44. Di kepung

2.4K 116 7
                                    

Happy Reading

44. Di kepung.

Reva tersentak kaget saat di ujung tangga menemukan keberadaan perempuan yang sangat di kenalinya sedang berdiri di bawah tangga dengan wajah bingung nya.

"Ka letta."

"Itu Rio kenapa? kok sampe lari-lari gitu?." Tanya Aletta bingung sembari menunjuk ke arah lorong koridor lantai 3 yang menampilkan laki-laki dengan seragam yang sama sedang lari ketakutan.

Reva menghedikkan bahunya acuh. "Gatau." Jawabnya.

Aletta mengerutkan keningnya, kemudian mengangguk. "Oh ya lo di suruh ke ruang bk .. Ada masalah?." Tanya nya hati-hati di akhir.

Reva mengernyitkan keningnya, di panggil ke ruang bk? Rasanya akhir-akhir ini tidak ada masalah. Ia merasa baik-baik saja, lalu kenapa ini?

"Gak ada, mau silaturahmi kali." Jawab nya asal. Kaki jenjangnya melangkah ke area koridor lantai 3 di susul dengan aletta yang mengikutinya.

"Gila aja lo! .. Gue denger-denger lo ribut sama anak SMA Karangturi, bener?." Tanya aletta tanpa menghentikan langkah kakinya.

Reva menaikan satu alisnya sembari menatap lurus, kemudian sudut bibirnya terangkat. Jadi masalah ini? Oke sekarang dirinya mengerti mengapa ia di panggil ke ruang bk. Permasalahan lusa, yang rupanya sampe di bawa ke SMA Garuda.

"Bukan gue yang ribut."

"Terus siapa?." Tanya aletta semakin tertarik.

"Boy sama gerry." Jawab gadis itu seadanya.

Aletta menghentikan langkahnya ketika mendengar nama yang menarik perhatian nya, membuat reva ikut menghentikan langkahnya. "G-gerry SMA Karangturi?." Tanya nya dengan hati-hati.

Reva mengangguk, menatap takut ke arah aletta yang justru tersenyum-senyum sendiri saat ini. "lo kerasukan kak?." Celetuknya membuat aletta menabok pelan lengan reva.

"Enak aja! .. btw gerry sama boy ribut sama tuh orang karna apa?." Tanya aletta penasaran.

Reva menghedikkan bahunya acuh, sembari melanjutkan langkah kakinya. "Tanya aja langsung sama orang nya." Aletta mendengus sebal, mau nya si gitu! Tapi gabisa gimana dong?.

Eh bukan gabisa, tapi belum bisa.

"Oh ya rev, sorry ya gara-gara gue lo jadi terpaksa harus gantiin posisi gue. Gue tau lo pasti terbebani banget waktu itu, sorry ya." Aletta merasa bersalah atas terjadinya kejadian lusa yang mengharuskan dirinya tidak bisa melaksanakan kewajiban nya.

Reva mengangguk. "Gapapa, gue harap kedepan nya ga gitu lagi." Balas reva.

Ia masih sedikit kesal dengan kejadian lusa, hal mengejutkan itu tiba-tiba datang dan ia belum mempunyai persiapan apapun rasanya benar-benar membuatnya ingin hilang dari bumi saja.

Aletta tersenyum menanggapinya. "Tapi lo keren rev, lo bisa nyesuain diri lo. Proud off you." Bangga nya.

"Lumayan susah buat nyesuain nya, tapi karna gue inget bawa nama lo jadi gue coba." Balas reva sembari melipat kedua tangan nya di depan dada.

Aletta terkekeh. "Sekali lagi sorry ya, dan thanks lo udah ngelakuin yang terbaik buat cheers kita." Ujar nya dengan tulus.

Reva mengangguk. "Sama-sama kak." Balas nya sembari tersenyum tipis.

Tidak di pungkiri, berkat aletta ia bisa merasakan kembali rasanya menjadi anggota cheers dan seorang leader cheers, ini adalah impian nya dulu saat masih smp. Ia mempunyai cita-cita untuk menjadi leader cheers di SMA barunya, dan impian nya menjadi nyata. Harusnya beribu kata trimakasih itu untuk aletta, bukan dirinya.

GRISHAM BOY [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang