17. you are mine

5.2K 229 4
                                    

Happy Reading

17. You are mine.

"Sial, gue kesesat" gumam Reva yang merasa bahwa dirinya tersesat.

Jika kalian fikir Reva saat ini sedang panik, tentu. Namun Reva berusaha untuk terlihat tidak panik, dia untuk harus berfikir jernih dan berjalan mencari jalan keluar.

Reva memilih putar balik lagi dan berjalan melewati jalan yang tadi dia lewati. Reva masih mencoba tetap tenang meskipun banyak sekali suara-suara hewan-hewan aneh yang terdengar di gendang telinganya, Reva tidak bodoh dia tau kalo suara itu bersumber dari hewan-hewan pemakan daging.

Manik Reva melihat tenda panah yang terpajang di ranting kayu "Ini dia tanda panahnya" namun tanda panahnya masih tetap berada di tengah-tengah antar belok kanan dan belok kiri.

"Gilaa ni tanda panah, bikin orang pusing aja" dengan keyakinan penuh Reva memilih belok kanan, tidak mungkin kan jika dirinya belok ke kiri yang tadi sudah jelas dia lewati dan tersesat.

"Arghhh"

Namun, sialnya kaki Reva kepleset dinding jurang yang membuat Reva terjatuh kebawah jurang. Dan untungnya dengan sigap tangan Reva berpegangan ranting kayu yang berada di dinding jurang.

"Tolongg"

"Tolongg"

Reva melihat di bawah sana banyak sekali hewan buas yang sepertinya sudah siap untuk menyantap daging Reva, ah tidak tidak ini gilaa. Jika tadi saat Reva tersesat dia mencoba untuk tenang dan tidak panik ya... itu masih bisa di atasi, namun kali ini tidak. Tentu Reva sangat panik dan ketakutan, membayangkan kalo dirinya jatuh dan—  ah.

"TOLONGG, TOLONGIN GUEE" teriak Reva berharap ada orang yang mendengarnya.

"Arghh tolongg"

.

.

Malam sudah semakin larut namun boy tidak menyerah, dia masih tetap berusaha untuk mencari keberadaan Reva meskipun sampai detik ini tidak ada tanda-tanda Reva berada.

Perasaan yang awalnya kacau semakin kacau lagi.. gelisah, marah, dan— takut.

"Re lo dimana sih" suara boy terdengar begitu pilu seakan— separuh jiwanya hilang.

Boy menjambak rambutnya frustasi, dia bingung harus mencari Reva kemana lagi? Dia tidak mungkin mengelilingi hutan seluas ini?! Tapi jika itu yang membuat dia bisa menemukan Reva akan dia lakukan, demi Reva.

"Tolonggg"

Tunggu... Suara itu? Suara reva, iya itu suara Reva. Tapi dimana dia? Dan kenapa dia minta tolong?

Tanpa fikir panjang boy langsung berlari ke sumber suara, berlari kesana-kesini mencari asal sumber suara tersebut. Dan berharap itu suara Reva.

"RE LO DIMANA? INI GUE BOY" teriak boy menggema.

Suara itu? Entah kenapa suara itu seakan mempu menenangkan hati Reva, segala rasa takut dan kecemasannya hilang dan Reva merasa seperti di lindungi. Ada apa dengan suara itu? Dan kenapa dengan hati ini?

"Re" panggil boy panik.

"Kenapa bisa begini?"

"Pegang tangan gue, pegang yang kenceng"

"Gue takut" lirik Reva sembari menunduk.

"Ada gue, gausah takut. Sekarang mana tangan lo, pegang tangan gue yang kenceng" Reva mengikuti perkataan boy, dengan sekuat tenaga Reva berusaha menggapai uluran tangan boy. Boy langsung menarik tangan Reva sekuat tenaganya.

"Boy stop" manik boy menatap lekat wajah Reva seakan meminta jawaban.

"Gue gakuat" lirih Reva, Reva tidak berbohong dia memang sudah tidak kuat lagi. Tubuhnya lemas, kakinya keram, berjalan berjam-jam tanpa arah dan sekarang dirinya harus terjatuh di jurang seperti ini.

"Lo ngomong apa sih re hah? Lo bisa ayo" ya.. boy tidak mau Reva menyerah.

"Jangan nyerah plis, lo pasti bisa"  tatapan tajam milik boy seakan sirna dan berganti dengan tatapan teduh yang mampu membuat Reva luluh. Ya.. Reva tidak ingin menyerah dia pasti bisa.

Reva berusaha kembali agar bisa naik di bantu boy yang menarik tangan Reva. Mereka sama-sama berjuang sekuat tenaga agar Reva bisa naik ke atas, dan usaha mereka tidak sia-sia.

Grep. . .

Dengan sekali tarikan tubuh Reva sudah berada di pelukan boy. Boy memeluk tubuh Reva erat seakan tidak mengizinkan Reva untuk pergi lagi. Sama halnya dengan Reva ada rasa aneh yang Reva rasakan, rasa ini seakan asing bagi Reva. 

"B—boy"

"You are mine from now on"

Reva terdiam, lidahnya terasa kelu untuk mengungkapkan perasaan nya saat ini. Namun detak jantung berdetak cepat, dan dersiran yang akhir-akhir ini memenuhi hatinya seakan terjawab. Perasaan asing yang semakin lama semakin terasa,jadi ini cinta?

"Lo milik gue mulai sekarang mutiara alreva Ervando" bisik boy tepat di telinga Reva.

Jika kalian tanya perasaan Reva saat ini seperti apa? Entahlah Reva pun tidak bisa mendeskripsikan perasaan nya saat ini.

Boy melonggarkan pelukan nya agar bisa menatap wajah Reva. Boy tatap dalam-dalam manik teduh milih Reva begitupun dengan Reva yang menatap dalam-dalam mata tajam boy yang kini entah kenapa manik boy terasa begitu teduh. . . Seakan lewat tatapan itu mereka menyalurkan perasaan mereka masing-masing yang tidak bisa di ungkapkan lewat kata-kata.

Mereka bahkan merasa asing dengan perasaan yang mereka rasakan saat ini. Namun mereka tau bahwa ini adalah cinta. Sebuah rasa yang belum pernah sama sekali mereka rasakan, dari awal bertemu hingga detik ini mereka mencoba mencari jawaban dari setiap dersiran aneh yang muncul tiba-tiba di diri mereka, dan ini jawaban dari setiap dersiran aneh itu.

Reva tersenyum, senyuman yang belum pernah boy lihat bahkan belum pernah semua orang lihat.

Tangan boy bergerak menyalip kan rambut Reva ke belakang telinga Reva "Lo cantik"

🦋

Nungguin ya? AHAHA liat aku baik banget kan ngeusahain buat up.

Tapi jujur aku ga semangat buat up lagi. . . Pliss kalian yang baca cerita aku jangan cuma baca doang ya! Dukung aku dengan cara VOTE, KOMEN, DAN FOLLOW!!

Karna jujur itu yang bikin aku semangat dan rajin buat up.

gimana part ini?

Jangan lupa VOTE, KOMEN AND FOLLOW

jangan lupa juga SHARE cerita ini ke temen-temen kalian ><

thank u and see u

Ig/niswahamni_



GRISHAM BOY [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang