Episode 30

2 1 0
                                    

Cameron menatapnya. Diana menutup pintu gerbang dan kembali ke hadapan Cameron. Sebuah ciuman kilat itu menyambar pipinya.

"Terimakasih!" bisik Diana terburu-buru.

Cameron terpaku sejenak dan akhirnya ia pergi dengan senyuman dan tangannya meraba pipi bekas ciuman itu.

Sementara itu, Diana kembali dan mengajak Robert berjalan di sepanjang lorong rumahnya yang mewah itu. Wajah Robert nampak datar.

"Siapa orang tadi?" tanya Robert menghampiri dirinya.

"Bukan siapa-siapa!" kata Diana menyembunyikan perasaannya.

"Kau bilang dia temanmu?" tanya Robert datar.

"Sudahlah! Aku mau tidur!" kata Diana mengelak.

Ia langsung merebahkan tubuhnya dan tertidur pulas. Robert menatapnya dengan perasaan curiga. Keesokan harinya. Diana terbangun dari tidurnya.

Ia langsung bersiap-siap dan berjalan menuju ruang makan untuk menikmati sarapan. Tetapi, seseorang telah menunggunya di ruang makan.

Siapa lagi kalau bukan sosok Robert yang menatapnya dengan tatapan tajam dan dingin. Diana terdiam sejenak menatapnya dan perlahan berjalan mendekati meja makan.

Ia duduk di depan Robert dan menundukkan kepalanya. Robert terdiam dan tidak berkedip menatapnya.

"Mengapa kau menatapku seperti itu?" tanya Diana pelan.

"Memangnya salah jika aku menatapmu seperti itu?" tanya Robert dingin.

"Tidak!" bisiknya.

"Kau bilang kau sibuk seharian mengurusi perusahaan? Sesibuk itukah dirimu?" tanya Robert.

Diana terdiam sejenak dan mengangkat dagunya. Mereka kali ini saling menatap satu sama lain.

"Kau mengurusi perusahaan dengan pria itu? Pria jelek yang kau sebut teman itu?" kata Robert sedikit meninggi.

"Memangnya kenapa?" Diana mulai kesal.

"Bagus! Kau berani berbohong denganku ya! Bagus! Bagus sekali! Kau hebat dalam berbohong!" kata Robert bertepuk tangan.

Wajah Diana memerah. Sekujur tubuhnya panas.

My Lady• ~The End~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang