Episode 14

3 1 0
                                    

Cameron menoleh dan terkejut. Teman-temannya menatap Cameron dan sesekali berbisik menatapnya.

"Nona Diana!" bisiknya sembari menghampiri Diana.

Mereka berdiri berhadapan. Diana nampak malu dan sesekali menundukkan kepalanya.

"Aku mau bicara!" bisiknya.

Cameron terdiam sejenak menatapnya. Sampai akhirnya, Cameron mengajaknya menuju sebuah tempat. Benar, sebuah jembatan yang dekat dengan Big Ben yang indah itu.

"Ada apa?" tanya Cameron.

"Aku hanya ingin meminta maaf soal sikapku yang kasar padamu!" kata Diana malu.

"Oh! Hahaha! Tidak mengapa! Hal itu memang wajar kau lakukan! Mengingat kasta kita berbeda bukan? Kau dari kalangan atas, sementara aku? Hanya dari kalangan bawah yang tidak tahu sopan santun!" kata Cameron menatapnya.

"Bukan begitu maksudku! Aku tidak pernah mengatakannya! Kau yang mengatakannya!" kata Diana.

"Iya! Memang benar nyatanya! Oh ya, aku juga minta maaf karena aku terlalu lancang terhadapmu!" katanya senang.

"Iya!" bisiknya.

"Sekarang, mau bicara soal apa?" tanya Cameron.

"Tidak ada!" kata Diana menundukkan kepalanya.

"Hah?" Cameron menoleh.

Diana terdiam sejenak.

"Apakah kau baik-baik saja?" katanya.

"Tidak!" kata Diana pelan.

"Kenapa? Bukannya kau tidak pernah merasa kekurangan? Lagi pula, kau sudah menikah bukan? Kau harusnya bahagia dengan semua yang telah kau miliki!" kata Cameron.

"Semua itu hanya ilusi!" kata Diana.

"Ilusi? Kau yakin? Kau tidak bahagia dengan semua yang telah kau miliki? Apa yang membuatmu seperti itu?" kata Cameron.

Diana langsung menceritakan apapun yang ia rasakan selama ini. Lambat laun, Cameron mulai memahami isi hatinya. Cameron iba padanya.

"Oh, jadi seperti itu! Aku paham, ternyata pernikahan kalian hanya sebuah cara agar hubungan perusahaan dan kerja sama antar keluarga tidak terputus, bukan begitu?" katanya.

My Lady• ~The End~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang