Episode 25

2 1 0
                                    

Dia merentangkan kedua tangannya dan menutup matanya. Ia tersenyum senang.

"Terimakasih Tuhan! Kau telah memberikan aku seorang teman yang selalu ada untukku! Cameron! Aku senang bisa mengenalimu!" gumamnya dalam hati.

Ia menghembuskan napasnya.

"Tapi, apakah ini sebuah pertanda bahwa aku mulai mencintaimu?" tanyanya dalam hati.

Ia terdiam sejenak dan membuka matanya. Ia termenung. Tak lama kemudian, rasa lelah itu tiba dan kedua matanya terasa berat. Akhirnya ia tertidur pulas. Beberapa hari kemudian, telah berlalu.

Setiap harinya, Diana dan Cameron semakin akrab. Bahkan tak jarang mereka sering terlihat romantis bak sepasang kekasih. Berpelukan menjadikannya sebuah salam perpisahan setelah melalui semua kegiatan bersama sepanjang hari.

Hal tersebut tidak pernah Robert ketahui. Diana benar-benar menyembunyikan Cameron dari Robert. Begitu juga dari keluarga besarnya. Hal itu adalah cara Diana membalas dendamnya pada Robert.

Hingga suatu ketika, di malam hari yang begitu cerah. Diana dan Cameron tengah berdiri sembari bersandar di penyangga jembatan dekat dengan Big Ben.

Mereka tengah berbincang bersama dan sesekali bersenda gurau. Canda tawa berada di tengah-tengah mereka berdua. Angin berhembus menerpa mereka. Mereka sungguh menikmati waktu kebersamaan mereka.

Pegangan tangan dan saling merangkul mulai terjadi di antara mereka. Namun, hal itu tidak membuat mereka sungkan atau bahkan merasa malu sama sekali seperti pertama kali bertemu.

"Oh ya, bagaimana harimu?" tanya Cameron.

"Yah! Lumayan melelahkan! Aku harus mengurus soal perusahaan dan menatap orang payah itu lagi tiba dengan wanita yang selalu ia jamak!" kata Diana sedikit mengeluh.

Cameron menatapnya dengan senyuman manis. Diana yang tersadar seketika terdiam menatapnya.

"Kenapa?" tanya Diana.

My Lady• ~The End~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang