Episode 20

2 1 0
                                    

"Hingga akhirnya, kau bisa lihat sendiri kan tadi? Dia tergelincir di lantai yang licin! Padahal dia sendiri yang membasahi lantai itu dan hendak mengerjai wanita tua itu! Hahaha!" tawa Diana.

"Hahaha! Iya! Dia kurang teliti kalau mau melakukan hal itu! Dia tidak jago! Hahaha! Lagipula, tawa kita tidak dapat terkontrol tadi!" kata Cameron.

"Hahaha! Iya! Kau menyemburkan minumanmu kearah wanita gendut yang duduk di seberangmu bukan?" ledek Diana.

"Hihihi!" Cameron menggaruk kepalanya.

Mereka terdiam sejenak dan Diana menatap daun yang berguguran. Angin berhembus menerpa mereka.

"Oh ya, apakah kau mau berkunjung ke rumahku?" tawar Cameron.

Diana terdiam sejenak menatapnya. Cameron tersenyum. Akhirnya, mereka pergi menuju rumah Cameron. Tak lama kemudian, mereka sampai.

Diana menatap ke segala arah. Rumah yang begitu sederhana dengan ornamen yang kuno dan klasik. Beberapa orang tengah menikmati sesuatu di sebuah meja makan yang begitu panjang.

"Cameron anakku! Hahaha!" kata seorang pria gendut memakai pakaian kuno.

"Hahaha! Siapakah Nona cantik ini?" tanya pria gendut itu.

"Jangan-jangan dia adalah kekasih Cameron!" kata seorang pemuda yang merupakan teman Cameron.

"Hei! Kalian ini! Tidak bisa diam ya kalau melihat ada wanita cantik! Kenalkan, dia Nona Diana! Dia adalah sahabatku!" kata Cameron menghampiri Diana.

Diana mengangkat tangannya dan memberikan salam. Diana tersenyum dan tersipu malu.

"Nona Diana? Jangan bilang dia adalah seorang desainer!" kata pemuda itu.

"Iya!" jawab Diana senang.

"Wah! Benarkah? Ketahuilah, saat Ibuku menikah! Gaun yang ia kenakan itu berasal dari rancangan Nona Diana ini! Wah! Kau memang hebat, Nona!" kata pemuda itu sembari menjabat tangan Diana.

"Iya! Hahaha!" Diana senang.

My Lady• ~The End~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang