Episode 7

3 1 0
                                    

Diana terdiam.

"Apakah kau punya masalah hidup yang begitu rumit? Ketahuilah! Kau tidak sendirian!" kata pemuda itu.

"Apa?" Diana menoleh ke arahnya.

"Iya! Benar! Dengarkan aku! Kau harus membuka kedua matamu yang indah itu dan menatap ke sekelilingmu! Perhatikanlah! Apakah mereka sama seperti dirimu? Apakah mereka benar-benar selalu merasa bahagia? Lihatlah Nona! Kau harus bisa membandingkan itu semua dengan hidupmu! Aku yakin, kau dari kalangan orang yang benar-benar hidup dalam kemewahan! Aku lihat itu dari pakaian dan aksesoris yang kau gunakan sekarang! Aku rasa, kau harus banyak bersyukur! Bukan mengeluh!" katanya.

Diana tertegun. Pemuda itu meletakkan kedua lengannya di atas besi penyangga jembatan itu. Pemuda itu menatap ke depan sejenak dan menoleh ke arahnya.

"Aku Cameron!" katanya sembari menyodorkan tangannya.

Diana menatapnya. Ia tersenyum manis.

"Diana!" Diana membuang mukanya.

"Oh iya! Baiklah Nona Diana! Maaf aku telah lancang sebelumnya padamu dan aku banyak bicara! Aku seperti itu hanya ingin memberitahu dirimu bahwa kau harus banyak bersyukur atas apa yang telah Tuhan berikan padamu! Tuhan itu adil! Percayalah!" katanya.

"Nona Diana!" jerit seseorang.

Diana terkejut. Merem berdua menoleh.

"Paman Beny!" katanya.

"Saatnya pulang Nona!" kata seorang pria tua yang merupakan saudara dari Ayah Diana.

"Baiklah!" katanya sembari pergi meninggalkan pemuda yang bernama Cameron itu.

Cameron menatapnya pergi. Beberapa hari kemudian, telah berlalu. Kini, terlihat sebuah gedung yang begitu mewah dan megah bernuansa putih.

Cahaya matahari di pagi hari memasuki celah-celah jendela ruang gedung tersebut.

Suara terompet dimana-mana. Iring-iringan datang begitu ramai. Beberapa hiasan bunga terlihat begitu mewah merangkai sebuah pintu.

My Lady• ~The End~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang