Fahri pun kembali ke rumah untuk menjemput Putra berangkat sekolah namun nampaknya Putra telah pergi kesekolah sendiri. Lalu Nia pun bangun dari tidurnya.
"Subhanallah Nia, bagaimana jodohmu tidak susah. Jam segini kamu baru bangun tidur, kamu tidak pernah mendirikan sholat subuh" (ucap Fahri kesal melihat kelakuan adiknya yang pemalas itu).
Nia pun malu karena kakaknya melihat kelakuan buruknya sehari-hari, dia juga lupa kalau kakaknya itu telah pulang dari Surabaya.
"Jadi ini kelakuan kamu sehari-hari? Kerjaanmu cuman tidur dan selalu bangun siang. Kau contoh tuh Adik kamu Ira, di usia dia yang masih muda dia sudah menjadi Manajer" (ucap Fahri ketus).
Nia pun sakit hati dengan perkataan kakaknya tersebut apalagi sampai membandingkan-bandingkan dirinya dengan Aira tapi Nia berusaha meredam emosinya.
"Kakak hari ini mau ke restoran alm. ibu, kamu mau ikut?" (ajak Fahri).
"Yaudah kak, ai mandi dulu ya" (jawab Nia mengiyakan ajakan kakaknya tersebut).
Dilain tempat, suasana rumah Aiman pun terasa sangat tegang. Aiman dan Anita tengah berdebat karena kepergian Aliyah dan Putra. Tidak main-main Anita mengancam akan memisahkan Aiman dengan Darel bilamana Aiman mengajak Aliyah dan anaknya kembali kerumah.
Darel yang sedang menyaksikan pertengkaran orangtuanya pun sangatlah terpukul dan dendam terhadap Putra karena Putra dan ibunyalah yang telah membuat kedua orangtuanya bertengkar. Darel pun berencana akan membongkar rahasia besar Aliyah tentang status Putra yang ternyata hanya sebatas anak pungut Aliyah.Tiba saatnya Darel berangkat ke sekolah
"Darel nanti kamu Papa yang antarkan ke sekolah ya" (ucap Aiman).
"Ogah, aku tau tujuan Papa nganterin aku ke sekolah untuk mencari Putra kan bukan untuk niat antarin aku ke sekolah" (tolak Darel).
"Iya sayang, ayo kita berangkat" (ajak Aiman).
"Darel bilang gak mau ya gak mau. Darel mau ke sekolah sama Pak Tono. Pak Tono ayo kita berangkat" (ajak Darel).
"Mari den" (ucap Pak Tono)
"Tono, kamu hari ini tidak usah antrakan Darel ke Sekolah ya" (perintah Aiman).
"Pah...." (ucap Darel BT).
"Apa-apan sih kamu Aiman" (ucap Anita kesal).
"Sekarang kamu pilih, mau Papa yang antarkan kamu ke sekolah atau kamu pilih jalan kaki" (ucap Aiman memberikan pilihan).
Tiba-tiba Harry pun datang untuk menjemput Putra ke sekolah dan Darel pun menjadikan ini sebuah kesempatan.
"Darel pilih berangkat sama Pak Harry aja, dah Papa" (ucap Darel meledek lalu meninggalkan ruang keluarga yg sedang penuh ketegangan).
"Putra nya hari ini sudah bisa masuk sekolah Rel?" (tanya Darel).
"Putra masih sakit. Pak, aku ikut bapak ke sekolah ya" (pinta Darel).
"Yasudah, ayo naik" (ajak Harry).
Diperjalanan, Darel pun langsung menceritakan tentang status Putra yang ternyata hanyalah seorang anak angkat.
"Pak, Bapak tau gak?" (tanya Darel kepada Harry).
"Enggak tuh, tau apa ya?" (tanya Harry balik)
"Putra tuh ternyata cuman anak angkat loh" (ucap Darel lemes)
Karena saat itu kendaraan di jalanan sangat berisik jadi Harry tidak mendengar jelas perkataan Darel maka Harry hanya berkata oh aja.
Darel pun kesal karena respon Pak Harry sesingkat itu.
"Dih, gak asik deh masa dia gak tercengang sama sekali" (ucap Darel dalem hati dengan rasa jengkel).Saat tiba di sekolah, Harry pun kaget melihat Putra yang ternyata masuk sekolah.
"Kamu bilang Putra gak masuk hari ini" (ucap Harry sedikit emosi)
"Yaudah sih Pak, maaf" (ucap Darel lalu pergi meninggalkan Harry di parkiran).
Darel pun langsung menemui teman-temannya
"Weii bro, itu bener apa yg lu ceritain di grup whatsapp?" (tanya Yogi penasaran).
"Lu gak fitnah Putra lagikan?" (tanya Ropik polos)
"Sembarangan lu, sejak kapan gue jadi tukang fitnah" (ucap Darel kesal lalu menepuk topi sekolah Ropik hingga menutupi mata Ropik)
"Wah, bakal jadi berita panas nih" (ucap Nino terprovokasi).
"Sekarang kalian tau kan tugas kalian masing-masing" (tanya Darel)
"Tau, tapi tugas lu ngapain dong" (tanya Ropik lagi dengan polosnya).
Ropik memang temen Darel yang paling polos dan bloon, kadang suka bikin Darel kesal. Kalau bukan karena Ropik anak orang kaya, sudah pasti Darel gak sudi berteman dengan Ropik dan dia bakal jadi bahan bullyannya Darel karena kebloonannya.
"Berhubung lu belum pernah dipanggil kepsek jadi lu ya No yang teriakin di kelas kalau Putra cuman anak Pungut. Tenang, bayarannya 300 ribu" (ucap Darel).
"Siapppp" (ucap Nino menyanggupi).
Sementara itu, di restoran Bu Khodijah. Para karyawan pun bergegas untuk menyibukkan diri dengan tugasnya masing-masing karena mereka saat ini sedang dalam tahap penilaian karena akan ada beberapa karyawan yang akan dipecat berdasarkan pengumuman dari Anita.
"Weii, ada boss ganteng" (ucap pelayan 1).
"Rapih-rapi guys kalau gak rezeki kalian terancam" (ucap kasir 1).
"Selamat Pagi" (ucap Fahri sambil tersenyum).
"Waah, pada rajin banget ya" (ucap Nia kagum dengan para karyawan).
"Rame juga ya, tingkatkan kinerja kalian" (ucap Fahri)
"Siap bos" (ucap para karyawan serempak).
### Di Sekolah Putra
Putra pun memasuki ruang kelas, lalu melihat Darel yang wajahnya seperti ingin memakannya hidup-hidup.
"Kuatkan hamba ya Allah" (ucap Putra dalam hati).
"Eh anak pungut, kemana aja lo" (ledek Nino).
"Maksud kamu apa?" (tanya Putra)
"Jelasin brayy" (perintah Yogi kepada Ropik).
"Begini loh Put, kata ibu lo, lo itu anak pungut. Bener gak sih" (ucap Ropik menjelaskan).
"Ibu lu bilang begitu kemarin waktu lo pingsan. Makanya ibu lo pergi dari rumah karena kesal sama bokap gue yang udah bilang sama gue dan nyokap gue klo lo cuman anak angkat" (ucap Darel menerangkan)
"Anak pungut, anak pungut" (ucap beberapa temen sekelas serempak)
"Bukan gue yang ngeledek lo loh" (ucap Darel santai).
"Awas nanti ngadu sama bapak angkatnya trus nanti sekelas dipanggil kepsek" (ucap Nino)
"Cemen ah, dikit-dikit ngadu" (ucap Yogi).
"CUKUP!!! Darel, aku tau kamu benci banget sama aku tapi kali ini kamu udah keterlaluan. Apa sih salah aku sampai kamu ganggu aku terus di sekolah?" (ucap Putra tegas hampir menangis).
"Lo fikir gue bohong, hah?" (ucap Darel memegang kedua kerah baju Putra).
Lalu Pak Harry pun datang ke kelas Putra.
"Gak usah caper lu didepan Pak Harry. Awas aja kalau ngadu" (bisik Darel mengancam).
"Gak apa-apa Pah, mereka cuman kangen sama aku karena aku gak masuk-masuk ke sekolah" (ucap Putra).
"Papa juga kangen kamu Putra, kamu memang kemana aja?" (tanya Pak Harry)
Jam bel masuk pun berbunyi, Anak-anak segera duduk di bangku masing-masing dan Pak Harry langsung meninggalkan ruang kelas Putra.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEKUAT HATI IBU
General FictionKisah ini menceritakan tentang perjuangan seorang ibu muda (Aliyah) yang merawat anaknya (Putra) seorang diri. Mengungkap teka-teki siapa ayah kandung dari Putra yang Aliyah tutup rapat hingga Putra berusia 10 tahun. Kisah ini juga bercerita tentang...