut merah duduk saling berhadapan. Sakura seketika mematung. Mendadak sakit hati. Sasuke yang melihat istrinya seperti itu, tiba-tiba menepuk pundaknya, mencoba menguatkan. "Bisa kok!" Ucapnya mencoba menguatkan.

Sakura mengatur nafas dan setelah itu berjalan kembali. Dirasa ada yang datang menghampiri kedua laki-laki berambut merah itu, mereka berdua langsung melihat yang datang mendekati mereka. Raut wajah Gaara tiba-tiba berubah menjadi tegang. Sakura pun menundukkan kepalanya. "Sakura..." Sambut Sasori.

"Nii-san

Sasuke membantu Sakura untuk duduk di kursi. Tidak lupa Sakura mengucapkan terimakasih. "Aku sudah pesankan menu spesial untuk kalian, khususnya untuk Sakura."

"Arigatou, Nii-san"

"Bagaimana kabarmu? Kau tau, aku rindu padamu"

Sasuke menatap Sasori tajam. Bisa-bisanya Sasori berkata sesantai itu pada istrinya. Sasori mengabaikan tatapan Sasuke dan lebih fokus kepada Sakura yang tersenyum canggung padanya. Ah dia masih agak marah sepertinya.

"Aku baik-baik saja, Nii-san. Aku juga rindu padamu, aku tidak ada teman ngobrol kemarin-kemarin."

Sasori senang mendengar respon dari Sakura. "Sekarang kan ada aku bisa ajak kau ngobrol. Bagaimana bayi dalam kandungan mu?"

Sakura reflek mengusap perutnya yang sudah mulai besar itu. Apalagi kandungannya itu sedang aktif-aktifnya. "Ah dia baik, dia juga pasti merindukan candaan paman-pamannya"

Gaara melihat gelagat Sakura dari tadi, terenyuh melihat Sakura yang sebentar lagi akan menjadi ibu. Seandainya dia menjadi pasangan nya mungkin Gaara bakalan senang sekali. "Jangan aneh-aneh!" celetuk Sasuke.

"Cemburu bilang saja, Uchiha!"

"Istri ku juga Uchiha kalau kau tahu!"

Tiba-tiba canggung di antara mereka. Sasori berdehem untuk menghilangkan rasa canggung itu. "Ah langsung saja pada intinya. Apa kalian mau ditunggu atau ingin ada ruang diantara kalian?" tanya Sasori pada Sakura dan Gaara.

Sakura dan Gaara saling tatap sebentar. "Aku ingin bicara berdua dengan Sakura." pinta Gaara pada Sasori.

Sasori langsung berdiri dan menarik Sasuke untuk keluar dari ruangan tersebut. "Kau jangan sampai menyakiti Sakura!" ancam Sasuke pada Gaara.

"Bagaimana aku bisa menyakitinya, aku sayang padanya... Justru kalian yang menyakiti ku" balas Gaara menatap tajam Sasuke.

"Sepertinya kalian juga harus bicara. Selesaikan dulu permasalahan mu dengan Sakura, Gaara!" Sasori dengan penuh tenaga menarik Sasuke keluar dari ruangan tersebut.

Sasuke dan Sasori menunggu di depan pintu ruangan tersebut. "Tidak akan ke ruang merokok?"

Sasuke menggeleng. "No, ibu hamil tidak boleh deket-deket sama rokok!"

Sasori terharu mendengar ucapan Sasuke. Dia langsung terkekeh. "Waw pantas saja ya kau tidak mau Sakura menghubungi Gaara, takut tersaingi dan berpaling kan. Bucin" 

Sasuke hanya menatap tajam Sasori yang sedari tadi terkekeh. Kita kembali kepada Sakura dan Gaara yang belum memulai percakapan. Gaara yang menatap tajam Sakura, Sakura yang menundukkan kepalanya. Dia gugup luar biasa. Sesak sekali rasanya satu ruangan bersama Gaara. Padahal dulu dia sangat senang sekali kalau berduaan bersama Gaara. "Ehem, santai saja. Jangan dibuat tegang. Kau bisa pingsan lagi. Apa kau tidak kasian dengan kandunganmu?" Akhirnya Gaara bersuara.

"A-aku santai kok, Gaara-kun." Sakura berusaha merileks-kan diri nya. 

"Jadi ada yang bisa disampaikan?"

"A-aku minta maaf karena memutusimu secara tiba-tiba dan hilang dalam waktu yang cukup lama." Sakura jeda sebentar dan tangannya memainkan cup di depannya. Mencoba menghilangkan rasa gelisah yang dia rasakan.

"Aku bingung dengan kondisi keluarga ku saat itu. Tousan yang putus asa, Kaasan yang pasrah dengan keadaan, secara tidak langsung mereka berharap besar padaku. Aku tidak menyalahkan mereka, tapi... hanya ini yang bisa menolong semuanya... menikahi Sasuke-kun." Sakura menangis. Dia sudah tidak kuat berpura-pura kuat.

"Aku minta maaf juga aku sudah menyepakati akan menikahi Sasuke-kun saat kita masih dalam hubungan. Aku meminta kepada Sasuke-kun untuk membiarkan ku menikmati waktu bersama mu sampai kelulusan sekolah." Sakura melihat Gaara dengan air mata yang berlinang.

"Kalau kau ingat, saat kita pernah selesai nonton di bioskop dan makan di suatu tempat makan, kita bertemu dengan ibu-ibu cantik dan menanyakan siapa kamu lalu ku jawab temanku, itu adalah kaasan nya Sasuke-kun." 

Sudah diduga. Waktu itu Gaara merasa ada yang aneh dengan Sakura. Terjawab sudah mengapa Sakura menjawab seperti itu. Gaara hanya meringis, ingin menertawakan dirinya sendiri. "Aku benar-benar minta maaf, Gaara-kun. Terimakasih sudah mau menemuiku" Sakura mengusap air matanya.

Gaara reflek memberikan tisu ke dekat Sakura. Sakura agak kaget dan menerimanya. Act of service Gaara memang selalu menjadi yang terbaik. "Bohong kalau aku bilang aku menemuimu sekarang sudah dalam keadaan baik-baik saja, Sakura." 

Gaara menghela nafas dan melihat Sakura tajam. "Aku berusaha mencari mu dan bahkan menemui orang tua mu, dan orang tua mu bilang dia tidak bisa menjawab. Oh, bisa-bisanya satu keluarga bertingkah seperti itu!" 

Sakura mengeratkan kepalan tangannya. "Aku nyaris tidak kuliah karena stress. Kaasan memberikanku kekuatan dan mengajakku bangkit, sehingga aku sekarang kuliah." 

"Siapa sangka ternyata saudara jauhku justru mengetahui apa yang buat ku stress. Bahkan dia cerita bagaimana seseorang yang buatku stress. Haha... lucu banget saat tau orang yang kucintai, orang yang sudah masuk ke dalam hatiku dan bahkan ku pikirkan nanti di masa depan kita bakal gimana, malah .... argh aku benci padamu, Sakura!" Gaara tiba-tiba saja menangis.

"Gaara-kun..." Sakura hanya memanggil namannya.

"Itu yang diceritakan Sasori-nii. Sakura begitu merindukanku, bahkan ketika pertama bertemu dengan Sasori-nii pun kau ingat aku, kan?"

Sakura hanya menganggukkan kepalanya. "Karena sebelumnya hanya kau yang memutuskan sepihak, sekarang aku sangat menyetujuinya. Terimakasih Sakura, lanjutkan hidupmu dengan baik! Selamat atas kehamilan mu juga!"

Setelah itu Gaara langsung pergi dari hadapan Sakura. Gaara membuka pintu ruangan tersebut dan terlihat Sasuke dan Gaara berdiri di sana. Gaara menggeram dan tanpa aba-aba langsung menonjok Sasuke. Sasuke tersungkur ke belakang namun sampai tidak jatuh. Sasori langsung memegang Gaara. "Tidak akan kumaafkan kau!" Teriak Gaara.

Gaara langsung menyibak tangan Sasori yang memegang nya. Dia langsung pergi dari sana diikuti oleh Sasori. Sasuke memegang sudut bibirnya yang berdarah karena ditonjok oleh Gaara. Sakura kaget dan hanya diam mematung di tempat duduknya. Sasuke berjalan menghampiri Sakura yang kacau karena menangis, dia langsung memeluk Sakura begitu erat. "Gomen, Sakura" Sasuke tiba-tiba saja berkata seperti.

"Arigatou, Sakura. Kau sudah berusaha dengan baik" Sasuke mencium kepala Sakura.

Sakura kembali menangis sejadi-jadinya dan memeluk erat Sasuke. Sasuke pun merasa bersalah dan merasakan betapa sakitnya sakura dalam tangisannya itu.




TBC

Haaai maaf banget baru update karena diriku ini so sibuk banget

Ada waktu luang pun ku pakai untuk bener-bener istirahat :")

Bentar lagi ini au end hehe mudah-mudahan

Ada yang nungguin kah? hehe


Seperti biasa menerima kritikan dan saran

Terimakasih


25 Juni 2023

Red & Blue (SasuSaku) #ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang