This is the last part of the story.
Thank you readers.
Thank you for voting.
And thank you for all.
I hope this story can be useful for you
See you next another story.
><
Tidak ada cerita yang benar-benar berakhir. Bahagia atau tidak akan saling bergulir. Setelah melewati tahun-tahun dengan keadaan kelam, sendiri, terpuruk, dan jerit tangis luka menggerogoti setiap hari. Kini Kahfi amat bahagia dengan keluarga kecilnya, seakan ini adalah masa datangnya pelangi seusai hujan.
Mawar bermekaran, langit menunjukkan kecerahannya, burung bersiul silih berganti, angin berembus dengan irama menenangkan. Inikah yang namanya hasil dari kesabaran dan keikhlasan? Ini seperti surga dunia. Kahfi bersyukur atas semua kenikmatan yang diperolehnya saat ini.
Peradaban keluarga berada di bawah kendalinya, perjalanan umat berubah signifikan, dan banyak anak muda yang benar-benar ikut sarannya.
"Letakkan cinta tanah air di dalam iman. Jangan pandang Indonesia banyak masalah, orang-orangnya kurang disiplin, sumber daya alamnya mulai terkikis. Jangan jadikan semua itu halangan bagi kita untuk memperbaikinya. Kita generasi muda, bangsa menyimpan harapan penuh kepada saya dan juga kalian, sebagai generasi penggerak, perubahan, pengontrol, dan pencipta. Di era ini, kita dituntut untuk jadi insan akademis dari segi teknologi dan agama. Jangan lelah belajar, terus mengulik, ciptakan hal-hal baru untuk peradaban Islam dan dunia."
Anak itu bangga melihat sang abi mengucapkan kalimat-kalimat bermakna dalam di balik televisi. Di sampingnya sang umi tersenyum penuh haru. Kahfi tidak hanya menyuarakan dakwahnya tentang dalil-dalil, tetapi berusaha membangun motivasi untuk anak muda.
Bagaimanapun kejayaan Islam harus direbut kembali.
Islam mempunyai Sayyidina Ali yang dikenal sebagai pintunya ilmu, Al Khuwarizmi yang sangat konsen dalam pengembangan matematika, Abu Wafa yang memperkenalkan konsep tangent, cotangent, secon, cosecant dalam ilmu yang sangat terkenal untuk matematika. Begitu pula dengan Ibnu Sina di bidang kedokterannya.
Banyak ilmuwan muslim telah berhasil memberikan banyak sumbangan ilmu terhadap kemajuan ilmu pengetahuan yang kemudian diterjemahkan dan dikembangkan oleh bangsa Barat.
"Umi... abi hebat, ya?" ujar Hasan dengan suara serak basah sejak lahir.
"Bahkan sangat hebat. Abi adalah pemimpin yang benar-benar meletakkan kata 'adil'."
"Hasan bisa tidak nanti jadi seperti abi?"
Ulya mengelus kepala putranya dengan penuh kasih sayang. "Sangat bisa. Jadilah anak yang aktif, rajin membaca, selalu ingin tahu dan bertanya, serta tidak pernah puas dengan ilmu. Dan itu semua bisa Hasan dapat dengan berjuang dan sabar."
Anak itu menunjukkan senyum termanis untuk menanggapi sang umi. Berjuang dan sabar adalah kuncinya, Hasan menanamkan dua kata itu di dalam hatinya. Hasan ingin seperti abinya yang bersuara demi meneruskan panji Rasulullah di hadapan umat. Betapa mengagumkan, bukan?
Benar kata suaminya, jika mereka mendidik Hasan jauh sebelum Hasan lahir. Ulya memilih pasangan yang tepat untuk dijadikan sosok idola untuk anaknya, dan itu adalah keberhasilan luar biasa sekaligus menjadi tanggung jawab besar bagi Kahfi. Di mana dia harus selalu menjadi baik dalam memberi contoh untuk anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAHFIpt.II
Espiritual[Part 2 novel Kahfi] "Sayang, meskipun Islam tidak lagi menjadi penguasa di dunia, tetapi ajaran-ajaran Islam yang dibawa Rasulullah telah tersebar ke berbagai penjuru dunia. Dan hal itu merupakan mutiara bagi peradaban dunia. Kahf harus tahu, sekal...