DICINTAI FAHCRI

31 3 0
                                    

Sesampainya di kontrakannya yang lama, Aliyah sangat sedih karena kontrakan lamanya sudah ada yang mengisi.

"Maaf ya Aliyah, lagipula kamu sih gak ngabarin dulu kalau mau kesini" (ucap Bu Zaitun menyesal).

"Tidak apa-apa bu Jay, maaf tidak mengabari kalau mau kemari karena saya tidak memiliki paketan internet untuk me-whatsapp  ibu, begitupun pulsa. Kami pamit dulu kalau begitu" (ucap Aliyah sedikit kecewa).

Sebenarnya bu Zaitun sangat kasihan melihat Aliyah dan anaknya yang tidak tau akan pergi kemana. Dalam hati kecilnya, diapun ingin menampung Aliyah dan anaknya untuk sementara waktu namun tidak memungkinkan karena melihat keadaan rumahnya yang sempit.

Aliyah pun bingung hendak pergi kemana dimalam hari yang kian semakin larut dan untuk memesan kendaraan online dia tidak memiliki quota internet karena biasanya dia internetan menggunakan wifi di rumah Aiman begitupun saat tadi dia memesan kendaraan online ketika pergi dari rumah.

"Bu, Putra ngantuk" (ucap Putra lemes).

"Sayang kamu sabar dulu ya, ibu cari konter dulu ya untuk mengisi pulsa agar nanti kita bisa cari penginapan via aplikasi" (ucap Aliyah).

Namun tiba-tiba, Putra pun pingsan.

"Ya Allah, Putra. Tolong, tolong" (teriak Aliyah panik).

Lalu berhentilah sebuah mobil didepan mereka. Rupanya pemilik mobil tersebut berniat membantu Aliyah yang sedang membutuhkan pertolongan, kemudian keluarlah seorang pria gagah dan tampan, dia adalah Fachry mantan suami Anita namun Aliyah tidak mengetahuinya.

"Ada apa?" (tanya Fachry).

"Tolong saya Pak, anak saya pingsan. Tolong antarkan kami ke rumah sakit" (tangis Aliyah).

"Mari saya angkat" (ucap Fachry).

Saat dalam perjalanan menuju rumah sakit, Putra pun telah sadarkan diri.

"Ibu, Putra pusing" (ucap Putra lemas).

"Oh sayang, akhirnya kamu sadar juga nak" (ucap Aliyah memeluk Putra).

"Rasa-rasanya saya mengenali anak itu, tapi siapa ya" (ucap Fachry dalam  hati).

"Kita kerumah sakit ya sayang" (ucap Aliyah).

"Ke rumah sakit? Putra gak apa-apa kok bu. Putra cuman ngantuk" (ucap Putra).

"Baiklah kalau begitu, kita cari penginapan disekitar sini ya nak untuk sementara waktu. Pak, Bapak tau tidak penginapan di sekitar sini?" (ucap dan tanya Aliyah).

"Oh, jangan panggil Pak. Kenapa tidak panggil nama? Kita belum tau nama masing-masing. Kenalkan, saya Fachry" (ucap Fachry).

"Fachry? rasa-rasanya nama itu tidak asing. Tapi siapa ya?" (fikir Aliyah).

"Aku Putra om dan ini ibu Putra yang paling baik di dunia" (ucap Putra menjawab pertanyaan Fachry).

"Siapa nama ibumu anak pintar?" (tanya Fachry).

"Namaku Aliyah" (jawab Aliyah).

Entah perasaan apa yang dirasakan oleh Fachry saat bersama dengan Aliyah. Mungkinkah dia jatuh cinta lagi setelah sekian lama dia berpisah dan sukses melupakan Anita?

"Kalian darimana? mengapa hendak mencari penginapan?" (tanya Fachry).

Aliyah pun bingung harus menjawab apa, lalu dia pun berbohong dan mengatakan kalau dia datang dari kampung dan tidak tau harus kemana.

"Kami dari kampung namun kami belum menemukan tempat tinggal" (jawab Aliyah).

Untung saat itu Putra sudah tertidur jadinya Aliyah dapat berbohong dengan mulus.

"Begini, bagaimana kalau kalian tinggal di rumah saya saja" (ajak Fachry).

Aliyah pun sedikit ragu mengingat tidak baik jika ada laki-laki dan perempuan tinggal 1 atap.

"Jangan khawatir, saya di rumah tidak tinggal sendirian. Saya tinggal bersama adik perempuan saya, Tsania dan terdapat ART juga jadi tidak melanggar norma agamakan jika kita tinggal satu rumah?" (ucap Fachry menjelaskan).

"Tapi, saya tidak mau merepotkan" (ucap Aliyah).

"Tidak, justru adik saya membutuhkan seorang teman karena dia selalu aku tinggal keluar kota" (ucap Fachry).

Melihat kondisi Putra yang sedang sakit, Aliyah pun menerima tawaran Fachry namun ia hanya sementara waktu tinggal dirumah Fachry sampai menemukan kontrakan baru.

SEKUAT HATI IBUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang