48. Keliling kota bandung

1.2K 38 0
                                    

Happy Reading

Fiersa Besari - Bandung

Hari ini adalah hari yang menegangkan bagi seluruh siswa SMA Garuda, karena hari ini adalah hari dimana mereka akan menerima hasil dari nilai ujian mereka kemarin. Sekaligus hari dimana penentuan mereka naik ke kelas berikutnya atau tidak.

Benar sekali, hari ini adalah hari penerimaan raport semester 2. Setelah melakukan ujian yang sudah di pastikan tidak mudah bagi mereka, dan melewati KTS yang sangat menghibur, iya menghibur dompet mereka. Kini akhirnya selesai juga, tinggal penerimaan rapot.

Sambil menunggu orang tua mereka masing-masing datang, saat ini mereka sedang berada di kantin ramai-ramai. Memang jadwal berangkat siswa dan orang tua di bedakan, siswa di perintahkan untuk berangkat lebih awal entah untuk apa. Tetapi katanya sih untuk membereskan kelas, dan menyiapkan tempat.

Tetapi pada dasarnya ini The cruel, jadi sudah di pastikan membereskan kelas bukan tugasnya.

"Heran gue, pada rajin-rajin amat sih lo pada berangkat." Ujar Daniel menatap bingung ke arah teman-temannya.

Alex dengan perasaan kesalnya melemparkan sendok yang terletak di meja kantin itu ke arah Daniel. "Ngaca goblok! lo juga berangkat." Sahutnya keras.

Dug..

Daniel meringis sakit kala sendok itu berhasil mengenai kepalanya. "Sakit bego." Ujar sembari balik melempar sendok itu tetapi lebih pelan.

Kemudian ia membenarkan sedikit duduknya. "Lagian gue mah berangkat karna kepo sama nilai gue." Lanjutnya.

Aris memutat bola matanya malas. "Yaelah niel, niel. Nilai lo D semua aja di kepoin." Sahut laki-laki itu yang mengundang gelak tawa dari teman-teman nya yang lain.

"Nah tuh bener! Kalo kata gue mah lo anteng aja di rumah tidur terus bangun-bangun udah di suguhin rapot isinya D semua sama emak lo. Apa ga enak banget tuh." Imbuh Alex meledek.

Daniel melirik sinis ke arah keduanya. "Eh gini-gini D juga hasil mikir sendiri ya, kaga kaya lo berdua A hasil nyontek si boy." Sahutnya tak Terima.

Alex mendelik tak terima. "Eh itumah lo ya kudanil bukan gue." Timpalnya.

"Gausah nunjuk-nunjuk, orang itu kelakuan lo semua." Celetuk Dewa sembari mengambil gorengan bakso yang tersedia di atas meja itu.

Sontak semua meringis, benar juga. Inimah mereka namanya lagi ngomongin kelakuan mereka sendiri. Aduh jadi malu.

Daniel tersenyum lebar. "Hehe, sorry boy." Ujarnya sembari mengangkat dia jarinya membentuk Peace. Sedangkan boy hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya saja melihat kelakuan teman-teman nya itu.

Biarlah mereka melakukan sesukanya walau seperti orang tidak waras, asalkan dirinya masih waras.

Dewa meminum Sprit putih, meneguknya hingga setengah. Kemudian beralih menatap ke sepupunya. "Nilai lo gimana? Aman?. " Tanya nya.

Boy menoleh, kemudian mengangguk yakin. "Aman." Jawabnya yang di balas anggukan juga oleh dewa.

"Kalo boy mah gausah di tanya, jelas aman lah orang rapot nya dari kelas 10 sampe sekarang A semua gak ada yang B. Heran gue." Sahut Daniel yang sudah tau betul mengenai teman nya itu.

GRISHAM BOY [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang