ANAK HARAM

50 5 0
                                    

Jam pulang sekolahpun berbunyi. Bu Endang (wali kelas Putra), sudah keluar kelas dan murid-murid pun sedang merapihkan alat tulisnya untuk bersiap-siap pulang kerumah, begitupun Putra. Saat hendak keluar dari pintu kelas tiba-tiba Putra didorong dari belakang oleh temannya (Darel).

"Ups sorry, sengaja" (ucap Darel).

"Apa salah saya?" (tanya Putra hampir menangis).

"Parah lu, gak takut apa kalau dia ngadu sama Bapaknya? Eh lupa, Putra kan gak punya Bapak. Hahahaha" (ledek Yogi sambil membangunkan Putra).

"ANAK HARAM, ANAK HARAM, ANAK HARAM" (ledek Darel cs).

Kelakuan nakal Darel cs. dipergoki oleh Pak Harry, Pak Harry pun langsung menghampiri sekumpulan murid yang sedang meledek Putra.

"Ada apa ini? Darel, kamu lagi"

"Bapak sudah sering lihat kelakuan nakal kamu disekolah ini. Hari ini bapak akan buatkan surat supaya orangtua kamu besok menemui kepala sekolah"

Putra yang merasa kasihan dengan Darel pun meminta kepada Pak Harry supaya orangtua Darel tidak dipanggil ke sekolah.

"Jangan Pak, aku gak apa-apa kok"

"Tadi Darel gak sengaja kok dorong akunya"

"Tolong Pak, jangan panggil orangtua Darel ke sekolah, aku udah maafin dia kok"

Mendengar permintaan Putra, Pak Harry pun menyetujui keinginan Putra. Sekumpulan siswa yang tadi ramai di depan kelas Putra pun langsung pada bubar. Melihat muka Putra yang memelas, Pak Harry pun iba.

"Kamu beneran gak apa-apa, Putra?" (tanya Pak Harry).

"Gak apa-apa kok Pak" (jawab Putra masih menahan sedih).

"Kamu pulang sama siapa?" (tanya Pak Harry)

"Aku biasa pulang sama Tyo Pak tapi dia gak masuk hari ini" (jawab Putra).

Pantas saja Darel cs berani meledek Putra karena biasanya Putra selalu dilindungi oleh Tyo jika Darel cs usil sama dia. Tyo adalah siswa baru sekaligus sahabat Putra yg ditakuti oleh Darel cs karena badannya yang besar. Sebelum ada Tyo yang bersekolah di sekolahnya Putra, Darel cs sangat ditakuti oleh seluruh anak sekelas bahkan satu sekolah pada takut dengan Darel cs terutama dengan Darel. Karena Darel adalah anak paling kaya di sekolahnya, namun Darel adalah murid yang sangat bodoh karena pernah tinggal kelas 2 kali.

Lalu Pak Harry berniat untuk mengantarkan Putra pulang ke rumah karena searah, awalnya Putra menolaknya tapi karena kaki Putra masih sakit akibat didorong oleh Darel jadinya ia menerima tawaran baik Pak Harry.

Sesampainya di rumah, Putra pun mengajak Pak Harry untuk mampir masuk ke rumahnya. Awalnya Pak Harry pun menolak tapi karena ada banyak yang ingin dia tanyakan kepada Putra jadinya dia pun menerima ajakan Putra.

"Bapak mau minum apa?" (tanya Putra)

"Tidak usah repot-repot, bapak cuman ingin menanyakan kejadian tadi sama kamu" (ucap Pak Harry penasaran).

"Tolong jangan dibahas lagi ya Pak. Aku udah lupain kejadian tadi dan memaafkan semuanya" (pinta Putra).

"Baiklah kalau begitu. Oiya, orangtua kamu kemana?" (tanya Pak Harry).

"Ibu lagi kerja" (jawab Putra singkat).

"Kalau ayah kamu?" (tanya Pak Harry penasaran).

"Putra gak punya Ayah Pak" (jawab Putra hampir mau nangis).

Nampaknya Pak Harry merasa bersalah karena pertanyaannya telah membuat hati Putra terluka.

"Maafkan Bapak ! Begini saja, kamu bisa jadi anak angkat Bapak. Kamu boleh panggil Bapak dengan sebutan ayah atau mungkin Papa" (ucap Pak Harry menenangkan perasaan Putra).

"Yang benar Pak?" (tanya Putra kegirangan).

"Iya" (ucap Pak Harry ikut senang).

"Kalau gitu, Putra boleh gak manggil bapak dengan sebutan Papa biar panggilannya beda sama anak-anak yang lain. ?" (pinta Putra).

"Boleh dong, sekarang kamu resmi jadi anak Papa" (ucap Harry tersenyum).

Mereka pun saling berpelukan,

"Pah selama ini Putra selalu iri sama temen-temen Putra, mereka suka diantar sekolah oleh Ayahnya sekalian berangkat kerja" (ucap Putra sambil nangis).

"Kamu mau besok berangkat ke sekolah bareng papa"?" (tawar Harry).

"Mau pahhh, mau banget" (ucap Putra kegirangan).

"Nanti papa telepon kamu ya kalau udah mau otw ke rumahmu. Nomor HP kamu berapa?" (ucap pak Harry).

Putra pun bingung karena dia tidak memiliki HP akhirnya dia memberikan nomor telepon ibunya kepada pak Harry tanpa memberi tahu kalau itu bukan nomor dia.

Pak Harry pun pamit pulang. Mereka sangat senang karena punya anggota keluarga baru. Ditambah Pak Harry punya jalan untuk bisa mendekati ibunya Putra.

SEKUAT HATI IBUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang