47. Not a psychopath

1.2K 35 0
                                    

Happy Reading

Di ruangan dengan nuansa hitam, dan bau anyir yang mencuat. Disini, di tempat ini suasana seketika menegang kala perlahan langkah kaki beberapa orang mulai terdengar menuju tempat ini. Jantungnya berdebar tak karuan, menerka-nerka apa yang akan terjadi setelah ini.

Apa mereka akan habis detik ini juga?

"Muka mereka asing semua." Celetuk Daniel memperhatikan satu persatu wajah tahanan di depan nya.

Ares mengangguk setuju, dari 4 orang yang terkurung disini tidak ada satupun wajah yang ia kenali. Semuanya terasa asing, entah siapa mereka.

"Bener, gue juga ngrasa gitu." Balas Ares menyetujui.

"Gue rasa ini anggota perekrutan baru, mereka ngumpulin orang-orang baru buat ngehidupin Lions geng yang udah mati." Opini Alex yang di angguki setuju oleh mereka semua.

Dewa melangkahkan kakinya ke depan, mendekati para tahanan yang mereka ikat disini. Perlahan, semakin dekat. Ia lebih mudah mengenali satu persatu wajah di depan nya.

"Apa rencana geng lo?." Tanya nya dengan pelan.

Salah satu di antara mereka, menatap remeh Dewa. "Haha, lo gatau? bodoh!." Jawabnya diselingi dengan tawa remehnya.

Salah satu alis dewa naik ke atas membentuk sebuah pertanyaan. "Gue bodoh? bukan nya lo semua yang bodoh?." Tanya nya dengan tersenyum miring.

"Lo yang bodoh anjing! bukan kita!." Sahut Salah satu di antara mereka yang tidak terima.

"lo semua bodoh! karna udah mau-maunya masuk ke lionsgeng dan di suruh buat bales dendam sama dendam yang bahkan kalian sendiri gatau apa masalahnya." Ujar Dewa tenang tetapi menusuk.

Mereka semua diam, entah apa yang sedang di pikirkan. Entah apa yang perlahan menguasai pikiran mereka sendiri.

Salah satu dari mereka tertawa keras. Kemudian menatap dewa dengan tajam. "Gue gatau masalahnya? lo salah! gue jelas tau masalahnya, pembunuh kaya kalian harus di habisin!."

Alex mengerutkan keningnya, kemudian tertawa hambar. "Pembunuh? kita pembunuh? ga salah denger? bukan nya ketua lo yang pantes dapet sebutan itu?." Sahutnya dengan kedua tangan yang sudah terkepal.

pria berambut iklan dengan kedua tangan yang di ikat kuat itu menatap tajam ke arah Alex tak terima. "Ketua gue bukan pembunuh bangsat! tapi ketua lo! dia pembunuh!." Bentaknya.

Alex tertawa keras. "Tolol!."

Ares menahan Alex yang sudah mulai di kuasi emosi, jika di biarkan terus menerus yang ada semua tahanan disini kena bantai oleh Alex. Dan itu tidak boleh terjadi, masih banyak yang belum mereka selesaikan dengan para tahanan disini yang di anggap sebagai kunci jawaban dari semua permasalahan yang ada.

"Tahan emosi lo anjing!." Sargah Ares menahan Alex.

Dewa menatap tenang, ia berjalan menuju salah satu kursi yang berada di depan para tahanan. Kemudian mendudukan bokongnya disana, menaruh kaki kanan nya di atas kaki kirinya. Kedua tangan nya melipat di depan dada, matanya menghunus lawan bicaranya.

"Oke, sekarang gue tanya. Emangnya cerita apa yang lo denger dari ketua lo? sampe lo berfikir kaya gini?." Tanya dewa membuat semua tahanan diam seribu bahasa.

GRISHAM BOY [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang