Sesampainya di rumah Fahcry, rumah dalam keadaan sepi karena mungkin penghuninya sudah pada tidur semua karena saat tiba di rumah, waktu menunjukkan hampir pukul 11 malam.
"Jangan khawatir, kita tidak tinggal berdua saja kok. Rumah ini sepi karena adik dan asisten rumah tangga saya sudah pada tidur" (ucap Fahcry menjelaskan).
Aliyah pun hanya tersenyum tanpa mencurigai suatu apapun. Lalu Aliyah diantarkan ke sebuah kamar yang cukup luas.
"Mari masuk" (ajak Fahcry).
Karena Aliyah sangat canggung dengan keadaannya saat itu, Fahcry pun menarik tangan Aliyah.
"Ayo sini, jangan malu-malu"
"Jangan khawatir, aku tidak tidur disini kok. Kamar ini untuk kamu dan anakmu"
Kenapa? Apa kamar ini cukup sempit untuk dihuni 2 orang? Baik, akan saya beritahu kamu kamar untuk anakmu"
Aliyah pun merasa sudah terlampau jauh merepotkan.
"Tidak Pak, justru saya bingung kenapa kamar sebesar ini hanya untuk tamu" (ucap Aliyah).
"Kalau begitu masuklah dan saya akan ambil anakmu yg tertidur pulas di mobil" (ucap Fahcry lalu keluar dari kamar tersebut).
Waktu telah memasuki subuh, Aliyah pun terbangun dari tidurnya untuk mendirikan solat subuh. Melihat anaknya yang masih tertidur sangat pulas, Aliyah tidak tega membangunkan anaknya apalagi kondisi Putra lagi sedang sakit.
"Biarlah untuk saat ini dosa dia hamba yang tanggung" (ucapnya pelan).
Saat menuju kamar mandi untuk berwudhu, Aliyah mendengar suara. Suara yang tidak asing baginya, ya itu adalah suara Fahcry yang sedang berdoa sambil menangis.
"Ya Allah, hamba tidak pernah berhenti berharap dan putus berdoa atas keajaiban tentang anakku. Hamba merindukan mereka ya Allah"
Mendengar doa yang dipanjatkan oleh Fahcry, Aliyah pun ikut bersimpati.
"Ternyata mas Fahcry telah berkeluarga. Lalu, dimana mereka? Dimana anak dan istrinya? Dia bilang, dia hanya tinggal bersama adiknya di rumah ini" (ucap Aliyah dalam hati).
Lamunan Aliyah pun dibuyarkan oleh Putra yang mengagetkannya.
"Dor, hayoo ibu ngelamunin apa? Ibu kok gak bangunin Putra buat solat subuh sih?"
Aliyah pun terkejut dan terbangun dari lamunannya karena dikagetkan oleh anaknya yang tadi tertidur pulas kini sudah terbangun.
"Kamu ini ngagetin ibu aja, maaf ya tadi ibu gak tega bangunin kamu yang tidurnya ngorok hehehe"
Kok gak tega sih bu? Ibu lebih tega mana? Biarin Putra masuk neraka karena tidak bangun untuk solat subuh atau bangunin Putra meski Putra lagi sakit?" (tanya Putra).
"Yaudah yuk, kita sholat subuh berjamaah" (ajak Aliyah).
Selesai sholat subuh, Putra pun bertanya kepada ibunya tentang keberadaan mereka saat ini.
"Bu, kita ada dimana sih? rumahnya bagus banget. Lebih gede dari rumah om Eman" (tanya Putra).
"Ini rumah om yang nolongin kita kemarin waktu kamu pingsan" (jawab Aliyah).
"Bu, kenapa kita gak tinggal di rumah Papa Harry aja? Rumah Papa Harry kan deket dari kontrakan lama kita, di kampung sebelah" (ucap Putra).
"Putra, ibu dan papa angkat kamu kan laki-laki dan perempuan. Gak baik laki-laki dan perempuan tinggal satu rumah kalau bukan suami isteri dan tidak memiliki hubungan darah" (ucap Aliyah menjelaskan).
KAMU SEDANG MEMBACA
SEKUAT HATI IBU
General FictionKisah ini menceritakan tentang perjuangan seorang ibu muda (Aliyah) yang merawat anaknya (Putra) seorang diri. Mengungkap teka-teki siapa ayah kandung dari Putra yang Aliyah tutup rapat hingga Putra berusia 10 tahun. Kisah ini juga bercerita tentang...