"Sampai kapan sih mereka berada di rumah kita?" (tanya Anita kesal).
"Mereka belum juga sehari tinggal disini kamu malah udah nanya seperti itu" (ucap Aiman).
"Aku gak tahan mas, kalau di rumah ini harus ada 2 keluarga" (curhat Anita).
"Kemarin aku kan sudah bilang, aku akan membelikan mereka rumah tapi kamu melarangnya" (ucap Aiman).
"Beli rumah? Untuk apa?" (ucap Anita tambah kesal).
"Loh kok untuk apa? Aliyah itu adik aku, anaknya papa aku juga. Papa aku punya warisan untuk dibagikan kepada anak-anaknya, dan anaknya papa aku itu bukan cuman aku aja tapi juga Aliyah. Lagipula, ini rumah Papa aku, bukan rumah aku. Papa aku mewariskan rumah ini untuk aku dan adikku. Jadi mereka berhak tinggal disini" (terang Aiman langsung keluar kamar).
Ketika hendak sarapan,
"Darel kamu gak sarapan dulu?" (tanya Aiman)."Gak Pa, udah kenyang abis liat muka ponakan kesayangannya Papa itu. Udah Papa kan sekarang ada mainan baru, Darel maklumin itu" (ucap Darel ngambek).
"Kamu cemburu nih ceritanya? Kamu dan Putra berangkatnya harus barengan" (ucap Aiman).
"Aduh Pah, beri aku waktu untuk beradaptasi dengan semua ini" (ucap Darel sambil pergi).
"Jangan kamu masukin hati ya Putra, Darel anaknya emang manja, suka ngambekan" (ucap Aiman kepada Putra).
"Tidak apa-apa kok om" (ucap Putra tersenyum).
"Nanti kamu berangkat bareng sama Darel ya, pak Tono di luar nungguin kamu tuh" (ucap Aiman).
"Kalau begitu Putra berangkat dulu ya" (pamit Putra).
Di mobil,
"Pak, ayo berangkat lama bener sih" (ucap Darel kesal)."Anu den, Bapak disuruh tuan nunggu den Putra sarapan dulu" (ucap Pak Tono hati-hati).
Anita pun mengejar Putra untuk mencegahnya pergi ke sekolah diantar pakai mobil.
"Ehhhh, mau ngapain kamu" (ucap Anita)."Berangkat sekolah tante" (jawab Putra ketakutan).
"Pak Tono, berangkat sekarang. Inget, jangan bilang Bapak. Kalau gak nanti saya pecat" (ancam Anita).
Jelas Pak Tono takut dengan ancaman Anita soalnya Anita lah yg memberikan pekerjaan supir kepada Pak Tono.
"Dengar, Jangan harap kamu bisa gunakan semua fasilitas dirumah ini" (ucap Anita kepada Putra).
Lalu Anita mengambil uang yang suaminya berikan kepada Putra. Putra pun pergi ke sekolah jalan kaki karena tidak memiliki uang.
"Jangan harap saya akan membagikan kekayaan dengan kalian" (ucap Anita dalam hati).
####
Di kantor, Aira terus-terusan memperhatikan Doni. Aira pun mencoba melakukan pendekatan dengan Doni. Doni pun sangat peka kalau Aira menyukainya, namun Doni bersikap biasa aja karena Doni masih belum bisa melupakan Aliyah.
####
Di rumah, Aliyah diperlakukan seperti pembantu oleh Anita bahkan Aliyah sering dibentak oleh Anita dengan tabah Aliyah mencoba ikhlas menjalani semuanya.
#####
Di sekolah, Darel mencoba menjadi anak yang kalem dan sudah tidak lagi membully Putra tapi bukan berarti itu suatu kekalahan untuk Darel karena Darel bisa melakukan pembullyan diluar jam sekolah. Dia pun menceritakan kepada teman-temannya jika Putra kini tinggal di rumahnya sebagai pembantu bersama ibunya. Awalnya teman-temannya tidak percaya tapi ketika pulang sekolah Darel menyuruh Putra membawakan tasnya ke rumah, mereka jadi mempercayainya.
Ketika sedang di perjalan pulang, Putra pun bertemu Pak Harry.
"Putra, kamu bawa tas siapa?" (tanya Pak Harry).
"Ini.. ini..." (ucap Putra terbata-bata).
"Pasti Darel ngerjain kamu lagi ya" (geram Pak Harry).
Putra pun takut jika Darel ketauan mengerjainya lagi, karena konsekwensinya Darel akan dikeluarkan dari sekolah dan Putra gak mau hal itu terjadi menimpa sepupunya.
"Pah, Putra mohon sekali iniiii aja Papa jangan mencampuri urusan Putra" (Putra pun segera berlari meninggalkan Harry).
####
Malam harinya Aiman pulang dari kerjanya. Anita berlagak sok baik kepada Aliyah dan Putra. Aiman pun senang jika istrinya akur dengan adik semata wayangnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEKUAT HATI IBU
General FictionKisah ini menceritakan tentang perjuangan seorang ibu muda (Aliyah) yang merawat anaknya (Putra) seorang diri. Mengungkap teka-teki siapa ayah kandung dari Putra yang Aliyah tutup rapat hingga Putra berusia 10 tahun. Kisah ini juga bercerita tentang...