Episode 6

3 1 0
                                    

Napas terengah-engah dan detak jantung berdegup kencang. Diana melarikan dirinya dan pergi menuju sebuah jembatan di dekat sebuah telaga.

"Mengapa dengan mereka? Mengapa?!" katanya kesal.

Ia menggenggam besi penyangga jembatan itu dengan eratnya.

"Kalian tidak tahu bagaimana perasaanku? Kalian seperti itu padaku apakah kalian pernah memikirkannya? Aku sudah cukup lelah dengan semua ini! Semuanya menyita waktuku bermain bersama dengan teman-temanku! Apakah sekarang tidak ada kebebasan bagiku? Tuhan, dimana keadilan-Mu?" katanya mengeluh.

Air matanya berjatuhan. Angin malam berhembus menerpa dirinya. Rambutnya yang indah itu beterbangan tak tentu arah.

"Aku rasa Tuhan adil!" sahut seseorang.

Diana terkejut. Ia menoleh dan menatap sosok pemuda berambut coklat bergelombang. Kulit putih pucat dan postur tubuh yang tinggi.

Kedua mata yang berwarna biru cerah menatap Diana. Alis dan bulu mata yang nampak tebal. Perlahan, ia mendekati Diana.

"Siapa kamu?" tanyanya.

"Aku? Aku tak peduli siapa! Yang jelas, Tuhan adil!" kata pemuda itu.

Diana menatap ke kanan dan kiri, lalu kembali menatap pemuda itu. Terlihat pemuda itu kini sudah berdiri agak jauh darinya di atas jembatan.

"Kamu tidak tahu apa soal hidupku! Lebih baik kau pergi dari sini sebelum aku berteriak!" katanya.

"Maaf Nona! Aku tidak mengganggu dirimu sama sekali! Aku hanya mengatakan bahwa Tuhan itu adil! Tidak pernah Tuhan melakukan hal yang buruk! Karena Tuhan adalah sumber kebaikan dan kesempurnaan!" kata pemuda itu.

"Kamu lebih baik diam! Kamu tidak tahu apa soal hidupku! Pergilah!" bentak Diana.

Pemuda itu mengangkat kedua tangannya sembari melangkah mundur perlahan.

"Maafkan aku! Aku lancang terhadapmu! Hm, begini! Mengapa kau mengatakan Tuhan itu tidak adil?rumit" kata pemuda itu.

My Lady• ~The End~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang