Sepulang sekolah Darel cs bukannya langsung pulang malah mampir untuk makan dulu ke restroannya mendiang Bu Khodijah. Darel pun mentraktir teman-temannya karena dia berterima kasih kepada teman-temannya yang sudah membantu dia untuk meledek Putra.
"Kalian boleh makan apa aja, tapi ingat! 1 orang hanya boleh makan 1 piring"
Teman-teman Darel pun tidak sungkan-sungkan untuk memesan porsi yang besar. Dimulai dari Yogi, dia memesan nasi dengan ayam bakar, minumnya jus alpukat. Lalu Nino memesan Mie Goreng spesial pakai telor dadar, minumnya es jeruk dan Ropik memesan soto daging, minumnya es campur. Darel sendiri hanya memesan teh botol.
"Seriusan ini lu yang bayarin?" (tanya Nino).
"Iyeee, elah nanya mulu" (jawab Darel meyakinkan temannya).
"Tapi kok rel, lu cuman pesen teh botol?" (tanya Ropik heran).
"Lu gak lagi ngerjain kita-kita kan?" (tanya Yogi menegaskan).
"Ya elah, target orang yang pengen gue kerjain saat ini tuh cuman si anak haram. Sayang aja tuh anak haram dikawal terus sama si gentong Yoyo (Tyo)" (ucap Darel).
Makanan mereka pun datang dan ketika mereka sedang makan mereka pun mengghibahi Putra terus-terusan dengan sebutan anak haram. Ketika sedang lap meja yang kosong, Aliyah pun mendengarkan percakapan mereka yang terbilang mengganggu karena kata-kata "anak haram" sangat kasar untuk didengar, apalagi situasi saat itu sedang ramai pengunjung dan takut pengunjung terganggu oleh obrolan kasar Darel cs. Aliyah pun langsung menuju meja Darel cs untuk menasihati.
"Eh de, kalau makan jangan pada sambil ngobrol apalagi sampai berkata kasar seperti gentong dan anak haram. Apa kalian gak pernah di didik oleh orangtua kalian? Lagipula pulang sekolah itu langsung pulang bukannya mampir kemana-mana" (tegor Aliyah tegas).
"Lu pelayan aja sok hebat, gak takut lo di pecat karena semena-mena sama pembeli?" (hina Darel gak sopan).
"Ada apa ini?" (tanya Anita yang tiba-tiba datang menghampiri).
"Ini bu, anak-anak ini mereka berisik dan obrolannya sangat kasar takutnya yang sedang makan disini terganggu" (jawab Aliyah menerangkan).
Lalu Anita lansung menampar Aliyah,
"Kamu tau dia ini siapa?" (nunjuk Darel).
"Dia ini anak saya" (ucap Anita menegaskan).
"Saya yang telah mengundang mereka dan mereka udah izin sama orangtuanya untuk datang kesini" (ucap Anita sekali lagi menegaskan).
Mendengar hal itu Aliyah kaget sejadi-jadinya, rasa sakitnya karena ditampar tidak seberapa menyakitkan dibandingkan rasa malunya atas apa yang telah diperbuatnya kepada anaknya Anita yang tak lain adalah cucunya alm. Bu Khodijah.
"Ma, maafkan saya Bu" (ucap Aliyah sambil menangis).
"Dengar (sambil menunjuk jari kearah Aliyah), meski pemecatan karyawan dilakukan bulan depan tapi khusus untuk kamu, jangan pernah kamu injakan kaki lagi ke tempat ini. Hari ini juga kamu saya pecat" (ucap Anita murka).
"Bu, saya mohon!" (belum selesai bicara Aliyah langsung diseret keluar).
Anita pun langsung mengusir Aliyah keluar restoran dan pengunjung yang melihatnyapun iba.
"Nih ambil, gaji kamu bulan ini tanpa pesangon. Kamu tidak diberikan pesangon karena attitude buruk kamu" (lemparkan amplop ke muka Aliyah).
Teman-teman Aliyah pun pada sedih melihat Aliyah dipecat secara tidak hormat dan pengunjung lain pun emosi melihat perlakuan semena-mena Anita terhadap Aliyah.
"Ibu tidak seharusnya memperlakukan pegawai ibu seperti tadi. Yang salah itu anak ibu dan teman-temannya yang obrolannya kasar, anak saya sampai saya sumpel handsfree kupingnya supaya tidak mendengar obrolan anak ibu dan teman-temannya" (ucap salah satu pengunjung).
"Saya padahal selalu mampir ke restoran ini karena pelayanan ramah pegawai ibu yang namanya Aliyah tadi. Saya tidak akan mampir lagi kesini karena sekarang ownernya sudah ganti. Ownernya kejam karena memperlakukan pegawainya semena-mena". (protes pengunjung yang lain).
Satu persatu para pengunjung restoranpun segera pergi meninggalkan restoran karena merasa tidak nyaman oleh kejadian tadi. Anita pun dendam terhadap Aliyah atas kejadian ini yang membuat dia dimarahi oleh pengunjung restoran.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEKUAT HATI IBU
General FictionKisah ini menceritakan tentang perjuangan seorang ibu muda (Aliyah) yang merawat anaknya (Putra) seorang diri. Mengungkap teka-teki siapa ayah kandung dari Putra yang Aliyah tutup rapat hingga Putra berusia 10 tahun. Kisah ini juga bercerita tentang...