PERDEBATAN DI KELAURGA DONI

48 3 0
                                    

Di rumah, Doni mengutarakan keinginannya untuk melamar Aliyah. Namun keinginan tersebut ditentang mentah-mentah oleh Mila (ibunda Doni).

"Pokoknya mama TIDAK SETUJU"

"Doni, kamukan tau Aliyah itu janda dan punya anak"

"Apa kata rekan-rekan dan kerabat kita kalau tau kamu menikahi janda beranak 1? Mama gak sanggup nanggung malu Doniiiii"

Tutur Mila dengan bawel.

"Tapi mahh... Aliyah itu bukan janda karena belum pernah menikah, dia hanya memiliki anak" (terang Doni menjelaskan).

"Justru itu 1000 kali lebih memalukan daripada janda yang sah dimata agama dan hukum, dia belum pernah menikah tapi sudah memiliki anak, anaknya sudah besar pula padahal dia kan sepantaran sama kamu" (ucap Mila menerangkan).

"Wah, anak haram dong" (celetuk Adil)

"Diam kamu anak ingusan" (bentak Doni kepada adik bungsunya).

"Emang benerkan anak haram. Nih ya, kita hitung, umur Aliyah 25 tahun sementara umur anaknya 10 tahun berarti Aliyah melahirkan pas masih sepantaran sama lo Dil" (ucap Vika menyambungi ucapan Adil).

"Eh iya, gue makh umur segini aja masih jomblo. Dia udah? haha (ledeknya gak kuat menahan geli dan jijik).

"Dia juga putus sekolah, pasti dikeluarkan karena hamidun" (ledek Vika semakin menjadi-jadi).

Mendengar ucapan keluarganya, Doni pun sedikit membenarkan apa yang mereka ucapkan. Apalagi selama 3 tahun berpacaran dengan Aliyah, Aliyah tidak pernah bercerita siapa ayah dari anaknya itu dan jika dia menanyakan hal itu, Aliyah suka ngambek. Namun kini, dia harus berani menanyakan hal tersebut dengan tegas dan mendapatkan jawabannya sebelum dia benar-benar yakin untuk mempersunting Aliyah menjadi istrinya.

Doni pun masuk ke kamar dan menulis pesan whatsapp untuk Aliyah.

👨‍🦰 : Yank, nanti malam aku ke rumah kamu ya 🥰
👩 : Mau ngapain yank? Kayaknya penting banget 🤔 Mau membicarakan pernikahan kita ya hehe 😁
👨‍🦰 : Kurang lebih seperti itu hehe 😅
👩 : Aku juga yank, ada yang mau diomongin 🥺 tapi jangan di rumah soalnya aku gak mau Putra dengar.
👨‍🦰 : Yaudah, di cafe langganan kita aja ya 🥰
👩 : Siap bosque 😘

Di ruang keluarga, Mila, Vika dan Adil tidak henti-hentinya membicarakan Aliyah. Selama ini mereka membiarkan keduanya berhubungan semata-mata hanya karena memanfaatkan uang Aliyah. Aliyah cukup baik hati karena sering membantu keuangan keluarga Doni jika kondisi mendesak. Seperti saat-saat sekarang ini, sudah 2 bulan Doni menganggur dan yang membayar uang keperluan kuliah Vika dan SPP sekolah Adil adalah Aliyah. Oleh karena itu Mila membiarkan Doni berpacaran dengan Aliyah namun Mila sangat tidak setuju jika mereka menikah.

Dikamar, Doni sedang mengingat masa indah saat pertama kali dia bertemu dengan Aliyah. Awal perkenalan mereka adalah dari aplikasi game online, lalu mereka ketemuan dan menemukan banyak kecocokan hingga akhirnya mereka berpacaran sampai sejauh ini (3 tahun).

Dalam hati Doni berkata,

"Aku tetap akan menikahimu Aliyah karena aku tidak bisa hidup tanpamu"

"Lagipula, kalau masalah Putra biar nanti itu urusan Aliyah toh Aliyah pernah bilang jika nanti aku dengannya menikah aku tidak harus menafkahi Putra secara lahir tapi yang Putra butuhkan hanya nafkah batin dari seorang ayah"

"Aku tidak sudi menafkahi anak yang bukan darah dagingku sendiri"

"Sebagai suami nanti aku hanya berkewajiban memberikan uang nafkah untuk Aliyah, tidak mau mengeluarkan uang sepeserpun untuk anak haram itu".

Begitulah rencana Doni, dia hanya menginginkan Aliyah tanpa memperdulikan keberadaan Putra.

########

Sementara itu di rumah Ela, Aliyah menangis sejadi-jadinya dan menceritakan kesedihannya seharian ini penuh, dari mulai pertanyaan anaknya yang menanyakan ayah kandungnya, sedih karena Bu Khodijah telah meninggal, lalu di maki-maki oleh bos barunya, hingga dipecatnya dia secara tidak hormat. Aliyah menangis meratapi nasibnya. Ela adalah mantan pegawai di restoran Bu Khodijah, dia resign karena mau menikah, sekarang Ela sudah punya suami dan anak. Ela pun berusaha menenangkan Aliyah.

"Udah, udah jangan nangis. Liat noh, Doni kan sebentar lagi akan melamar lo. Dia nanti malam mau ngajak lo ketemuan kan untuk membicarakan soal pernikahan? Jadi sebenarnya semua masalah lo sudah selesai"

"Tapi status gue sama Doni saat ini sama-sama nganggur. Memang, untuk menikah biayanya sudah ada meski uangnya hanya cukup untuk pesta kecil-kecilan. Tapi bagaimana untuk hidup kedepannya?" (resah Aliyah).

"Ini semua hanya masalah waktu, sebentar lagi juga pasti Doni akan mendapatkan pekerjaan baru, diakan lulusan D3 jadi mudah untuk mendapatkan pekerjaan. Tinggal tunggu aja waktunya kapan" (ucap Ela menenangkan Aliyah).

Saat sedang bertukar cerita tentang kehidupan mereka yang pahit, tiba-tiba Aliyah mendapat pesan singkat dari nomor asing.

👨‍🦰 : Sayang, nanti malam kita jalan yu.

Mendapatkan pesan dari nomor asing tersebut Aliyah pun bingung, lalu Aliyah langsung menelepon nomor tersebut namun tidak aktif.

"Lu nelepon siapa?" (tanya Ela).

"Gak tau niih, kayaknya ada orang yang share nomor gue sama orang asing karena dia sms seperti ini dan gue telepon balik nomornya gak aktif" (ucap Aliyah sambil menunjukkan pesan tersebut kepada Ela).

"Mungkin Doni" (ucap Ela mengira-ngira).

"Kalau menurutku, ini ulah mamanya Doni. Aku sebenarnya tau kalau mamanya Doni gak setuju aku menikah sama anaknya karena aku udah punya anak" (fikir Aliyah).

"Bisa jadi" (ucap Ela).

"Gue balik dulu ya, malam ini khn gue ada janji mau ketemuan sama Doni. Besok gue boleh khn kesini lagi? Gue kan gak mau cerita dulu sama Putra kalau gue dipecat nanti yang ada Putra gak semangat sekolahnya" (pamit Aliyah).

"Oke, sip. Pintu rumah ini selalu terbuka untuk Aliyah Septiani Eka Putri. Hehe" (ucap Ela).

Aliyah pun pulang dengan langkah lesu.

SEKUAT HATI IBUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang