"Silahkan masuk"
Ucap seorang HRD bernama Aira mempersilahkan calon pelamar berikutnya untuk di interview. Ketika Doni masuk ke ruangan, Aira langsung terkesima dengan calon pelamar di kantornya tersebut. Tanpa banyak pertanyaan Doni pun langsung diterima untuk menempati posisi Manajer Marketing di perusahaan tersebut. Aira tidak peduli dengan pengalaman kerja Doni, yang ada di otaknya hanya ingin selalu melihat Doni di kantornya.
####
Sepulang dari interview, Doni pun memberitahukan kabar bahagia ini kepada mamanya. Mila pun tersadarkan dari lamunannya. Mila sedang memikirkan momen pertemuannya tadi pagi dengan pria yang dulu pernah memperkosanya (Suroto).
"Ma, akhirnya Doni keterima kerja sebagai Manajer Marketing dan Mama tau Doni akan menjadi karyawan tetap disitu. Akhirnya Doni bisa mewujudkan impian mama untuk berangkatin Haji nanti" (ucap Doni bahagia sambil memeluk mamanya).
"Waah, yang benar kamu Doni? Luar biasaaa. Sejak kamu putuskan hubungan dengan perempuan nakal itu kamu terbebas dari kesialan karena dulu waktu kamu pacaran sama dia kamu sangat sulit mendapatkan pekerjaan. Sekarang, sekalinya kamu dapat pekerjaan langsung jadi Manajer, pegawai tetap pula" (ucap Mila kegirangan).
"Haha iya juga ya mah" (tawa Doni).
####
Dirumah Ela,
Aliyah dan Ela berencana untuk mencari pekerjaan. Aliyah pun baru ingat tentang pertemuannya dengan Aira temen SMA nya dulu yang ternyata anaknya alm. Bu Khodijah. Lalu Aliyah mencoba mengajak Aira untuk bertemu."Bismillah, semoga dia mau ketemuan ya sama aku" (doa Aliyah).
Aliyah pun langsung menuliskan pesan whatsapp untuk Aira dan Aira pun bersedia bertemu dengannya hari Minggu nanti.
####
Di rumah, Darel memberikan surat panggilan dari Kepala Sekolah kepada mamanya. Anita pun agak kesal karena anaknya bikin ulah terus tapi karena dia sayang sama Darel jadinya dia gak bisa marah terhadap Darel.
####
Sesampainya di rumah, Aliyah terkejut karena besok dia dipanggil oleh Kepala Sekolahnya Putra, belum sempat Putra menjelaskan, Aliyah langsung memarahi Putra karena tidak dapat membendung emosinya lagi. Marah, sedih, malu dia rasakan semuanya dan tidak dapat membendung emosi-emosi tersebut lagi karena sudah hampir putus asa.
"Ibu kan sudah sering nasihatin kamu, sekolah yang benar jangan bikin ulah. Kamu mending bunuh ibu, Putra daripada kamu harus menyeret ibu atas ulah kamu""Demi Allah bu, Putra gak salah. Putra hanya korban dari kenakalan teman-teman Putra" (ucap Putra menangis).
"LALU KENAPA IBU HARUS DIPANGGIL KE SEKOLAH KALAU KAMU TIDAK BERSALAH????" (teriak Aliyah).
"Putra gak tau, bu" (Putra pun menangis terisak).
Melihat anaknya menangis, Aliyah baru menyadari kesalahannya, tanpa sengaja dia telah melukai anaknya. Aliyah lansung memeluk Putra.
"Maafin ibu sayang, ibu cuman sedih. Kamu kan tau ibu sendirian mendidik kamu. Ibu hanya ingin mencetak kamu jadi anak yang baik, apalagi sekarang ibu telah batal memberikan kamu seorang ayah"Mereka pun nangis saling berpelukan dan meminta maaf.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEKUAT HATI IBU
General FictionKisah ini menceritakan tentang perjuangan seorang ibu muda (Aliyah) yang merawat anaknya (Putra) seorang diri. Mengungkap teka-teki siapa ayah kandung dari Putra yang Aliyah tutup rapat hingga Putra berusia 10 tahun. Kisah ini juga bercerita tentang...