Episode 19

2 1 0
                                    

"Baiklah! Aku mengerti! Baik, tak apa! Menangislah! Aku ada disini! Tak apa! Keluarkan semuanya!" Cameron perhatian.

Perlahan, Cameron memegang tangan Diana yang menutup bibirnya itu untuk melingkar di punggungnya. Diana pun menuruti hal itu dan mereka berpelukan.

Tak lama kemudian, Diana berhenti menangis. Perlahan, ia melepaskan pelukan hangat dan erat itu. Cameron menatapnya.

"Bagaimana perasaanmu sekarang?" tanyanya halus.

"Terimakasih!" bisik Diana.

"Sama-sama! Aku mau kau tersenyum sekarang! Ayo!" Cameron memegang kedua pipi Diana dan menariknya ke samping.

"Apa yang kau lakukan! Hei!" Diana berusaha melepaskannya namun Cameron kuat memegangnya.

"Ayo! Tersenyumlah!" kata Cameron senang.

Perlahan, Diana tersenyum dan tertawa menatap tingkah konyol Cameron.

"Nah! Aku suka itu! Hahaha! Jangan kebanyakan menangis! Kau jelek kalau menangis!" ledek Cameron.

"Buukk..!"

"Aku tak suka nada bicaramu ya!" Diana memukul perut Cameron dan tertawa santai.

"Aw! Hahaha! Baik-baik Nona! Ampun! Aku mulai takut padamu! Aku takkan macam-macam denganmu!" katanya menekuk badan.

"Hahaha!" Diana tertawa.

Cameron ikut tertawa dan berusaha menahan pukulan itu.

"Ya sudah, ayo! Temani aku bersenang-senang!" Diana memberikan tangannya.

Mereka terdiam sejenak dan saling menatap satu sama lain. Cameron tersenyum menatap mata indah Diana dan akhirnya ia memegang tangan Diana. Diana menariknya

"Huuaa..!!" Cameron terkejut.

Diana tertawa.

"Hei! Hati-hati! Hahaha!" kata Cameron.

Diana mengajaknya berlarian di sepanjang jalan dan tertawa bersama. Mereka pun menikmati hari mereka bersama. Entah pergi ke kedai kopi, ke toko hewan atau bahkan pergi ke bar.

Diana nampak senang berada di dekatnya. Begitu juga sebaliknya. Cameron terlihat begitu semangat. Hingga akhirnya, mereka berjalan-jalan di sepanjang jalan di kota London.

My Lady• ~The End~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang