"Aliyah, ibu, kalian ada dimana?" (tangis seorang pria bernama Aiman).
####
25 tahun yang lalu...
Di rumah sakit, Aiman bersama ayahnya (Yahya) sedang menunggu ibunya melahirkan.
"Eman, sebentar lagi kamu akan punya adik perempuan" (ucap Yahya).
"Horeee, semoga ibu baik-baik aja ya Pak" (girang Aiman kecil).
Ditengah kebahagiaan tersebut, Yahya telah mempertaruhkan kehidupannya karena dia telah membuat perjanjian kepada kedua orangtuanya untuk segera menceraikan Aminah karena Yahya telah berhutang kepada keluarganya tersebut untuk membayar uang persalinan kelahiran Aliyah.
Yahya pun dikirim keluar negeri dan harus meninggalakan Aminah, Aiman dan Aliyah (saat itu Aliyah masih berusia 5 bulan) dan beberapa tahun kemudian Aiman pun direbut oleh orangtua Yahya dan juga dikirim keluar negeri.
Beberapa puluh tahun kemudahan, Yahya pun meninggal dan berpesan kepada Aiman untuk menemui ibu dan adiknya. Namun setelah pulang ke Indonesia Aiman tidak menemukan Aliyah dan Ibunya dirumah masa kecilnya"
####
Ketika Aiman tengah serius dalam lamunannya, Darel (anak tirinya), datang dan mebuyarkan lamunannya.
"Dad, Darel berangkat sekolah dulu ya""Eh, iya. Belajar yang rajin ya nak" (ucap Aiman).
"Daddy kok melamun tadi, payah nih orang kaya masa masih suka ngelamun" (ledek Darel).
Darel memang sangat manja kepada Ayah tirinya itu dan meski hanya berstatus sebagai anak tiri, Aiman sangat sayang kepada Darel begitupun Darel.
"Darel berangkat sekolah dulu ya Dad, bye" (pamit Darel)
"Oke sayang, bye" (ucap Aiman).
Aiman pun menceritakan perihal tentang ibu dan adik kandungnya yang sudah lama terpisahkan kepada Anita dan Aiman berencana untuk mencari ibu dan adiknya tersebut atas dasar wasiat ayahnya harus membagikan harta warisan kepada adik perempuannya tersebut. Anita pun tidak menyetujui hal itu.
"Untuk apa kamu mencari mereka lagi? apalagi untuk membagi harta warisan. Dimana dia saat Papa kamu sedang sekarat dulu?" (ucap Anita marah-marah karena kesal).
"Aku dan ayah yang telah meninggalkan ibu dan adikku saat itu, Oma dan Opa yang telah memisahkan kami" (terang Aiman).
"Persetan dengan alasan apapun itu, lupakan soal wasiat itu tidak usah sok amanah kamu. Ayah kamu di surga sana juga tidak akan marah jika kamu tidak dapat menemukan adik dan ibumu itu" (ngomel Anita).
"Kamu memang benar-benar wanita licik, kamu busuk. Kalau tidak karena aku sayang sama Darel sudah aku ceraikan kamu dari dulu" (kesal Aiman lalu pergi).
Dalam hati Anita berkata,
"Harta kamu itu tidak terlalu banyak apalagi kalau harus dibagi 2, harta tersebut akan menjadi tipis. Andai saja saat itu Fachry tidak menceraikanku yang hartanya tidak akan pernah habis 7 turunan, hidupku akan jauh lebih bahagia dari sekarang""Sebentar, aku bisa saja rujuk kembali kepada Fachry karena aku kan sudah menikah. Fachry juga belum menikah lagi dan Darel adalah senjata aku untuk aku bisa rujuk lagi dengan Fachry. Darel pun juga berperan untuk menyerang mental dan emosi Aiman karena nampaknya Aiman tidak peduli jika aku ceraikan tapi dia pasti bisa stres kalau sampai berpisah dengan Darel" (ucapnya Anita).
KAMU SEDANG MEMBACA
SEKUAT HATI IBU
General FictionKisah ini menceritakan tentang perjuangan seorang ibu muda (Aliyah) yang merawat anaknya (Putra) seorang diri. Mengungkap teka-teki siapa ayah kandung dari Putra yang Aliyah tutup rapat hingga Putra berusia 10 tahun. Kisah ini juga bercerita tentang...