Sesampainya dirumah Aliyah, Doni pun sebal ketika yang membukakan pintu untuknya adalah Putra. Tanpa basa-basi Doni pun langsung menanyakan keberadaan Aliyah.
"Dimana mama kamu?"
"Ibu lagi rapi-rapih. Om, jagain ibu ya" (jawab Putra polos).
Tanpa menghiraukan Putra ngomong, Doni pun langsung masuk ke rumah Aliyah dan duduk di ruang tamu. Putra pun mencoba akrab dengan Doni namun Doni bersikap dingin.
Tidak lama kemudian Aliyah pun keluar kamar dan Doni langsung terkesima melihat Aliyah yg ketika tidak dandan aja terlihat sangat cantik apalagi sekarang dengan polesan make-up diwajah Aliyah yang membuatnya terlihat seperti bidadari. Hal itulah yang membuat dia ngotot untuk menikahi Aliyah karena dia sangat ingin memiliki Aliyah. Seandainya dirumah itu tidak ada Putra mungkin dia sudah khilaf saat itu.
Aliyah sangat menjunjung tinggi norma agama dan sangat anti dengan perzinahan, sementara Doni berfikir Aliyah trauma dengan masalalunya yg membuatnya saat ini sudah punya anak yang sudah besar diusianya yang masih muda, mungkin hal itu yang kini membuat Aliyah sangat anti dengan perzinaan, Doni sangat menghargai keputusan wanita yang dicintainya itu dan berjanji akan menjaga kehormatan Aliyah sampai pelaminan.
Mereka pun pamit pergi.
####
Sesampai di caffe tiba-tiba, Aliyah mendadak ingin buang air kecil. Aliyah pun menitipkan tas dan handphonenya kepada Doni. Saat hendak menaruh HP Aliyah ke meja tiba-tiba HP Aliyah bergetar karena ada SMS masuk. Karena mereka dapat mengakses HP pasangan masing-masing, Donipun dapat membuka HP Aliyah yang diberi sandi itu karena tau passwordnya. Lalu ketika dibuka, alangkah terbakarnya hati Doni karena membaca pesan dengan kata romantis dari nomor yang tidak ada namanya tersebut. Ya, nomor asing yang diceritakan pada episode PERDEBATAN DI KELUARGA DONI SMS Aliyah lagi.
👨🦰 : Sayang, kamu kok gak bales SMS terus sih. Maaf ya tadi Papa gak angkat telepon kamu. Besok Papa jemput ya jam setengah tujuh kurang.
Tersulutlah emosi Doni ketika membaca pesan romantis di HPnya Aliyah. Lalu Aliyah pun kembali dari toilet.
"Maaf ya sayang, aku gak lama kan? Yaudah yuk, kita mulai pesan aja. Sebelum kita mulai obrolan, ada baiknya kita makan dulu"Dengan muka memerah karena menahan amarah dan api cemburu di dadanya Doni pun meluapkan amarahnya (untung saja saat itu Caffe nya sepi karena baru buka).
"Aku udah gak lapar, aku kenyang baca ini"
"Ternyata kamu masih berhubungan sama bapaknya anak kamu itu?"
"Itu SMS dari bapaknya anak haram itu kan?"
Mendengar perkataan Doni yang menyebut Putra anak haram, Aliyah pun tak kuasa menahan emosinya. Hingga Aliyah langsung menampar Doni.
"Aku gak suka kamu sebut anakku seperti itu""Lalu itu dari siapa MUNAFIK" (teriak Doni semakin menjadi).
"AKU GAK TAU, MUNGKIN AJA ITU ULAH MAMA KAMU" (teriak Aliyah lebih kencang lagi).
"Hey, jaga ucapan kamu. Jangan kamu jadikan mama aku kambing hitam untuk menutupi pengkhianatan kamu *sensor*" (ucap Doni dengan kata kasar).
"Aku akan buktiin kalau itu ulahnya mama kamu" (ucap Aliyah langsung pergi meninggalkan Doni).
Aliyah pun pergi sambil nangis tidak kuasa menahan emosinya, bagi dia hari ini merupakan hari tersial untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEKUAT HATI IBU
General FictionKisah ini menceritakan tentang perjuangan seorang ibu muda (Aliyah) yang merawat anaknya (Putra) seorang diri. Mengungkap teka-teki siapa ayah kandung dari Putra yang Aliyah tutup rapat hingga Putra berusia 10 tahun. Kisah ini juga bercerita tentang...